29 1
Usaha preventif Usaha ini meliputi; penyuluhan, bimbingan, latihan, pemberian bantuan,
pengawasan, dan pembinaan lanjutan. 2
Usaha represif Usaha ini dilakukan untuk menghilangkan pergelandangan dan
pengemisan serta mencegah perluasannya di masyarakat. Usaha ini meliputi; razia, penampungan sementara untuk diseleksi dan pelimpahan.
3 Usaha rehabilitatif
Usaha ini bertujuan agar gelandangan dan pengemis memiliki kembali kemampuan untuk hidup secara layak sesuai harkat dan martabat manusia.
Usaha ini meliputi; penyantunan, pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali ke masyarakat,
pengawasan, dan pembinaan lanjutan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
penanggulangan gelandangan dan pengemis pada intinya dapat dilakukan dengan tiga bentuk usaha yang dilakukan secara terorganisir yang diatur oleh
peraturan perundang-undangan yaitu melalui usaha preventif, represif, dan rehabilitasi, termasuk di dalamnya adalah kegiatan pemberdayaan.
3. Kajian tentang Pendidikan Luar Sekolah dan Pemberdayaan Gepeng
Gelandangan dan pengemis Gepeng merupakan salah satu golongan atau kelompok lemah yang tidak berdaya. Ketidakberdayaan Gepeng ini
dikarenakan faktor internal seperti malas berusaha, pendidikan yang rendah, mempunyai mental yang lemah, dan cacat fisik maupun mental, sedangkan
30 faktor eksternal seperti kurangnya lapangan kerja, dan adanya pandangan
negatif dari masyarakat mengenai kehidupan Gepeng, sehingga Gepeng tidak dapat dipercaya dan dipandang sebelah mata kehadirannya.
Menurut Edi Suharto 2010: 60 kelompok lemah dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas,
gender, maupun etnis. b.
Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, remaja, penyandang cacat, dan masyarakat terasing.
c. Kelompok lemah secara personal yaitu mereka yang mengalami
masalah pribadi atau keluarga. Berdasarkan pengkategorian tersebut, Gepeng jelas sekali merupakan
kelompok lemah karena secara struktural berada di kelas paling rendah, secara khusus Gepeng adalah kelompok yang diasingkan oleh masyarakat,
mereka mengalami diskriminasi karena perilaku mereka yang tidak umum sesuai nilai dan norma yang berlaku. Masyarakat menganggap tingkah laku
mereka meyimpang karena tidak bekerja semestinya, meminta-minta, berpenampilan compang-camping, dan tidak mempunyai tempat tinggal, serta
ada pula yang cacat secara mental danatau fisik. Oleh sebab itu, Gepeng sebagai kelompok lemah perlu untuk diberdayakan melalui usaha-usaha baik
preventif, represif, dan rehabilitatif. Usaha-usaha pemberdayaan Gepeng di atas dapat dilaksanakan melalui
program-program pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah atau biasa disebut pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang kegiatannya
dilakukan secara terorganisir, sistematis dan mandiri di luar sistem persekolahan yang sengaja diselenggarakan untuk melayani warga belajar
31 atau peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya Sudjana,
2001: 22. Program pendidikan luar sekolah dapat membantu pemberdayaan Gepeng karena program-program pemberdayaannya bersifat nonformal,
memiliki tujuan, terorganisir, diselengarakan di lingkungan lembaga, dan untuk melayani kebutuhan belajar khusus para Gepeng tersebut.
Menurut Djuju Sudjana 2001: 220-222 Pendidikan Luar Sekolah memiliki komponen, proses, dan tujuan. Komponen yaitu input masukan
yaitu lingkungan, sarana, dan warga belajar atau peserta didik. Warga belajar atau peserta didik dalam program pendidikan luar sekolah dimulai dari anak
usia dini hingga dewasa. Proses pembelajaran dalam kegiatannya menggunakan pendekatan yang bervariasi seperti pendagogi anak dan
andragogi dewasa, dilaksanakan secara fleksibel yaitu waktu dan tempat sesuai dengan keinginan warga belajar. Sedangkan tujuan pendidikan dibagi
dua yaitu output keluaran dan impact dampak. Tujuan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan individu atau komunitas. Hal ini juga
menunjukkan bahwa pendidikan luar sekolah berasaskan pendidikan sepanjang hayat life long education yang mampu mencakup semua kalangan
tidak terkecuali Gepeng itu sendiri. Penerapan asas pendidikan sepanjang hayat dalam mengembangkan pendidikan luar sekolah memiliki tujuan
sebagai berikut. 1
Memanfaatkan hasil program kegiatan untuk meningkatkan taraf hidup warga belajar atau peserta didik seperti pendapatan,
kesehatan, pekerjaan, pembelajaran orang lain, dan keikutsertaan dalam pembangunan.
2 Meningkatkan kemampuan diri yang telah dimiliki sesuai dengan
tuntutan perubahan yang lebih maju.
32 Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Gepeng termasuk dalam kelompok lemah yang tidak berdaya sehingga perlu untuk diberdayakan. Pemberdayaan Gepeng ini dapat diselenggarakan dengan
pendidikan luar sekolah yaitu melalui program-program yang bersifat nonformal. Pelaksanaan kegiatan dalam program tersebut disesuaikan dengan
komponen, proses, dan tujuan pemberdayaan Gepeng yang ingin dicapai.
4. Kajian tentang Usaha Ekonomi Produktif