Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 dipraktekkan pada saat mengajar. Metode pembelajaran diarahkan untuk menekankan pada pembelajaran melalui proses, sehingga dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik kognitif, afektif sikap maupun psikomotor keterampilan. Tidak semua metode pembelajaran yang diterapkan mencapai semua aspek kompetensi yang diharapkan, sehingga diperlukan suatu metode pembelajaran yang inovatif ataupun mengkombinasikan beberapa metode mengajar yang sering digunakan sehingga upaya untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa dapat dimaksimalkan. Berdasarkan survei dan wawancara langsung dengan guru mata pelajaran keterampilan Tata Busana sebelum melakukan tindakan dapat diketahui dari observasi pra siklus bahwa kompetensi menjahit blus merupakan salah kompetensi yang belum mencapai nilai yang maksimal. Hasil pekerjaan siswa belum dapat dikatakan baik dan belum memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Masih terdapat siswa yang menjahit blus dengan teknik yang kurang tepat. Siswa tidak memperhatikan langkah-langkah menjahit yang terdapat pada jobsheet secara cermat sehingga mempengaruhi hasil pekerjaan siswa. Pemahaman jobsheet yang masih kurang mendalam menandakan siswa masih membutuhkan bimbingan dan contoh langsung dari guru. Kurangnya ketertarikan siswa pada materi menjahit blus disebabkan oleh metode ceramah yang tidak menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Metode ceramah yang tidak disertai variasi penggunaan metode lain ternyata dianggap membosankan oleh siswa. Siswa merasa kesulitan mengerjakan 5 tugas yang diberikan karena kurangnya pemahaman teknik menjahit melalui penjelasan dengan metode ceramah, yang mengakibatkan pengumpulan tugas tidak sesuai dengan waktu yang diberikan. Selain itu terdapat beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru dengan mengulang-ngulang pertanyaan yang sama dikarenakan kurang memperhatikan proses pembelajaran, dan tidak memperhatikan teman lain yang sedang bertanya. Keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya kegiatan pembelajaran sehingga siswa mengalami hambatan dalam menjahit blus. Keterbatasan sarana dan prasarana juga ikut mempengaruhi pencapaian kompetensi menjahit siswa, karena ruangan yang tersedia tidak terlalu luas sehingga menghambat siswa dalam proses pembelajaran praktek. Terkadang siswa harus memotong kain di lantai karena tidak tersedianya ruangan yang cukup. Apabila diperlukan proses pembelajaran teori harus menempati ruangan kelas lain yang sedang tidak dipakai. Variasi penggunaaan media pembelajaran belum banyak dilakukan sehingga kurang menarik perhatian siswa. Di ruang keterampilan menjahit hanya tersedia media papan tulis. Apabila memerlukan LCD dan projector tidak memungkinkan karena keterbatasan jumlah dan harus berebut dengan kelas lain. Pada pembelajaran menjahit blus, guru lebih cenderung menggunakan metode pembelajaran ceramah saja. Metode ini kurang memberikan hasil yang maksimal, dikarenakan siswa merasa jenuh sehingga semangat belajar siswa menjadi rendah. Pembelajaran konvensional yang diterapkan membuat siswa hanya duduk, 6 bertanya dengan pertanyaan yang sama secara berulang-ulang, mendengar, mencatat dan menghafal. Hal ini berpengaruh terhadap pencapaian KKM siswa yaitu 57,14 8 dari 14 siswa belum mencapai KKM tuntas. Pencapaian KKM pada materi menjahit blus mempunyai standar pencapaian minimal yang telah ditetapkan yaitu sebesar 100 dari keseluruhan jumlah siswa memenuhi standar KKM yaitu ≥75. Materi, pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran harus disusun sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif sehingga tercapai kompetensi yang sesuai sasaran. Guru membutuhkan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam mengoptimalkan keterampilan siswa dalam pembelajaran keterampilan Tata Busana. Guru dituntut dapat berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga memberikan peluang untuk guru mengembangkan kreativitasnya. Beberapa upaya kreatif dan inovatif yang dapat dilakukan, dengan mengusahakan pembelajaran yang mampu menghasilkan lulusan yang berkompeten dengan harapan dapat mengembangkan pemahaman, ketelitian, kreativitas, keaktifan, kekritisan dan kecerdasan siswa. Dengan upaya guru yang kreatif dan inovatif diharapkan siswa mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, aktif, dan menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan adanya suatu pembelajaran yang menarik, mudah dipahami, merangsang sikap aktif siswa dan tidak membosankan sehingga dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran menjahit blus metode pembelajaran yang 7 sering digunakan adalah ceramah konvensional dengan media papan tulis. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang variatif dan menarik perhatian siswa. Hal ini belum cukup efektif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan seperti siswa yang bertanya dengan pertanyaan yang sama dan berulang-ulang, kurang memperhatikan langkah-langkah dalam mengerjakan tugas dan tidak dikerjakan tepat waktu. Metode ceramah perlu ditambah dengan metode lain seperti demonstrasi, diskusi, dan latihan dengan prosedur pelaksanaannya dengan berurutan dan terencana. Pengetahuan siswa juga bertambah dengan adanya demonstrasi di depan kelas, sehingga siswa dapat mempelajari teknik yang tepat dalam menjahit blus dengan lebih jelas. Adanya keterlibatan siswa dalam proses demonstrasi merangsang keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Selain itu, pembelajaran seperti di atas dapat menciptakan situasi KBM yang menyenangkan dan efektif. Salah satu upaya guru dalam menanggulangi kurangnya pencapaian kompetensi menjahit blus adalah dengan menggabungkan beberapa metode pengajaran, salah satu diantaranya yakni metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan CPDL. Metode ini merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan. Guru menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah, disertai dengan media pembelajaran berupa jobsheet yang mendukung penyampaian materi oleh guru. Tahapan demonstrasi yang jelas dan terencana mengenai materi yang diajarkan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi 8 yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media benda jadi atau prototype blus membantu siswa dalam memperhatikan tahapan menjahit blus dengan lebih seksama. Adanya keterlibatan siswa dalam demonstrasi dapat merangsang keaktifan siswa dan lebih menarik perhatian siswa. Selanjutnya siswa melakukan latihan menjahit sesuai dengan langkah-langkah yang telah didemonstrasikan dan mendapat bimbingan dari guru. Perpaduan ketiga metode pokok mengajar yaitu ceramah, demonstrasi, dan latihan diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan pencapaian kompetensi menjahit dalam pembuatan blus di MAN Godean.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari permasalahan yang ada pada MAN Godean khususnya pada mata pelajaran KHM Tata Busana terutama pada materi menjahit blus di kelas X, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, antara lain : 1. Hasil pekerjaan siswa dalam materi menjahit blus belum bisa dikatakan baik masih menggunakan teknik jahit yang tidak tepat dan belum memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. 2. Siswa mengerjakan tugas menjahit blus kurang sesuai dengan standar yang ditetapkan tidak memperhatikan langkah-langkah yang terdapat pada jobsheet 3. Siswa kurang disiplin dan terlambat dalam pengumpulan tugas. 9 4. Beberapa siswa bertanya dengan pertanyaan yang sama dan berulang-ulang karena tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga penggunaan waktu kurang efisien. 5. Keterbatasan ruangan yang tersedia untuk mendukung proses belajar mengajar pada mata pelajaran Keterampilan Hidup Mandiri Tata Busana 6. Ketersediaan media pembelajaran yang kurang memadai untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. 7. Penerapan metode ceramah konvensional pada materi menjahit blus tidak mencapai hasil yang maksimal, yaitu masih terdapat 57,14 8 dari 14 siswa yang belum memenuhi standar KKM yaitu 100 dari keseluruhan siswa mencapai nilai ≥75, sehingga dibutuhkan variasi penggunaan metode pembelajaran. 8. Proses pembelajaran menjahit blus belum memanfaatkan media pembelajaran yang variatif sehingga kurang menarik perhatian siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti perlu membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas. Peneliti akan membatasi pada upaya peningkatan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal pada materi menjahit blus luar melalui penerapan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan pada siswa kelas X MAN Godean untuk mencapai target 100 dari keseluruhan siswa mampu mencapai nilai ≥75, 10 dikarenakan masih terdapat 57,14 8 dari 14 siswa yang belum mencapai standar KKM.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan pada materi menjahit blus siswa kelas X MAN Godean? 2. Bagaimana peningkatan kompetensi menjahit blus siswa kelas X MAN Godean melalui penerapan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan pada materi menjahit blus siswa kelas X MAN Godean. 2. Untuk mengetahui peningkatan kompetensi menjahit blus pada kelas X MAN Godean melalui penerapan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ada 2 yaitu: 1. Secara teoritis 11 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pencapaian KKM pada materi menjahit blus melalui metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan. 2. Secara praktis a. Bagi siswa 1 Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran siswa pada materi menjahit blus. 2 Mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran KHM Tata Busana terutama pada materi menjahit blus di MAN Godean. 3 Mendorong siswa untuk meningkatkan pencapaian KKM pada materi menjahit blus pada mata pelajaran KHM Tata Busana di MAN Godean. b. Bagi Guru 1 Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan tentang model pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kompetensi menjahit blus. 2 Sebagai bahan perbandingan metode mengajar yang dapat digunakan pada mata pelajaran KHM Tata Busana terutama pada materi menjahit blus. 3 Menerapkan metode CPDL pada mata pelajaran KHM Tata Busana pada materi menjahit blus maupun pada pokok bahasan yang lain.

Dokumen yang terkait

Penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor: Penelitian Tindakan Kelas

7 30 116

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI METODE CERAMAH PLUS TANYA JAWAB DAN TUGAS DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02

4 43 161

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA SMK AL MUSYAFA’ KELAS X PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DENGAN CERAMAH DAN MPI

8 119 247

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG PRIA DENGAN METODE SILENT DEMONSTRATION DI MAN GODEAN.

0 2 17

“PENGARUH PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP KOMPETENSI MENJAHIT BLUS SISWA KELAS X DI MAN GODEAN YOGYAKARTA”.

0 1 197

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BLUS MATA PELAJARAN KHM BUSANA KELAS X DI MAN GODEAN.

0 0 263

“PENGARUH PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP KOMPETENSI MENJAHIT BLUS SISWA KELAS X DI MAN GODEAN YOGYAKARTA.

0 2 197

EFEKTIFITAS METODE DEMONSTRASI PADA PEMB

0 0 54

EFEKTIVITAS METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 14 MAKASSAR

0 0 94