Proses Konseling dengan Pendekatan Person centered

36 Corey 1986 menyatakan bahwa dalam konseling dengan pendekatan ini seorang konselor perlu memenuhi fungsi sebagai berikut : a. Menciptakan hubungan yang permisif, terbuka, penuh pengertian dan penerimaan agar konseli bebas mengemukakan masalahnya b. Mendorong kemampuan konseli untuk melihat berbagai potensinya yang dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan c. Mendorong konseli agar ia yakin bahwa ia mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. d. Mendorong konseli agar ia mampu mengambil keputusan dan bertanggungjawab sepenuhnya atas keputusan yang telah ditetapkannya. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa peran konselor dalam pendekatan person centered adalah memfasilitasi konseli dalam pencapaian pemahaman terhadap dirinya serta mendorong konseli bahwa ia mampu membawa perubahan yang lebih baik terhadap dirinya sendiri. Konselor bersikap hanya sebagai pendengar aktif dan sesekali memberikan umpan balik, karena arah dan tujuan konseling pada pendekatan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab konseli, bukan pada konselor.

6. Proses Konseling dengan Pendekatan Person centered

Menurut Willis 2010: 64 tahap-tahap konseling person centered sebagai berikut: 37 a. Konseli datang kepada konselor dengan sendirinya. Jika konseli datang dengan suruhan orang lain, makan konselor harus mampu menciptakan situasi yang sangat bebas dan permisif dengan tujuan agar konseli memilih apakah ia akan terus minta bantuan atau akan membatalkanya. Karena pendekatan person centered menekankan pada kebebasan konseli mengungkapkan apa yang ingin Ia utarakan secara sukarela. b. Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab konseli,untuk itu konselor menyadarkan konseli. Pada tahap awal, diperlukan adanya kontrak yang menegaskan mengenai hak dan kewajiban baik konselor dan konseli . Salah satunya berupa penegasan bahwa pada proses konseling ini, kedudukan konseli sebagai pelaku utama dan bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang akan diambil. c. Konselor memberanikan konseli agar ia mampu mengungkapkan perasaanya. Konselor harus bersikap ramah, bersahabat, dan menerima konseli sebagaimana adanya. Langkah pertama yang konselor perlu lakukan yaitu menerima apa adanya. Dengan demikian konseli akan merasa nyaman mengutarakan isi hatinya tanpa keraguan. d. Konselor menerima perasaan konseli serta memahaminya. Konselor mencoba merefleksikan perasaan yang sedang konseli alami. e. Konselor berusaha agar konseli dapat memahami dan menerima keadaan dirinya. Dalam hal ini konselor diharapkan mampu membantu konseli memahami real self atau keadaan dirinya baik berupa kekurangan maupun kelebihan atau potensi yang ada pada diri konseli. f. Konseli menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil perencanaan. Dengan kemampuan konseli memahami keadaan dirinya sendiri, kedepannya ia akan lebih mampu menentukan sikap yang seharusnya dilakukan demi kebaikan masa depannya. g. Konseli merealisasikan pilihanya. Setelah menentukan rencana sikap atau perilaku, selanjutnya konseli merealisasikannya dalam kehidupan. Pemaparan proses konseling tersebut hanyalah gambaran secara umum saja. Proses konseling dengan pendekatan person centered akan berjalan dinamis karena arah dan tujuan konseling akan ditentukan oleh 38 apa yang disampaikan oleh konseli dan apa yang menjadi tujuannya dalam proses konseling.

7. Teknik – Teknik Konseling Person centered