Keberhasilan Program Usaha Ekonomi Produktif UEP di Lembaga

86

3. Keberhasilan Program Usaha Ekonomi Produktif UEP di Lembaga

Sosial Hafara Kegiatan-kegiatan dalam program Usaha Ekonomi Produktif UEP yang diselengarakan oleh Lembaga Sosial Hafara menghasilkan hasil perikanan, pertanian, dan usaha warung yang bermanfaat, baik bagi warga binaan khususnya eks Gepeng dan lembaga itu sendiri. Produk-produk dalam kegiatan program ini mampu mencukupi kebutuhan dan memberi keuntungan secara finansial bagi warga binaan terutama eks Gepeng yang mengelola. Hal ini dikarenakan lembaga menerapkan sistem perdagangan tersendiri untuk warga, dari warga, dan oleh warga. Lembaga menerapkan sistem jual beli danatau barter hasil kegiatan Usaha Ekonomi Produktif UEP. Jual beli maupun barter selain dilakukan dengan pengepulpembeli luar juga dilakukan oleh warga binaan kepada lembaga maupun sebaliknya. Usaha Ekonomi Produktif UEP memberikan manfaat baik untuk lembaga maupun warga binaannya. Keuntungan dari hasil kegiatan yang diperjualbelikan mampu membantu operasional lembaga. Hal ini dinyatakan oleh ”Ds” selaku pengurus lembaga sebagai berikut. “Kalau manfaat buat lembaga kan dapat menambah uang operasional, kan dari itu uangnya dapat disilangkan untuk membeli kebutuhan pokok, buat bayar SPP anak sekolah juga. Selain itu warga binaan Gepeng juga mendapatkan bagi hasil dari lembaga dari keuntungan penjualan yang diperoleh. Lembaga memberikan upah bagi warga binaan yang mengelola dan mengolah hasil kegiatan Usaha Ekonomi Produktif tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan ”Yn” selaku 87 warga binaan yang mengelola Usaha Ekonomi Produktif UEP bahwa ia mendapatkan bagi hasil dari lembaga. Selain ”Yn”, ”Wn” juga mengungkapkan bahwa mereka memperoleh tambahan pendapatan. Mereka menyatakan,“Ya ada, tambahan uang saku dan modal.” Pernyataan warga binaan Gepeng tersebut serupa dengan pernyataan ”Ds” selaku pengurus sebagai berikut. ”Kalo keuntungan kan hanya bisa untuk ya warga sendiri dan lembaga paling kita bisa nyimpen kas hanya bisa 10 dari keuntungan itu sendiri, karna kan dari hasil budi daya ikan itu sendiri mereka mendapat bagi hasil dari keuntungan, hasil panen kita, jadi kan bisa untuk nambah uang mereka juga walaupun sebenarnya sih kebutuhan mereka udah kita penuhi sendiri. Tapi kan kalau mereka punya pegangan sendiri pasti mereka kan juga pasti seneng kalau pengen apa mereka jadinya seneng aja sih, malah mereka juga dapet apa ya istilahnya kaya uangnya juga.” Pernyataan-pernyataan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan ”Ch” selaku pimpinan lembaga. “Keuntungan 10 untuk lembaga. Sistemnya itu untuk yang macul, untuk yang mengelola itu nanti ada keuntungan dari lembaga yang diberikan. Ikan itu nanti dijual atau sayur itu nanti digunakan oleh panti. Jadi kan sayur itu dimasak panti. Tapi yo panti itu professional. Panti bayari. Tapi nanti keuntungannya buat beli bibit, buat yang macul. Tukang masak juga dibayar, iya memang harus kita kelola seperti itu. Nanti habis dong kalau di makan terus.” Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasimenunjukkan bahwa pada tahun 2015 ini jumlah eks Gepeng yang mengelola Usaha Ekonomi Produktif UEP di bidang perikanan berkurang, dan menjadi 2 dua orang. Hal ini disebabkan karena eks Gepeng lainnya telah kembali pulang ke rumah masing-masing. Oleh sebab itu pembagian bagi hasil 88 berubah menjadi 30 untuk lembaga dan 35 untuk eks Gepeng, dengan rincian sebagai berikut. Penjualan Ikan Lele Tahap I = 166,5 kg x Rp. 15.000 = Rp. 2.497.500,00 = 13 kg x Rp. 15.000 = Rp. 195.000,00 Penjualan Ikan Lele Tahap II = 196 kg x Rp. 15.500 = Rp. 3.038.000,00 Penjualan Ikan Lele Tahap III = 100 kg x Rp. 16.000 = Rp. 1.600.000,00 Penjualan ikan lele pada tahun 2015 telah dilakukan dalam 3 tiga tahap dan menghasilkan jumlah penjualan sebesar Rp. 7.330.500,00. Hasil penjualan ini, kemudian digunakan untuk keperluan pembelian bibit, dan pakan dengan rincian sebagai berikut. Pembelian Bibit = 6.000 x Rp. 200,00 = Rp. 1.200.000,00 Penggunaan Pakan PF 1000 = 2 sak x Rp. 135.000 = Rp. 270.000,00 Penggunaan Pakan LP 2 = 17 sak x Rp. 270.000 = Rp. 4.590.000,00 Pengeluaran yang dikeluarkan lembaga tersebut berjumlah Rp.6.060.000,00. Jumlah pengeluaran ini kemudian digunakan untuk menentukan keuntungan bersih dan perhitungan bagi hasil untuk lembaga dan untuk eks Gepeng yang mengelola. Pembagian keuntungan tersebut adalah sebagai berikut. Lembaga = 30 x Rp. 1.270.500 = Rp. 381.150,00 Pengelola I = 35 x Rp. 1.270.500 = Rp. 444.675,00 Pengelola II = 35 x Rp. 1.270.500 = Rp. 444.675,00 89 Berdasarkan hasil dokumentasi tersebut, jadi pada tahun 2015 lembaga mendapatkan keuntungan sebesar Rp 381.150,00. Sedangkan eks Gepeng yang mengelola Usaha Ekonomi Produktif UEP dibidang perikanan ikan lele ini masing-masing mendapatkan Rp 444.675, 00. Selain perikanan, eks Gepeng yaitu “At” dan “Wn” yang membantu memasak mengolah bahan makanan baik dari hasil perikanan maupun pertanian Usaha Ekonomi Produktif, juga mendapatkan pendapatkan tanda jasa berupa ‘uang lelah’. Hal ini diungkapkan oleh “Ds” bahwa “per minggunya mendapatkan Rp 100.000,00”. Kegiatan dalam program Usaha Ekonomi Produktif UEP ini juga memberikan manfaat bagi eks gangguan jiwa. Kegiatan ini menjadi sebuah terapi bagi eks gangguan jiwa itu sendiri. Hal ini dinyatakan oleh ”Yn” selaku pengelola UEP sebagai berikut. “Ya pertanian, ya kita ada terapi nanam-menanam bersihin rumput. Perikanan ikut juga, menebar benih.” Pernyataan ini juga serupa dengan pernyataan ”Ch” selaku pimpinan lembaga yaitu: “UEP merupakan bentuk terapi untuk eks gangguan jiwa. Mereka bekerja. Bisa dilihat yang dulunya contoh kecillah mereka yang ga tahu sholat sekarang mereka sholat, trus mereka yang hidupnya dulunya ga teratur menjadi lebih teratur.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa keberhasilan program Usaha Ekonomi Produktif menghasilkan beberapa manfaat baik lembaga maupun warga binaan khususnya eks Gepeng 90 itu sendiri. Bagi warga binaan, hasil Usaha Ekonomi Produktif UEP dapat memberikan tambahan pendapatan, membantu mencukupi kebutuhan, dan media terapi bagi eks gangguan jiwa. Sedangkan bagi lembaga, hasil tersebut dapat membantu operasional lembaga, sehingga lembaga dapat mencukupi kebutuhan dan keperluan seluruh warga binaan dan pengurus. Selain itu juga membantu operasional program yang ada di Lembaga Sosial Hafara terutama program Usaha Ekonomi Produkif UEP itu sendiri.

4. Dampak Program Usaha Ekonomi Produktif UEP di Lembaga