Konsep Dasar Person Centered

30 Semua konselor atau terapis adalah peneliti. Ia membuat hipotesis tiap kali mereka memutuskan tentang cara menangani konselikonseli tertentu dan cara merespons ucapan atau rangkaian ucapan konseli. Konseli juga peneliti yang membuat prediksi tentang bagaimana dirinya sebaiknya mengatur hidup. Oleh karena itu jika seorang konselor menggunakan teori secara tepat, konseli juga akan lebih percaya bahwa konsekuensi terhadap perilakunya kedepan mendapatkan kontrol yang baik dari konselor. Berdasarkan pemaparan pada bagian latar belakang, menunjukkan bahwa kebanyakan para siswa mengalami permasalahan kesenjangan antara real self dan ideal self. Jika hal itu dibiarkan akan bekembang lebih jauh kearah perilaku negatif. Oleh karena itu, masalah yang bersumber dari kesenjangan antara real self dan ideal self, akan lebih tepat jika diselesaikan dengan konseling yang didukung teori person centered. Meskipun dalam beberapa pelaksanaan konseling perlu diadakan kombinasi antar teori agar konseling lebih berhasil optimal.

2. Konsep Dasar Person Centered

Person centered adalah teori yang dikembangkan oleh Carl Ransom Rogers yang merupakan bagian khusus dari terapi humanistik. Pada mulanya Rogers menyebutnya pendekatan client-centered therapy terapi berpusat pada klien, tetapi kemudian dia menyadari pentingnya memperlakukan individu yang dibantunya sebagai personal, bukannya 31 seorang konseli. Maka dari itu ia selanjutnya memakai istilah person- centered therapy . Pendekatan ini bertujuan untuk membina kepribadian konseli secara integral, berdiri sendiri, dan mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya sendiri. Kepribadian yang integral adalah struktur kepribadiannya tidak terpecah artinya sesuai antara gambaran tentang diri yang ideal ideal self dengan kenyataan diri sebenarnya actual self. Kepribadian yang berdiri sendiri adalah yang mampu menentukan pilihan sendiri atas dasar tanggung jawab dan kemampuan. Sebelum menentukan pilihan tentu individu harus memahami dirinya kekuatan dan kelemahan diri dan keadaan diri tersebut harus diterima. Senada dengan pernyataan sebelumnya, Sofyan S. Willis 2010: 63 juga menyatakan bahwa person centered yang juga disebut client centered therapy adalah sebuah metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan konseli, agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self diri konseli yang ideal dengan actual self diri konseli yang sebenarnya. Richard Nelson-Jones 2011: 129 menambahkan bahwa person centered adalah pendekatan konseling dan terapi yang dimaksudkan untuk membantu konseli memenuhi potensi unik mereka dan menjadi pribadinya sendiri. Teori ini menentang kecenderungan otoritarian dalam terapi maupun parenting dan mendukung hak-hak konseli untuk menemukan arahnya sendiri. Gibson dan Mitchell 2011: 213 juga mengungkapkan bahwa pendekatan person centered menitikberatkan 32 kemampuan dan tanggung jawab konseli untuk mengenali cara pengidentifikasian dan cara menghadapi realitas secara lebih akurat. Semakin baik konseli mengenali dirinya, semakin besar kemampuan mereka mengidentifikasi perilaku yang paling tepat untuk dirinya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan person centered adalah pendekatan yang menitikberatkan pada kemampuan konseli dalam memahami potensi yang dimiliki dan menjadikan potensi tersebut sebagai modal untuk mengidentifikasi perilaku yang paling tepat untuk dirinya. Pendekatan ini memandang individu sebagai pribadi yang mampu membuat keputusan- keputusan sendiri, mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta memiliki kapasitas mengaktualisasikannya sebagai pribadi yang bertanggung jawab secara mandiri.

3. Ciri-ciri Pendekatan Person centered