Pengertian Metode Ceramah Deskripsi Teori 1. Pengertian Pembelajaran

70 1 Guru sukar mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Guru sering menganggap bahwa siswa yang duduk dengan diam serta mendengarkan pembicaraan yang disampaikan, siswa tersebut sedang belajar. Tetapi sebetulnya sangat mungkin bahwa sebagian besar siswa berlaku demikian hanya sebagai bentuk kesopanan, bukan sebagai pemahaman akan pelajaran yang sedang diberikan. Maka apabila guru menggunakan metode ceramah akan lebih baik jika sesudah pelajaran lalu melaksanakan aktivitas seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Dengan demikian akan tampak sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan Suryosubroto, 2002:167- 168. Sangat penting dilakukan oleh guru untuk memberikan buku pegangan atau media cetak lain seperti moduljobsheethand-out dan lain sebagainya kepada siswa agar penjelasan yang diberikan oleh guru dapat dipahami dan dipelajari lagi oleh siswa secara mendalam.Apabila guru menyuruh siswa bertanya apabila ada materi yang kurang dipahami, namun tidak ada satupun siswa yang bertanya, hal seperti ini tidak menjamin siswa sepenuhnya paham dan mengerti pelajaran yang disampaikan guru. Sebab mungkin sekali bahwa siswa tidak mengajukan pertanyaan karena mereka tidak mengerti atau bingung pada materi yang dipelajarinya. Siswa segan meminta waktu pada guru untuk mengulang bagian yang dirasa sukar baginya, atau mungkin juga ia merasa malu terhadap kawan-kawannya dan gurunya untuk mengakui bahwa ia masih saja belum mengerti terhadap materi yang diajarkan. Guru perlu mengontrol pengertian murid-murid 71 dengan cara diberi tugas atau pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. 2 Siswa seringkali memiliki pemahaman yang berbeda dengan penjelasann guru. Siswa yang memiliki pemahaman yang berbeda dengan guru disebabkan karena ceramah berupa rangkaian kata-kata yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah pengertian, misalnya karena sifatnya yang abstrak atau bias. Beberapa cara untuk menghindari hal antara lain sebagai berikut Suryosubroto, 2002:168. a Menambah keterangan kata-kata untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan sejenis kepada siswa. b Menggunakan alat-alat peraga seperti gambar-gambar dan sebagainya. 3 Materi yang dikuasai siswa terbatas pada materi yang dikuasai guru. Materi yang dikuasai oleh guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada ada yang dikuasai guru Wina Sanjaya, 2011:149. Guru sebaiknya benar-benar menguasai materi yang akan diajarkan kepada siswa, sebisa mungkin mencari berbagai sumber pelajaran yang bervariasi untuk menghindari keterbatasan materi yang akan diajarkan kepada siswa. 4 Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Dalam proses penyajian materi guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa 72 memiliki kemapuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya Wina Sanjaya, 2011:149. 5 Metode ceramah dapat menjadi metode yang membosankan bagi siswa. Menurut Wina Sanjaya 2011:149 guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, menyebabkan ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk, karena gaya bertutur guru tidak manarik. Setiap guru pasti berusaha agar metode pengajaran yang dipakainya mencapai tujuan dengan baik. Demikian juga apabila metode ceramah masih tetap harus dilakukan, maka harus diambil langkah-langkah dan usaha-usaha bagaimana agar metode yang dipakai hasilnya memuaskan. Menurut Suryosubroto 2002:169 langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain: 1 Terlebih dahulu harus diketahui dengan jelas dan dirumuskan secara khusus mengenai tujuan pembicaraan atau materi yang akan dipelajari oleh siswa. 2 Bahan ceramah disusun sedemikian rupa sehingga: a Dapat dimengerti dengan jelas, artinya setiap pemahaman dapat berhubungan antara guru dan murid; b Menarik perhatian murid; c 73 Memperlihatkan pada siswa bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi kehidupan mereka. 3 Menanamkan pengertian yang jelas dimulai dengan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian utama penguraian dan penjelasan pokok-pokok tersebut. Pada akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok penting yang telah dibicarakan tersebut. Dapat pula dilengkapi gambar- gambar, bagan-bagan dan lain sebagainya.

c. Pengertian Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instrukturatau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar, dan mungkin merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut. Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam; sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung Roestiyah, 2008:83. Menurut Muhibbin Syah 2008:208 metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan ataupun materi yang sedang disajikan. Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan bahan pelajaran Sugihartono, 2007:83. 74 Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar yang memperlihatkan atau memperagakan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan bahan pelajaran, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan materi yang sedang disajikan, sehingga seluruh siswa dapat melihat, mengamati, mendengar dan merasakan proses yang ditunjukkan oleh guru tersebut. Adapun penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu, cara membuat sesuatu; dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda atau alat seperti bagian-bagian dari mesin jahit. Siswa juga dapat menyaksikan cara bekerja dari suatu alat atau mesin seperti penggunaan gunting atau cara mengoperasikan mesin jahit. Bila siswa melakukan sendiri demonstrasi tersebut, maka ia juga dapat mengerti cara menggunakan alat tersebut seperti menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan suatu alat atau perkakas maupun mesin, sehingga mereka dapat memilih dan membandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui kebenaran dari suatu teori dalam praktek. Bila guru melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut Roestiyah, 2008:84: 75 1 Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar. 2 Pertimbangkan baik-baik apakah pilihan teknik yang dipakai mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. 3 Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak guru harus mengambil kebijaksanaan lain. 4 Teliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempat kerja. Juga perlu mengenal baik-baik atau mencoba terlebih dahulu agar demonstrasi berhasil dengan baik. 5 Harus sudah menentukan garis baris langkah-langkah yang akan dilakukan. 6 Ketersediaan waktu harus mencukupi, sehingga guru dapat memberi keterangan yang diperlukan, dan siswa bisa bertanya. 7 Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya. 8 Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang. Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh adalah: dengan 76 demonstrasi perhatian siswa dapat lebih dipusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkrit, sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman yang langsung serta dapat mengembangkan kecakapannya. Walaupun demikian kita masih melihat kelemahan teknik ini adalah: bila alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Selama demonstrasi dilakukan, dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup; maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus; atau dijalankan tergesa-gesa; sehingga hasilnya kurang memuaskan. Dalam demonstrasi bila siswa tidak diikutsertakan maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi tersebut. Untuk menghindari hal tersebut terkadang metode demonstrasi dikombinasikan dengan pemakaian teknik yang lain sehingga mampu mengatasi kekurangan metode demonstrasi.

Dokumen yang terkait

Penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan untuk meningkatkan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran PKn di MIS Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor: Penelitian Tindakan Kelas

7 30 116

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI METODE CERAMAH PLUS TANYA JAWAB DAN TUGAS DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02

4 43 161

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA SMK AL MUSYAFA’ KELAS X PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DENGAN CERAMAH DAN MPI

8 119 247

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG PRIA DENGAN METODE SILENT DEMONSTRATION DI MAN GODEAN.

0 2 17

“PENGARUH PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP KOMPETENSI MENJAHIT BLUS SISWA KELAS X DI MAN GODEAN YOGYAKARTA”.

0 1 197

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BLUS MATA PELAJARAN KHM BUSANA KELAS X DI MAN GODEAN.

0 0 263

“PENGARUH PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP KOMPETENSI MENJAHIT BLUS SISWA KELAS X DI MAN GODEAN YOGYAKARTA.

0 2 197

EFEKTIFITAS METODE DEMONSTRASI PADA PEMB

0 0 54

EFEKTIVITAS METODE CERAMAH PLUS DEMONSTRASI DAN LATIHAN (CPDL) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 14 MAKASSAR

0 0 94