28 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan
gelandangan dan pengemis Gepeng disebabkan karena berbagai faktor yang mempengaruhi mulai dari faktor dari dalaminternal dan dari luar eksternal
dalam bidang ekonomi, sosial budaya, pendidikan, psikologis.
b. Usaha Penanggulangan Gepeng
Guinnes Twikromo, 1999: 3 menyebutkan bahwa gelandangan dianggap sebagai seseorang licik, tidak dapat dipercaya, menggangu
ketertiban, sampah masyarakat, dan tidak mempunyai rasa kesusilaan hanya karena mereka tidak mempunyai tempat tinggal dan sarana hidup yang tetap.
Pandangan negatif ini memunculkan usaha penanggulangan baik gelandangan maupun pengemis. Usaha penanggulangan gelandangan dan pengemis
Gepeng sudah diatur dalam peraturan perundangan, baik melalui peraturan pemerintah maupun peraturan daerah. Penanggulangan ini bertujuan agar
tidak terjadi lagi kegiatan pengegelandangan dan pengemisan, mencegah semakin maraknya gelandangan dan pengemis, dan memasyarakatkan
kembali mereka menjadi anggota masyarakat serta memberdayakan mereka supaya dapat hidup dengan layak sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
Penanggulangan gelandangan dan pengemis diatur dalam peraturan pemerintah nomor 31 tahun 1980. Sedangkan dalam peraturan daerah seperti
di Daerah Istimewa Yogyakarta diatur dalam Perda Nomor 1 tahun 2014. Penanggulangan gelandangan dan pengemis pada intinya dibagi menjadi tiga
bentuk usaha yang dilakukan secara terorganisir sebagai berikut.
29 1
Usaha preventif Usaha ini meliputi; penyuluhan, bimbingan, latihan, pemberian bantuan,
pengawasan, dan pembinaan lanjutan. 2
Usaha represif Usaha ini dilakukan untuk menghilangkan pergelandangan dan
pengemisan serta mencegah perluasannya di masyarakat. Usaha ini meliputi; razia, penampungan sementara untuk diseleksi dan pelimpahan.
3 Usaha rehabilitatif
Usaha ini bertujuan agar gelandangan dan pengemis memiliki kembali kemampuan untuk hidup secara layak sesuai harkat dan martabat manusia.
Usaha ini meliputi; penyantunan, pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali ke masyarakat,
pengawasan, dan pembinaan lanjutan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
penanggulangan gelandangan dan pengemis pada intinya dapat dilakukan dengan tiga bentuk usaha yang dilakukan secara terorganisir yang diatur oleh
peraturan perundang-undangan yaitu melalui usaha preventif, represif, dan rehabilitasi, termasuk di dalamnya adalah kegiatan pemberdayaan.
3. Kajian tentang Pendidikan Luar Sekolah dan Pemberdayaan Gepeng