76 demonstrasi perhatian siswa dapat lebih dipusatkan pada pelajaran yang
sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkrit,
sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat
untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman yang langsung
serta dapat mengembangkan kecakapannya. Walaupun demikian kita masih melihat kelemahan teknik ini adalah:
bila alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh
seluruh siswa. Selama demonstrasi dilakukan, dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi, dengan bahasa
dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup; maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus; atau
dijalankan tergesa-gesa; sehingga hasilnya kurang memuaskan. Dalam demonstrasi bila siswa tidak diikutsertakan maka proses
demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi tersebut. Untuk menghindari hal tersebut terkadang
metode demonstrasi dikombinasikan dengan pemakaian teknik yang lain sehingga mampu mengatasi kekurangan metode demonstrasi.
77
d. Pengertian Metode Latihan
Salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan untuk menguasai suatu keterampilan adalah teknik latihan atau drill.
Menurut Roestiyah 2008:125 “Metode latihan atau drill ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan
latihan, agar
siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari”. Latihan yang praktis, mudah dilakukan; serta teratur dalam
pelaksanaannya akan
membina anak
didik dalam
meningkatkan penguasaan keterampilan tersebut; bahkan mungkin siswa tersebut dapat
menguasai keterampilan tersebut dengan sempurna. Hal ini menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu.
Menurut Roestiyah 2008:125 teknik mengajar latihan ini bertujuan agar siswa:
1 Memiliki keterampian motorisgerak; seperti menghafalkan kata-kata, menulis, menggunakan alatmembuat suatu benda; melaksanakan
gerakan dalam mata pelajaran tertentu 2 Mengembangkan kecakapan intelek
3 Memiliki kemampuan untuk menghubungkan antara suatu keadaan dengan hal lain
Dalam penggunaan teknik latihan agar berhasil dan berguna hal-hal yang perlu diperhatikan oleh instruktur antara lain Roestiyah,2008:126:
78
1 Setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan yang sebelumnya.
Hal ini disebabkan karena situasi dan pengaruh latihan yang sebelumnya berbeda dengan latihan yang dilaksanakan sekarang.
Kemudian perlu diperhatikan juga adanya perubahan situasikondisi belajar yang menuntut tanggapanrespon yang berbeda juga. Perlu
juga disadari bahwa ada keterampilan yang mudah dikuasai dalam waktu singkat. Dan juga ada keterampilan yang sukar sehingga
memerlukan jangka waktu yang lama dengan latihan yang maksimal untuk menguasainya.
2 Guru perlu memperhatikan nilai dari latihan serta kaitannya dengan
materi yang
diajarkan. Dalam
persiapan sebelum
melaksanakan latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti
dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik
sebelum latihan mendorongmemotivasi siswa agar responsif, berarti dan bermakna bagi siswa sehingga pengetahuan tersebut tinggal lebih
lama dalam jiwanya dan siap untuk digunakandimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan.
Untuk pelaksanaan
teknik latihan
perlu diperhatikan
juga kelemahan-kelemahannya antara lain Roestiyah, 2008:126-127:
1 Dalam latihan sering terjadi cara-caragerak yang tidak bisa diubah, karena
merupakan cara
yang sudah
dibakukan. Maka
akan
79 menghambat
bakat dan
inisiatif siswa.
Mereka tidak
boleh menggunakan cara lain atau cara menurut pikirannya sendiri. Hal itu
sangat terasa bila latihan itu dilakukan bersama. Juga dalam latihan individual, kadang-kadang bakat anak itu perlu didorong dan
dikembangkan selama tidak menyimpang dari penguasaan nilai yang akan dicapai. Hal itu tidak bisa terjadi bila latihan tersebut tidak
fleksibelkaku. 2 Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang sudah
dianggap baik
dan tepat,
sehingga tidak
boleh berubah,
mengakibatkan keterampilan yang diperoleh siswa umumnya juga menetap, yang kemudian menjadi kebiasaan yang kaku. Bila situasi
berubah siswa akan sukar menyesuaikan diri dan tidak bisa mengubah cara latihan untuk mengatasi perubahan keadaan tersebut.
3 Terkadang latihan langsung dilaksanakan dengan tidak menyertakan penjelasan yang diperlukan sehingga menyebabkan ketidakpahaman
siswa 4 Siswa hanya melakukan latihan yang diajarkan tanpa mengerti
sepenuhnya tujuan latihan tersebut sehingga akan terjadi verbalisme. Agar
tujuan latihan
dapat berhasil
dicapai dengan
baik, instrukturguru perlu memiliki carateknik lain yang menunjang teknik
latihan ini, sehingga kelemahannya bisa diatasi dengan teknik lain. Untuk kesuksesan
pelaksanaan teknik
latihan tersebut
guru perlu
80 memperhatikan langkah-langkahprosedur sebagai berikut Roestiyah,
2008:127-129: 1 Gunakanlah latihan hanya untuk pelajaran atau tindakan yang
dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
2 Guru harus memilih latihan yang bermakna, dan dapat menanamkan pengertian dan pemahaman tujuan latihan sebelum melaksanakan
latihan tersebut. Latihan tersebut juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang maupun di masa
yang akan datang. Dengan latihan tersebut siswa merasakan perlunya latihan itu dilaksanakan untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.
3 Di dalam latihan pendahuluan instrukturguru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena dalam latihan permulaan tersebut guru belum
bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan selanjutnya guru perlu meneliti hambatan atau
kesukaran yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian guru menunjukkan
kepada siswa respon atau tanggapan yang benar, dan memperbaiki respon yang salah. Jika perlu guru mengadakan variasi latihan dengan
mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul respon yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau
keterampilannya.