40 yang dimaksud yaitu upaya konselor untuk membuat konseli merasa
diterima serta dihargai sebagai individu yang berbeda, dalam upaya berpartisipasi memahamkan konseli mengenai keadaan dirinya dan
membantu konseli untuk mampu menentukan sikap secara mandiri dan bertanggungjawab.
C. Buku Panduan
1. Pengertian Buku Panduan
Upaya memenuhi kompetensi profesional guru BK khususnya dalam pemberian layanan konseling akan lebih terbantu dengan adanya
media. Media tersebut dapat berupa media audio, visual maupan kombinasi antar keduanya yaitu audio-visual. Namun. berdasarkan
analisis kebutuhan yang peneliti lakukan, para Guru BK membutuhkan suatu media visual berupa buku panduan konseling person centered demi
tercapainya upaya penanganan permasalahan yang bersumber dari kesenjangan antara real self dan ideal self.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:172 buku adalah lembar kertas yang berjilid berisi tulisan. Sedangkan panduan adalah
pengiring atau petunjuk. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa buku panduan merupakan sebuah buku yang berisikan petunjuk
kepada pembaca untuk melakukan langkah-langkah yang disampaikan dalam buku panduan tersebut dengan mudah. Jadi, buku panduan
pelaksanaan konseling person pentered merupakan buku yang
41 memberikan petunjuk kepada pembaca yaitu guru BK dalam melakukan
praktik konseling dengan pendekatan person centered sesuai dengan standar kelayakan.
2. Aspek dalam Buku Panduan
Dalam pembuatan buku panduan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan agar sesuai dengan kondisi dan keperluan untuk dapat
membantu meningkatkan
taraf kehidupan
masyarakat Mulyati
Arifin1995:191. Lebih lanjut juga dijelaskan ada 11 aspek golongan kriteria penilaian kualitas buku petunjuk, yaitu :
a. Aspek penulisan dan organisasi buku petunjuk
Organisasi buku petunjuk merupakan sistematika penulisan yang sesuai dan runtut. Bertujuan agar setiap tahap kegiatan tidak ada yang
terlewatkan. b.
Aspek kebenaran konsep Konsep yang dituliskan dalam buku panduan harus dijamin
kebenarannya, karena ketika konsep tersebut salah, maka akan banyak pengguna buku panduan tersebut berjalan dengan salah. Hal ini akan
sangat membahayakan subjek yang menjadi pelaku percobaan bahkan bisa berakibat fatal.
c. Aspek keleluasaan konsep
42 Keleluasaan konsep yang diterapkan dalam buku panduan bertujuan
agar pembaca nantinya bisa mengembangkan lebih luas dari yang tertulis, selama masih dalam batasan-batasan konsep yang sebenarnya.
d. Aspek kedalaman konsep
Jika konsep yang dijelaskan dalam buku panduan kurang mendalam, maka pengguna buku panduan akan merasa kebingungan. Idealnya
dalam buku panduan dijelaskan konsep yang mendalam agar tidak terjadi kesalahpahaman penggunaan aturan yang tercantum dalam
buku panduan. e.
Aspek kejelasan kalimat dan tingkat keterbacaan Semakin jelas kalimat yang dituliskan dalam buku panduan, maka
pembaca akan lebih mudah memahami isinya, sehingga akan terhindar dari
kesalahpahaman pengertian
petunjuk. Selain
itu juga akanmemudahkan subjek untuk melakukan apa yang dituliskan dalam
panduan tersebut. f.
Aspek kejelasan kegiatan Kegiatan yang digambarkan dalam buku panduan harus jelas agar
pembaca mengetahui arahan dari tujuan panduan tersebut. g.
Aspek muatan kurikulum. Jika ada kurikulum yang harus diikuti dalam pembuatan buku
panduan, maka rincian petunjuk yang dituliskan juga harus sesuai dengan kurikulum tersebut, agar sesuai dengan secara umum.
43 h.
Aspek tingkat keterlaksanaan kegiatan. Tingkat keterlaksanaan kegiatan dimaksudkan agar pembaca
memahami dengan jelas kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan panduan yang tertulis.
i. Aspek evaluasi
Aspek evaluasi ditujukan agar pembaca bisa menilai sejauh mana keberhasilan yang sudah dicapai setelah melakukan kegiatan sesuai
dengan yang dijelaskan dalam buku panduan. j.
Aspek tampilan fisik buku petunjuk. Tampilan fisik buku panduan harus dibuat semenarik mungkin agar
pembaca juga tertarik untuk terus membacanya.Selain itu, dengan tampilan yang menarik maka pembaca tidak cepat bosan.
3. Tujuan Buku Panduan