Penelitian yang Relevan Kerangka Berfikir

46

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan terkait dengan pemberdayaan masyarakat, usaha ekonomi produktif, dan Gepeng gelandangan dan pengemis adalah sebagai berikut. 1. Solekhah Subekti 2008, tesis yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Usaha Ekonomi Produktif di Desa Tepusen, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberdayaan masyarakat melalui KUEP di Desa Tepusen, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung merupakan program pengembangan kecamatan yang pelaksanaannya terdiri atas 2 jenis usaha yaitu perdagangan dan ketrampilan. Program ini melibatkan warga miskin yang rata-rata memiliki pendidikan rendah. Selain itu berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan program ini masih terfokus pada kegiatan perguliran dana yang menyebabkan kegiatan lainnya tidak dapat terlaksana secara optimal. Dampak dari program ini secara positif yaitu anggota terbantu dengan adaya permodalan usaha akan tetapi dampak negatif yang dirasakan adalah anggota kelompok menjadi ketergantungan terhadap pinjaman pemerintah sehingga mereka tidak mandiri dan sulit untuk mengembangkan usahanya. 2. Ratnasari Purba 2013, skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan untuk meningkatkan partisipasi orangtua di PAUD Handayani Kelurahan Mranti Kabupaten Purworejo”. Hasil penelitian ini adalah bahwa pemberdayaan masyarakat dalam capital building melalui 47 pemberian ketrampilan dan pengetahuan dapt meningkatkan tingkat partisipasi orangtua dari tigkat partisipasi placation ke tingkat partisipasi partnership. Hal ini dibutikan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang tua, yaitu melakukan kegiatan diskusi, mencetuskan, dan melaksakan ide-ide kegiatan untuk mengisi kegiatan keorangtuaan di PAUD Handayani.

C. Kerangka Berfikir

Kehidupan bermasyarakat tidak bisa lepas dari berbagai masalah sosial. Masalah sosial satu dengan yang lain dapat saling berpengaruh. Masalah sosial yang masih terjadi di Indonesia khususnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah permasalahan kemiskinan. Kemiskinan muncul karena berbagai latarbelakang masalah seperti rendahnya pendidikan, rendahnya ketrampilan, dan kurangnya lapangan kerja. Masalah kemiskinan ini kemudian memunculkan berbagai permasalahan sosial lainnya yaitu munculnya gelandangan dan pengemis Gepeng. Penggelandangan dan pengemisan dipandang sebagai kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat. Pengemis yang mencari nafkah dengan cara meminta belas kasihan dari orang lain dan gelandangan yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal, memiliki kehidupan yang bebas dimana mereka tidak mematuhi norma-norma yang berlaku di masyarakat, hal ini dianggap mengganggu ketertiban, kenyaman dan keamanan di lingkungan masyarakat. Gelandangan dan pengemis ada bukan tanpa alasan, banyak faktor yang melatarbelakangi seperti kemiskinan, kurangnya 48 pendidikan, kurangnya ketrampilan, tidak adanya lapangan perkerjaan, gangguan kejiwaan, bahkan karena malas bekerja. Penggelandangan dan pengemisan merupakan masalah sosial serius yang harus segera ditanggulangi. Gepeng merupakan kelompok lemah yang tidak berdaya dan perlu untuk diberdayakan. Penanggulangan gelandangan dan pengemis dapat dilakukan melalui bantuan dari berbagai pihak baik pemerintah, swasta, dan atau masyarakat. Salah satu lembaga sosial yang berupaya menanggulangi permasalahan gelandangan dan pengemis adalah Lembaga Sosial Hafara. Lembaga sosial ini berusaha menanggulangi permasalahan gelandangan dan pengemis melalui berbagai program seperti rumah singgah bagi anak jalanan, panti sosial bagi gelandangan psikotik, program pelatihan dan bimbingan sosial, serta program pemberdayaan bagi semua warga binaannya. Program pemberdayaan yang dilakukan di Lembaga Sosial Hafara dilaksanakan melalui kegiatan Usaha Ekonomi Produktif UEP. Program yang bersifat nonformal tersebut bertujuan untuk memberikan pelatihan dan ketrampilan dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada di lingkungan lembaga. Hal ini dilakukan supaya warga binaan, terutama gelandangan dan pengemis dapat berusaha bekerja secara mandiri dan tidak kembali ke jalanan lagi. Pelaksanaan kegiatan program ini dipengaruhi oleh faktor pendorong dan penghambat. Kedua faktor tersebut nantinya akan mempengaruhi ketercapaian keluaran output dan dampak impact bagi lembaga dan warga binaan Gepang apakah sesuai dengan tujuan atau tidak. 49 Kerangka berpikir ini akan diperjelas dengan penggambaran melalui skema berikut ini. Warga binaan gelandangan dan pengemis Lembaga Sosial Hafara Program pemberdayaan melalui Usaha Ekonomi Produktif UEP SDM, SDA, Modal, Kewirausahaan Faktor pendukung dan penghambat Tujuan Input masukan Proses Output Keluaran Impact dampak Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir 50

D. Pertanyaan Penelitian