Deskripsi Kondisi Awal Siswa Sebelum Tindakan Pembahasan

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal Siswa Sebelum Tindakan

Untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum tindakan maka dilakukan pre-test hasil belajar. Pre-test hasil belajar siswa dilakukan pada hari Senin 09 mei 2016. Jumlah siswa kelas III A SD N Gedongkiwo adalah 29 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan, namun pada saat pelaksanaan pre-test terdapat 2 siswa yang tidak hadir, sehingga jumlah siswa menjadi 27, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Adapun nilai pre-test hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Hasil Pre-test Siswa Kelas III A No. Absen Nama Siswa Pree tes Keterangan 1. AS 30 Belum Tuntas 2. MS 40 Belum Tuntas 3. EP 55 Belum Tuntas 4. PD 35 Belum Tuntas 5. AN 100 Tuntas 6. FA 85 Tuntas 7. - - Pindah sekolah 8. DB 95 Tuntas 9. TR 70 Tuntas 10. ASH 40 Belum Tuntas 11. AT 35 Belum Tuntas 12. RN 100 Tuntas 13. SA 35 Belum Tuntas 14. IR 40 Belum Tuntas 15. BO 100 Tuntas 16. CD 70 Tuntas 17. AN 50 Belum Tuntas 18. NZ 70 Tuntas 19. SM - Tidak Hadir 20. AD 55 Belum Tuntas 21. ND 100 Tuntas 22. RE 85 Tuntas 23. AA 40 Belum Tuntas 24. NP 85 Tuntas 25. FA 80 Tuntas 26. MR 55 Belum Tuntas 27. KL - Tidak Hadir 28. FP 10 Belum Tuntas 29. NB 55 Belum Tuntas 30. NC 100 Tuntas 50 Berdasarkan tabel pre-test hasil belajar siswa di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai KKM ada 13 siswa 48,15, sedangkang siswa yang belum mencapai KKM ada 14 siswa 51,85. Dapat dikatakan bahwa Pre- test hasil belajar siswa masih rendah dengan rata-rata nilai yaitu 63,52 dan lebih banyak jumlah siswa yang belum mencapai KKM dari pada siswa yang sudah mencapai KKM. Berdasarkan hasil pre-test diatas kemudian guru dan peneliti melakukan tindakan dalam proses pembelajaran matematika materi pecahan pada kegiatan siklus I dan siklus II. Tindakan yang dilakukan yaitu kegiatan pembelajaran matematika dengn menggunakan media benda konkret.

B. Deskripsi Hasil Penelitian Sikus I

Sesuai dengan model penelitian Kemmis dan Taggert alur pelaksanaan penelitian ini ada 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan , observasi dan refleksi. Hasil penelitian per siklus akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Perencanaan Siklus I

Peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pecahan dengan media benda konkret di kelas III A SDN Gedongkiwo, dengan persiapan sebagai berikut: Nilai rata-rata 63,5185 Yang Mencapai KKM 13 Yang Belum Mencapai KKM 14 Tidak Hadir 2 Total Jumlah Siswa 29 51 a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus 1. RPP ini disusun peneliti dengan pertimbangan dari dosen matematika yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika di kelas. b. Menyusun lembar observasi guru untuk mempermudah observer mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media benda konkret yang dilakukan oleh guru. c. Menyusun lembar observasi siswa untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. d. Menyiapkan media pembelajaran dan LKS yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran. e. Menyiapkan soal evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pecahan setelah dilakukan proses pembelajaran pada siklus 1.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a. Pertemuan ke-1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2016. Materi yang dibahas pada pertemuan pertama ini adalah mengenal pecahan sederhana. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan menyanyikan lagu indonesia raya, kemudian guru mengucapkan salam pembuka. Guru melakukan presensi dan diketahui bahwa terdapat 1 siswa yang tidak hadir. Kemudian guru 52 menanyakan kepada seluruh siswa di kalas mengapa tidak hadir dan siswa menjawab “tidak tau”. Untuk membuat siswa siap dalam belajar guru memotivasi siswa dengan tanya jawab, bagaimana jika ibu mempunyai 1 buah roti tetapi ibu ingin memberikan kepada 2 anak ibu?. Siswa menjawab bersahut-sahutan, sehingga jawaban siswa sebagian tidak terdengar. Beberapa siswa ramai dan ada yang diam saja. Guru meminta salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang berani mengutarakan pendapat diberikan pujian dan guru bersama siswa lainnya memberi tepuk tangan, kemudian guru mengucapkan “bagus” dan ancungan jempol. Guru membagikan roti kepada siswa, 1 buah roti untuk 2 siswa dan kemudian mempraktekkannya bersama-sama cara penyelesaian masalah tersebut. Siswa terlihat antusias dengan media yang digunakan namun ada salah satu siswa memakan roti tersebut, kemudian guru menegur siswa dan menggantikan roti yang telah dimakan. Setelah selesai melakukan percobaan guru bertanya kepada siswa, “apakah semua sudah paham?”. Seluruh siswa menjawab sudah. Langkah selanjutnya guru memasuki kegiatan inti dengan menjelaskan materi tentang pecahan sederhana, bentuk pecahan sederhana, kemudian guru bersama siswa saling tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan. Agar siswa aktif guru memberi pertanyaan yang menyangkut dalam materi. Setelah itu guru membagi 53 siswa menjadi 6 kelompok. Dikarenakan sebagian siswa tidak mau bergabung dengan kelompok yang ditentukan, maka guru memutuskan siswa menentukan kelompoknya masing-masing dengan syarat masing-masing kelompok maksimal 5 siswa. Masing-masing kelompok mengambil alat dan bahan. Kemudian guru meminta siswa untuk membaca bersama-sama langkah dalam mengerjakan LKS. Setelah selesai membaca bersama-sama, kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS tersebut. Pada saat mengerjakan LKS sebagian siswa ada yang tidak ikut mengerjakan, kemudian guru menegur siswa tersebut untuk ikut bergabung kedalam kelompoknya. Setelah LKS selesai masing- masing kelompok mempersentasikan hasil kelompo secara bergantian. Ada dua kelompok yang masih malu-malu untuk mempersentasikan hasil LKS mereka, kemudian guru meyakinkan siswa bahwa mereka pasti bisa dan guru membimbing kelompok untuk mempersentasikan hasil lembar kerja siswa. Setelah masing-masing kelompok selesai mempersentasikan hasil diskusi, guru memberi penguatan tentang LKS yang sudah dibuat dan melakukan tanya jawab menyangkut materi. Pada kegiatan penutup guru memancing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Karena tidak ada yang mau berbicara lalu guru memberi sebuah pertanyaan dan siswa menjawab. Setelah selesai menyimpulkan materi guru memberi 54 motivasi kepada siswa untuk giat belajar dan mengulangi pelajaran kembali. Guru memberi salam penutup dan mempersilahkan siswa untuk beristirahat.

b. Pertemuan ke-2

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 Mei 2016. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua ini adalah menjumlahkan dan mengurangkan pecahan yang berpenyebut sama. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan menyanyikan lagu indonesiaraya, kemudian guru mengucapkan salam pembuka. Guru melakukan presensi dan diketahui bahwa terdapat 3 siswa yang tidak hadir. 1 siswa izin skit sedangkan 2 siswa tanpa keterangan. Saat memulai proses pembelajaran guru memotivasi siswa dengan tanya jawab, kemarin kita sudah mempelajari tentang pecahan sederhana. Jika 1 benda dibagi menjadi 2 bagian yang sama, maka berapa bagian kah yang terbentuk?. Siswa menjawab dengan kompak, dan benar. Kemudian guru mengucapkan “bagus” dan ancungan jempol kepada seluruh siswa. Setelah guru melakukan apresepsi kemudian guru memasuki kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru memberi sebuah permasalahan dengan soal + = ⋯ guru bertanya bagaimana cara menyelesaikannya? sebagian siswa angkat tangan. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan menyelesaikan soal tersebut dengan 55 jawaban yang benar namun tanpa menggunakan langkah penyelesaian. Setelah selesai guru mengucapkan “bagus” kepada siswa dan mempersilahkan duduk. Guru mengambil sebuah benda dan bertanya ini apa anak-anak, siswa menjawab kertas. Kemudian guru mengambil sebuah benda lagi dan bertanya, ini apa?, siswa menjawab plastik. Siswa menjawab dengan bersemangan sehingga keadaan kelas begitu ramai, dan ada juga siswa yang sibuk dengan mainannya sendiri, ada juga siswa yang cumadiam saja. Guru berkata ya benar ini adalah kertas F4 dan plastik bening yang sama ukurannya dengan kertas F4. Kemudian guru menjelaskan cara kerja menggunakan benda tersebut untuk menyelesaikan soal. Pada saat guru menerangkan media, tidak semua siswa memperhatikan kedepan. Setelah selesai menjelaskan penggunaan media kemudian guru meminta kepada siswa untuk bergabung dengan kelompok pada pertemuan pertama untuk kegiatan mengerjakan LKS. Kemudian siswa mengikuti instruksi dari guru dengan baik, setelah selesai salah satu siswa perwakilan kelompok mengambil LKS yang sudah disediakan guru. Pada saat pengambilan media sebagian siswa berebut memilih media dan membuat suasana ricuh, kemudian guru menenangkan suasana dan kelas kembali tenang.Kemudian guru meminta siswa untuk membaca bersama-sama langkah dalam mengerjakan LKS. Setelah selesai membaca bersama-sama, kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS tersebut. Pada saat 56 megerjakan LKS banyak siswa yang bertanya cara penggunaannya, kemudian guru menjelaskan kembali satu per satu kepada siswa yang bertanya. Setelah LKS selesai masing-masing kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil kelompo secara bergantian dengan bimbingan guru. Setiap kelompok yang sudah mempersentasikan hasil LKS guru memberi apresiasi lisan dengan ucapan “bagus” sesekali guru memberi ancungan jempol dan tepuk tangan bersama-sama. Untuk memasuki kegiatan penutup guru memancing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Guru memberi sebuah soal dan menjawab secara bersama-sama. Guru memberi contoh soal kembali, kemudian guru memilih salah satu siswa yang terlihat kurang paham untuk menyelesaikannya di papan tulis secara terbimbing. Setelah selesai menyimpulkan materi siswa diberi soal evaluasi siklus 1. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi guru memberi motivasi kepada siswa untuk giat belajar dan mengulangi kembali apa yang sudah dipelajari. Guru memberi salam penutup dan mempersilahkan siswa untuk beristirahat. 3. Observasi a. Observasi nilai hasil belajar Observasi nilai hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peninkatan hasil belajar siswa setelah diajarkan materi pecahan dengan media benda konkret. Untuk mengetahui hasil belajar 57 siswa, dilakukan tes evaluasi yang telah terlampir. Data hasil tes tersebut dapat dilihat di bawah ini: Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Kelas III A Siklus I No. Absen Nama Siswa Tes I Keterangan 1. AS 100 Tuntas 2. MS 85 Tuntas 3. EP - Tidak Hadir 4. PD 55 Belum Tuntas 5. AN 100 Tuntas 6. FA 100 Tuntas 7. - - Pindah Sekolah 8. DB 95 Tuntas 9. TR 65 Tuntas 10. ASH 100 Tuntas 11. AT - Tidak Hadir 12. RN 100 Tuntas 13. SA 95 Tuntas 14. IR 70 Tuntas 15. BO 100 Tuntas 16. CD 70 Tuntas 17. AN 100 Tuntas 18. NZ 100 Tuntas 19. SM 100 Tuntas 20. AD 95 Tuntas 21. ND 100 Tuntas 22. RE 100 Tuntas 23. AA 70 Tuntas 24. NP 95 Tuntas 25. FA 100 Tuntas 26. MR 75 Tuntas 27. KL - Tidak Hadir 28. FP 70 Tuntas 29. NB 100 Tuntas 30. NC 100 Tuntas Berdasarkan tabel hasil belajar siswa pada siklus I di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 89,6. Siswa yang mencapai KKM ada 25 siswa 96.15, sedangkang siswa yang Nilai rata-rata 89,6 Yang Mencapai KKM 25 Yang Belum Mencapai KKM 1 Absen 3 Total Jumlah Siswa 29 58 belum mencapai KKM ada 1 siswa 3.85. Dapat dikatakan bahwa, persentase ketuntasan untuk keseluruhan siswa sebesar 100 belum terpenuhi. Perbandingan nilai antara hasil Pre-Tes dengan siklus I dapat dilihat dalam tabel dan diagram berikut: Tabel 8. Perbandingan Hasil Pre-test Dengan Hasil Belajar Siklus I Siswa. No Absen Nama Siswa Pre- tes Keterangan Tes I Keterangan 1. AS 30 Belum Tuntas 100 Tuntas 2. MS 40 Belum Tuntas 85 Tuntas 3. EP 55 Belum Tuntas - Tidak Hadir 4. PD 35 Belum Tuntas 55 Belum Tuntas 5. AN 100 Tuntas 100 Tuntas 6. FA 85 Tuntas 100 Tuntas 7. - - - - Pindah Sekolah 8. DB 95 Tuntas 95 Tuntas 9. TR 70 Tuntas 65 Tuntas 10. ASH 40 Belum Tuntas 100 Tuntas 11. AT 35 Belum Tuntas - Tidak Hadir 12. RN 100 Tuntas 100 Tuntas 13. SA 35 Belum Tuntas 95 Tuntas 14. IR 40 Belum Tuntas 70 Tuntas 15. BO 100 Tuntas 100 Tuntas 16. CD 70 Tuntas 70 Tuntas 17. AN 50 Belum Tuntas 100 Tuntas 18. NZ 70 Tuntas 100 Tuntas 19. SM - Tidak Hadir 100 Tuntas 20. AD 55 Belum Tuntas 95 Tuntas 21. ND 100 Tuntas 100 Tuntas 22. RE 85 Tuntas 100 Tuntas 23. AA 40 Belum Tuntas 70 Tuntas 24. NP 85 Tuntas 95 Tuntas 25. FA 80 Tuntas 100 Tuntas 26. MR 55 Belum Tuntas 75 Tuntas 27. KL - Tidak Hadir - Tidak Hadir 28. FP 10 Belum Tuntas 70 Tuntas 29. NB 55 Belum Tuntas 100 Tuntas 30. NC 100 Tuntas 100 Tuntas 59 Keterangan Pree- tes Siklus I Rata-rata 63,5185 89,6 Mencapai KKM 48,15 96.15 Belum Mencapai KKM 51,85 3.85 Diagram 1. Nilai Rata-rata Siswa Pada Pre-tes Dengan Hasil Belajar Siklus I. Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat disimpulkan bahawa, antara nilai siswa sebelum diberi tindakan dengan siklus I yang telah dikenai tindakan mengalami kenaikan. Persentase ketuntasan siswa yang sudah mencapai KKM dari keseluruhan siswa juga mengalami kenaikan yaitu dari 13 siswa menjadi 25 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, tetapi persentasi ketuntasan siswa yang telah mencapai KKM belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian yaitu 100, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.

b. Observasi kegiatan pembelajaran siklus I

Observasi keiatan pembelajaran dilakukan peneliti dengan dibantu teman sejawat. Kegiatan observasi dilakukan dengan 63,52 89,6 20 40 60 80 100 Pre- tes Siklus I Nilai yan g d ip er oleh sis w a Perbandingan Nilai Rata-rata Pre- Tes dengan Siklus I 60 mengamati proses pembelajaran di kelas. Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dengan guru dalam pembelajaran menggunakan media benda konkret. Instrumen observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berupa tabel pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ditujukan kepada siswa yang diamati per kelompok. Istrumen observasi untuk mengamati kegiatan guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan lembar observasi guru berupatabel pengamatan terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan peneliti untuk mendokumentasikan pelaksanaan tindakan yang diharapkan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Adapun hasil observasi aktivitas siswa per kelompok selama tindakan secara klasikal adalah sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Per Kelompok Siklus I. Kelompok Pertemuan jumlah Rata-rata per kelompok Rata-rata kelas I II I 34 32 66 33 39,33333 II 35 44 79 39,5 III 41 43 84 42 IV 42 47 89 44,5 V 39 40 79 39,5 VI 36 39 75 37,5 Jumlah 227 245 472 61 Dari tabel di atas diketahui jumlah skor aktivitas siswa secara klasikal dalam pembelajaran, kemudian skor yang dicapai keseluruhan siswa tersebut dicari persentasinya dengan menggunakan rumus: Persentase = x 100 Skor maksimal pada siklus I pertemuan 1 dari 13 item yang diperoleh 27 siswa adalah 351. Skor pencapaian yang diperoleh siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 sebesar 227, maka persentase perolehan nilai aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 adalah: Persentase = x 100 = 64,67 Persentase aktivitas siswa secara klasikal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret pada siklus I pertemuan 1 sebesar 64,67. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria cukup. Skor maksimal pada siklus I pertemuan 2 dari 13 item yang diperoleh 26 siswa adalah 338. Skor pencapaian yang diperoleh siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 sebesar 245, maka persentase perolehan nilai aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 adalah: 62 Persentase = x 100 = 72,48 Persentase aktivitas siswa secara klasikal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret pada siklus I pertemuan 2 sebesar 72,48. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih termasuk dalam kriteria cukup. Berdasarkan tabel pengamatan kelompok yang terdiri dari 13 item, keaktifan siswa paling tinggi pada siklus I secara keseluruhan terdapat pada item nomor 1 yaitu, siswa tertarik dalam proses pembelajaran, sedangkan keaktifan siswa paling rendah pada saat siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan. Selama proses pengamatan, ditemukan kesulitan yang dihadapi siswa dalam kelompok, yaitu meskipun secara keseluruhan kelompok terlihat aktif dalam proses pembelajaran, namun sebagian kelompok kurang serius dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, dan pada saat siswa mempersentasekan hasil kelompok, siswa kurang percaya diri. Selain melakukan observasi terhadap aktivitas siswa, peneliti juga melakukan observasi terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran. Adapun hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus I yaitu sebagai berikut: 63 Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I No Aspek yang diamati Skor Pertemuan I II 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 3 3 2. Memeriksa kesiapan siswa 3 3 3. Melakukan kegiatan apresepsi 3 3 4. Menyampaikan kompetensi, tujuan yang akan dicapai, dan rencana kegiatan. 3 3 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3 3 6. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3 3 7. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 3 3 8. Mengaitkan materi dengan realita kehidupan 4 4 9. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi, tujuan yang ingin dicapai 4 4 10. Melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik 4 4 11. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4 4 12. Menguasai kelas 1 2 13. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 3 3 14. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 3 3 15. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang dialokasikan 2 2 16. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 3 3 17. Menghasilkan pesan yang menarik 3 3 18. Menggunakan media secara efektif dan efesien 4 4 19. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media 4 4 20. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran 4 4 21. Merespon positif partisipasi siswa 3 3 22. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar 3 3 23. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 3 3 24. Menunjukkan hubungan antara pribadi yang positif 3 2 25. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 1 3 26. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya 3 3 27. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan informasi lisanatau tulisan melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, dll 3 4 28. Memantau kemajuan belajar 1 2 29. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 3 4 30. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 3 3 31. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 2 3 32. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 2 3 33. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik 2 3 34. Menyusun rangkuman dengan melibatkan peserta didik 2 4 35. Melaksanakan tindak lanjut 4 Jumlah Skor 98 112 64 Dari tabel diata dapat diketahui jumlah skor aktivitas guru dalam pembelajaran. Skor tersebut kemudian dicari persentasenya dengan menggunakan rumus: Persentase = x 100 Skor maksimal dari aktivitas guru yang terdiri dari 35 item apa bila keseluruhan item mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik adalah 140. Skor pencapaian guru pada kegiatan pembelajara siklus I pertemuan 1 berjumlah 98. Skor pencapaian guru pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 berjumlah 112 maka: Persentase siklus I pertemuan 1 = x 100 = 70,00 Persentase siklus I pertemuan 2 = x 100 = 80,00 Kriteria aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pecahan menggunakan media benda konkret pada siklus I pertemuan 1 sebesar 70,00. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria cukup. Kriterian aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pecahan menggunakan media benda konkret pada siklus I pertemuan 2 sebesar 80,00. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil pengamatan guru pada siklus I pertemuan 1 dan 2 pada saat 65 proses pembelajaran secara keseluruhan guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah direncanakan, namun pada saat proses pembelajaran pertemuan 1 guru melebihi alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pendekatan personal guru terhadap siswa juga masih kurang, sehingga terdapat 1 siswa dalam proses pembelajaran hanya diam saja. Dari tabel pengamatan aktivitas siswa dan guru diatas dapat dilihat terjadi peningkatan aktivitas dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Diagram 2. Aktivitas Siswa Siklus I Diagram 3. Aktivitas Guru Siklus I 64,67 72,48 60,00 65,00 70,00 75,00 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Nila i y a ng dip er o leh sis w a Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I 70,00 80,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Nila i y a ng dip er o leh g uru Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I 66 4. Refleksi Tahap refleksi dilakukan pada akhir siklus. Refleksi bertujuan untuk membahas hal-hak yang sudah dilaksanakan dan hal-hal yang perlu diperbaiki. Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I dapat dilihat manfaat penggunaan media konkret dalam pelajaran matematika, karena perbandingan nilai dari data awal pra siklus sampai ke siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas dari 63,52 menjadi 89,6. Untuk ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari sebelumnya 13 siswa 48,15 yang tuntas menjadi 25 siswa 96.15 yang tuntas. Hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan peneliti yaitu 100 siswa mencapai KKM, sehingga membuat peneliti melanjutkan penelitian ini masuk ke siklus II. Selama pembelajaran berlangsung, ada beberapa hal yang menjadi bahan refleksi: 1 Alat peraga yang disiapkan oleh guru dijadikan mainan oleh beberapa siswa. 2 Terdapat 1 siswa yang belum mencapai KKM. 3 Sebagian besar siswa dalam mengemukakan pendapat belum begitu berani dan masih merasa ragu. 4 Beberapa siswa sibuk dengan permainannya sendiri. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa siklus I masih terdapat kekurangan. Kekurangan pada siklus I berasal dari pihak guru dan siswa, maka perlu diperbaiki dan diberi tindakan lagi pada siklus II. 67

C. Deskripsi Hasil Penelitian Sikus II

Sesuai dengan model penelitian Kemmis dan Taggert alur pelaksanaan penelitian ini ada 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan , observasi dan refleksi seperti pada siklus I yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Perencanaan Siklus II

Pada siklus II ini dilanjutkan seperti siklus I yang dilakukan 2 kali pertemuan. Materi pembelajaran yang dibahas adalah “membandingkan pecahan sederhana dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana”. Seluruh perangkat pembelajaran akan disusun sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Adapun rencana tindakan yang akan dilaksanakan antara lain: 1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus II. 2 Menyiapkan media pembelajaran dan LKS yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran. 3 Menyiapkan soal evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pecahan setelah dilakukan proses pembelajaran pada siklus 1. Berdasarkan refleksi dari siklus I maka tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II antara lain: 1 Untuk menghindari alat peraga dijadikan sebagai bahan permainan, guru memilih salah satu siswa sebagai ketua kelompok untuk mengawasi agar alat peraga tidak dijadikan bahan permainan. 68 2 Agar seluruh siswa bisa mencapai KKM, guru melakukan pendekatan secara personal kepada siswa. 3 Guru memberi pertanyaan-pertanyaan lebih banyak kepada siswa untuk memancing siswa menyimpulkan materi dan memberi apresiasi kepada siswa seperti memberi tepuktangan ancungan jempol, atau secara lisan dengan ucapan “bagus, pintar” dll. 4 Guru lebih aktif untuk memantau siswa agar siswa lebih berkonsentrasi dalam belajar.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

a. Pertemuan ke-1

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2016. Materi yang dibahas pada pertemuan pertama ini adalah membandingkan pecahan sederhana. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan menyanyikan lagu indonesiaraya, kemudian guru mengucapkan salam pembuka. Guru melakukan presensi. Setelah selesai guru memotivasi siswa dengan tanya jawab. Bagaimana cara membandingkan pecahan dengan ?.. siapa yang tau cara menuliskan lambang lebih dari, kurang dari, samadengan? Semua siswa memberi jawaban dengan menggerakkan tangan, kemudian guru meminta salah satu siswa maju ke depan untuk menuliskan di papan tulis. Setelah selesai guru memberi pujian kepada siswa, kemudian guru menanyakan apakah ada pendapat lain?, kemudian salah satu 69 siswa maju kedepan untuk menyampaikan argumennya dengan jawaban yang berbeda. setelah siswa selesai guru kembali memberikan pujian kepada siswa, lalu menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari. Sebelum memasuki kegiatan inti guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Dalam memasuki kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Dalam pembentukan kelompok kali ini guru yang membagi siswa. Sebagian siswa tidak menerima cara pembagian kelompok yang guru lakukan, lalu guru membuat perjanjian siswa boleh memilih kelompok masing-masing dengan syarat siswa tidak boleh gaduh selama kegiatan belajar mengajar. Setelah suasana kelas mulai tenang, kemudian guru membagikan LKS kesetiap kelompok. Guru meminta siswa untuk meletakkan LKS terlebih dahulu. Kemudian guru menjelaskan cara penggunaan media dalam LKS. Setelah selesai guru bertanya kepada siswa apakah ada pertanyaan?. Siswa berkata tidak, kemudian guru memberi soal kepada siswa dan menjawab secara berkelompok. Dengan soal ... , kemudian masing-masing kelompok saling berebut untuk mengerjakan soal tersebut, sehingga kelas terlihat kacau dan susah dikondisikan. Kemudian guru memilih salah satu kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memberi apresiasi lisan kepada siswa dengan ucapan “bagus” dan ancungan jempol. 70 Kemudian guru melanjutkan kembali pelajaran dengan mengerjakan LKS. Guru meminta siswa membaca LKS bersama-sama. Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan LKS, masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas secara bergantian sesuai instruksi dan bimbingan guru secara tertip. Setelah selesai seluruh kelompok diberi penguatan tentang jawaban yang telah siswa buat. Dalam kegiatan penutup guru bertanya kepada siswa apasaja yang telah dipelajari, kemudian siswa menjawab secara bersama- sama. Guru menuliskan satu soal di papan tulis dan berkata, siapa yang bisa menjawab?, kemudian seluruh siswa berebut untuk menjawab soal tersebut dengan jawaban yang sama dan benar. Kemudian guru memberi pujian kepada seluruh siswa dengan lisan “ anak ibu pintar semua”. Kemudian siswa diberi motivasi untuk giat belajar, mengulagi kembali pelajaran yang sudah dipelajari dan mempersilahkan untuk istirahat.

b. Pertemuan ke-2

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Mei 2016. Materi yang dibahas pada pertemuan pertama ini adalah membandingkan pecahan sederhana. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan menyanyikan lagu indonesiaraya, kemudian guru mengucapkan salam pembuka. Guru melakukan presensi dan terdapat 71 1 siswa tidak masuk sekolah karena sakit. Setelah selesai guru memotivasi siswa dengan tanya jawab. Ibu memiliki soal cerita. Ani mempunyai 1 buah kue dan memotong kue tersebut menjadi 8 bagian sama besar. Kemudian ani memotong 2 bagian kue. Berapa bagian kue yang dimakan Ani?Beberapa siswa memberi jawaban, kemudian guru meminta salah satu siswa maju ke depan untuk menjawab soal cerita tersebut, dan jawaban yang diberi siswa benar. Setelah selesai guru memberi pujian kepada siswa, kemudian guru menanyakan apakah ada pendapat lain yang berbeda?. Karena tidak ada kemudian guru mengatakan “jawabannya benar”, lalu menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari. Sebelum memasuki kegiatan inti guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Dalam memasuki kegiatan ini siswa kembali diberi sebuah permasalahan. Jika ibu mempunyai 1 buah apel, kemudian ibu membelah menjadi 4 bagian sama besar. Adik mengambil 1 bagian apel. Berapa apel yang dimakan adik?. Kemudian guru memberi waktu untuk siswa menjawab soal cerita tersebut. Beberapa menit kemudian banyak siswa menjawab soal secara berturut-turut, sehingga membuat kelas terlihat gaduh. Kemudian guru memilih salah satu siswa untuk menyelesaikan soal dipapan tulis dan dipandu oleh guru. Setelah selesai guru kembali memberi pujian kepada siswa dengan lisan “pintar” dan tepuk tangan bersama-sama. 72 Kegiatan selanjutnya siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Dalam pembagian kelompok guru mempersilahkan kepada siswa untuk memilih kelompoknya masingmasing, dikarenakan siswa terbiasa kerja kelompok sehingga dalam pertemuan ini siswa tidah begitu gaduh dan sulit dalam membuat kelompok. Setelah pembagian kelompok selesai, kemudian guru membagikan LKS kesetiap kelompok. Guru meminta siswa untuk meletakkan LKS terlebih dahulu. Guru menjelaskan tatcara mengerjakan soal dan selanjutnya siswa mengerjakan LKS tersebut. Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan LKS, masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas secara bergantian sesuai instruksi dan bimbingan guru secara tertib. Setelah selesai seluruh kelompok diberi penguatan tentang jawaban yang telah siswa buat. Dalam menerapkan pembelajaran menggunakan media benda konkret guru membuat sebuah soal yang dikerjakan secara berkelompok aturan dalam mengerjakan soal tersebut adalah, soal yang diberikan guru sebanyak 6 soal. Setiap kelompok berhak mendapatkan 1 soal, untuk mendapatkan soal setiap kelompok melakukan undian, jika kelompok 1 mendapatkan nomor 2 berari soal kelompok 1 adalah nomor 2. Dalam setiap soal mendapatka 1 buah media yang sesuai dengan soal yang didapat kelompok. Dalam pengerjaan soal kelompok dibimbing oleh guru. Setelah pengerjaan LKS selesai guru melakukan kegiatan penutup. 73 Dalam kegiatan penutup guru bertanya kepada siswa apa saja yang telah dipelajari, kemudian siswa menjawab secara bersama- sama. Secara tidak langsug siswa telah menyimpulkan materi apa saja yng sudah dipelajari. Guru memberi sebuah soal dan menjawab secara bersama-sama. Guru memberi contoh soal kembali, kemudian guru memilih salah satu siswa yang terlihat kurang paham untuk menyelesaikannya di papan tulis secara terbimbing. Setelah selesai menyimpulkan materi siswa diberi soal evaluasi siklus II. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi guru memberi motivasi kepada siswa untuk giat belajar dan mengulangi kembali apa yang sudah dipelajari. Guru memberi salam penutup dan mempersilahkan siswa untuk beristirahat.

3. Observasi

a. Observasi nilai hasil belajar

Observasi nilai hasil belajar pada siklus II ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peninkatan hasil belajar siswa setelah diajarkan materi pecahan dengan media benda konkret pada siklus II. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, dilakukan tes evaluasi yang telah terlampir. Data hasil tes tersebut dapat dilihat di bawah ini: Tabel 11. Hasil Belajar Siswa Kelas III A Siklus II. No Absen Nama Siswa Tes II Keterangan 1. AS 100 Tuntas 2. MS - Tidak Hadir 3. EP 85 Tuntas 74 No Absen Nama Siswa Tes II Keterangan 4. PD 65 Tuntas 5. AN 100 Tuntas 6. FA 85 Tuntas 7. - - Pindah Sekolah 8. DB 100 Tuntas 9. TR 100 Tuntas 10. ASH 100 Tuntas 11. AT 70 Tuntas 12. RN 85 Tuntas 13. SA 100 Tuntas 14. IR 100 Tuntas 15. BO 85 Tuntas 16. CD 85 Tuntas 17. AN 100 Tuntas 18. NZ 100 Tuntas 19. SM 100 Tuntas 20. AD 95 Tuntas 21. ND 100 Tuntas 22. RE 100 Tuntas 23. AA 85 Tuntas 24. NP 100 Tuntas 25. FA 100 Tuntas 26. MR 80 Tuntas 27. KL 95 Tuntas 28. FP 100 Tuntas 29. NB 100 Tuntas 30. NC 100 Tuntas Berdasarkan tabel hasil belajar siswa pada siklus II di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas sebelumnnya sebesar 89,6 menjadi 93,39. Jika dibandingkan dengan siklus I, siswa yang mencapai KKM sebelumnya ada 25 siswa 96.15 menjadi 28 siswa 100 yang sudah mencapai KKM. Sedangkang siswa yang belum mencapai KKM sebelumnya ada 1 siswa 3.85 Nilai rata-rata 93,39286 Yang Mencapai KKM 28 Yang Belum Mencapai KKM Absen 1 Total Jumlah Siswa 29 75 menjadi 0 siswa 0 yang belum KKM. Dapat dikatakan bahwa, persentase ketuntasan untuk keseluruhan siswa sebesar 100 sudah terpenuhi. Perbandingan nilai antara hasil siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam tabel dan diagram berikut: 76 Tabel 12. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I Dengan Siklus II. No Absen Nama Siswa Tes Siklus I Keterangan Tes Siklus II Keterangan 1. AS 100 Tuntas 100 Tuntas 2. MS 85 Tuntas - Tidak Hadir 3. EP - Tidak Hadir 85 Tuntas 4. PD 55 Belum Tuntas 65 Tuntas 5. AN 100 Tuntas 100 Tuntas 6. FA 100 Tuntas 85 Tuntas 7. - - - - Pindah Seklah 8. DB 95 Tuntas 100 Tuntas 9. TR 65 Tuntas 100 Tuntas 10. ASH 100 Tuntas 100 Tuntas 11. AT - Tidak Hadir 70 Tuntas 12. RN 100 Tuntas 85 Tuntas 13. SA 95 Tuntas 100 Tuntas 14. IR 70 Tuntas 100 Tuntas 15. BO 100 Tuntas 85 Tuntas 16. CD 70 Tuntas 85 Tuntas 17. AN 100 Tuntas 100 Tuntas 18. NZ 100 Tuntas 100 Tuntas 19. SM 100 Tuntas 100 Tuntas 20. AD 95 Tuntas 95 Tuntas 21. ND 100 Tuntas 100 Tuntas 22. RE 100 Tuntas 100 Tuntas 23. AA 70 Tuntas 85 Tuntas 24. NP 95 Tuntas 100 Tuntas 25. FA 100 Tuntas 100 Tuntas 26. MR 75 Tuntas 80 Tuntas 27. KL - Tidak Hadir 95 Tuntas 28. FP 70 Tuntas 100 Tuntas 29. NB 100 Tuntas 100 Tuntas 30. NC 100 Tuntas 100 Tuntas Siklus I Siklus II Rata-rata 89,6 93,39 Mencapai KKM 96.15 100 Belum Mencapai KKM 3.85 77

b. Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Observasi pada siklus II dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat. Kegiatan yang dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas. Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru dalam kegatan pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret pada materi membandingkan pecahan sederhana dan memecahkan soal cerita yang berkaitan dengan pecahan sederhana. Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Per Kelompok Siklus II Kelompok Pertemuan jumlah Rata-rata per kelompok Rata-rata kelas I II I 48 50 66 49 44,91667 II 47 47 79 47 III 38 40 84 39 IV 39 40 89 39,5 V 47 49 79 48 VI 43 51 75 47 Jumlah 262 277 539 Dari tabel di atas diketahui jumlah skor aktivitas siswa secara klasikal dalam pembelajaran, kemudian skor yang dicapai keseluruhan siswa tersebut dicari persentasinya dengan menggunakan rumus: Persentase = x 100 78 Skor maksimal pada siklus I pertemuan 1 dari 13 item yang diperoleh 28 siswa adalah 364. Skor pencapaian yang diperoleh siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 1 sebesar 262, maka persentase perolehan nilai aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 1 adalah: Persentase = x 100 = 71,97 Persentase aktivitas siswa secara klasikal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret pada siklus II pertemuan 1 sebesar 71,97. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria cukup. Skor maksimal pada siklus II pertemuan 2 dari 13 item yang diperoleh 28 siswa adalah 364. Skor pencapaian yang diperoleh siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 sebesar 277, maka persentase perolehan nilai aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 adalah: Persentase = x 100 = 76,09 Persentase aktivitas siswa secara klasikal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret pada siklus II pertemuan 2 sebesar 76,09. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam 79 kriteria baik. Berdasarkan tabel pengamatan kelompok yang terdiri dari 13 item, keaktifan siswa paling tinggi pada siklus II secara keseluruhan terdapat pada item nomor 1 yaitu, siswa tertarik dalam proses pembelajaran dan siswa aktif dalam kerja kelompok. Selain melakukan observasi terhadap aktivitas siswa, peneliti juga melakukan observasi terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran. Adapun hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus II yaitu sebagai berikut: 80 Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II No Aspek yang diamati Skor Pertemuan I II 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 4 4 2. Memeriksa kesiapan siswa 4 4 3. Melakukan kegiatan apresepsi 3 3 4. Menyampaikan kompetensi, tujuan yang akan dicapai, dan rencana kegiatan. 3 3 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3 3 6. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3 4 7. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 3 3 8. Mengaitkan materi dengan realita kehidupan 4 4 9. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi, tujuan yang ingin dicapai 4 3 10. Melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik 3 3 11. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 4 12. Menguasai kelas 3 3 13. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 4 4 14. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 3 3 15. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang dialokasikan 3 3 16. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 3 3 17. Menghasilkan pesan yang menarik 3 3 18. Menggunakan media secara efektif dan efesien 4 4 19. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media 4 4 20. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran 4 4 21. Merespon positif partisipasi siswa 3 3 22. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar 3 3 23. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 3 4 24. Menunjukkan hubungan antara pribadi yang positif 4 3 25. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 3 3 26. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya 3 4 27. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan informasi lisanatau tulisan melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, dll 4 4 28. Memantau kemajuan belajar 3 4 29. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 4 30. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 4 3 31. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3 3 32. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 3 3 33. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik 2 4 34. Menyusun rangkuman dengan melibatkan peserta didik 3 4 35. Melaksanakan tindak lanjut 1 4 Jumlah Skor 110 122 81 Dari tabel diata dapat diketahui jumlah skor aktivitas guru dalam pembelajaran. Skor tersebut kemudian dicari persentasenya dengan menggunakan rumus: Persentase = x 100 Skor maksimal dari aktivitas guru yang terdiri dari 35 item apa bila keseluruhan item mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik adalah 140. Skor pencapaian guru pada kegiatan pembelajara siklus II pertemuan 1 berjumlah 110. Skor pencapaian guru pada kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 berjumlah 122 maka: Persentase siklus II pertemuan 1 = x 100 = 78,57 Persentase siklus II pertemuan 2 = x 100 = 87,14 Kriteria aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pecahan menggunakan media benda konkret pada siklus II pertemuan 1 sebesar 78,57. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria baik. Kriterian aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pecahan menggunakan media benda konkret pada siklus II pertemuan 2 sebesar 87,14. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran juga termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan 82 pengamatan pada saat proses pembelajaran, guru suda melaksanakan pembelajaran sesuan dengan RPP yang sudah direncanakan. Dari tabel pengamatan aktivitas siswa dan guru diatas dapat dilihat terjadi peningkatan aktivitas dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Diagram 4. Aktivitas Siswa Siklus II Diagram 8. Aktivitas Guru Siklus II

4. Refleksi

Secara umum pelaksanaan siklus II ini lebih baik daripada siklus I dan dinyatakan berhasil karena sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai indikator keberhasilan yang ditentukan, sehingga 71,74 76,09 69,00 70,00 71,00 72,00 73,00 74,00 75,00 76,00 77,00 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Nilai yan g d ip er oleh sis w a Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II 78,57 87,14 74,00 76,00 78,00 80,00 82,00 84,00 86,00 88,00 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Nilai yan g d ip er oleh G u ru Peningkatan Aktivitas Guru Siklus II 83 penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun dalam sikul II ini masih ada catatan penting yang harus direfleksikan untuk tindakan pembelajaran selanjutnya. Catatan penting tersebut yaitu masih ada siswa yang belum berani mengajukan pendapatnya. Guru harus sering memberi motivasi kepada siswa agar mental siswa lebih meningkat. Pada dasarnya penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran matematika ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Gedongkiwo, hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang dicapai siswa mengalami peningkatan dari tiap siklus, hal ini dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Pre-Tes, Siklus I dan Siklus II

D. Pembahasan

Pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum siklus, peneliti melakukan pre-test untuk mengetahui kondisi 63,52 89,6 93,39 20 40 60 80 100 Pre-Tes Siklus I Siklus II Nilai r at a -r at a yan g d ip er oleh s isw a Peningkatan Hasil Belajar 84 awal siswa sebelum tindakan. Siklus I merupakan perbaikan dari pre-test dan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Dari penelitian ini diperoleh hasil berupa nilai tes hasil belajar siswa pada pokok bahasan pecahan sederhana. Hasil tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian, nilai rata-rata kelas kelas pada siklus I yaitu 89,6, maka peningkatan nilai rata-rata kelas setelah dilakukan siklus I adalah 26,09 dari nilai rata-rata pree-testyaitu 63,52, sedangkan nilai rata-rata kelas pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 3,79 dari siklus I sebesar 89,6 menjadi 93,39. Kemudian untuk peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM juga mengalami peningkatan setelah melakukan siklus I mengalami peningkatan 48 , dari sebelumnya 48,15 menjadi 96.15 , dan juga mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 100. Dari penjelasan diatas maka penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan pada kelas III sesuai dngan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian ini diperkuat oleh teori belajar Jean Piaget Wakiman 2001:6, bahwa anak SD berada pada tahap oprerasional konkret, selama tahap ini anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda kongkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Pada tahap ini anak mulai berpikir logis. Berpikir logis ini terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anak memanipulasi benda-benda konkret. 85 Peningkatan tersebut terjadi setelah guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret baik dalam siklus I maupun siklus II. Dengan menggunakan media benda konkret siswa tidak hanya belajar secara abstrak atau hafalan saja melainkan mendapatkan pengalaman langsung karena menggunakan benda-benda nyata yang dapat dilihat dan disentuh oleh siswa. Menurut djamarah 2002: 131, hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Sedangkan menurut Nana Syaodih 2004: 172-173, berpendapat bahwa proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal baik yang berupa fisik maupun pisikis, dan eksternal dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat luas. Sesuai dengan pendapat di atas nilai belajar siswa yang berada dibawah KKM pada siklus I disebabkan oleh faktor lain, baik internal maupun eksternal siswa. Faktor internal siswa antara lain mungkin karena siswa tidak berani bertanya saat mengalami kesulitan, siswa pasif saat kegiatan belajar mengajar. Faktor eksternal antara lain mungkin karena guru kurang melakukan pendekatan personal kepada siswa yang mengalami kesulitan tersebut, akibatnya kemampuan siswa yang mengalami kesulitan tersebut tidak memahami materi yang diajarkan. Pada kegiatan pembelajaran siklus II guru melakukan pendekatan secara personal kepada siswa yang memiliki masalah tersebut, dan memberikan perhatian khusus, agar siswa memahami materi yang 86 diajarkan. Dengan perlakuan seperti itu, hasilnya nilai siswa yang belum memenuhi KKM mengalami peningkatan pada siklus II. Peneliti juga melakukan observasi kepada guru dan siswa pada saat proses belajar mengajar. Hasil observasi digunakan untuk melengkapi data penelitian. Observasi siswa dilakukan per kelompok. Persentase hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 64,67, dan meningkat pada pertemuan 2 sebesar 72,48, jika dirata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 68,58. Pada siklus II pertemuan 1 sebesar71,74 dan pertemuan 2 sebesar 76,09 dan jika dirata-rata persentase aktivitas siswa menjadi 73,92. Apabila diinterpertasikan dalam diagram, dapat di lihat sebagai berikut: Diagram 7. Persentase Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II Dari diagram di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam hasil observasi siswa. Dari siklus I sebesar 68,58 menjadi 73,92 pada siklus II. Peningkatan aktivitas siswa ini juga didukung oleh aktifitas guru yang meningkat pula. Persentase hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 sebesar 70,00, dan meningkat pada pertemuan 2 sebesar 80,00 , jika 68,58 73,92 64,00 66,00 68,00 70,00 72,00 74,00 76,00 Siklus I Siklus II Nilai yan g d ip er oleh sis w a Hasil Observasi Siswa 87 dirata-rata persentase aktivitas guru sebesar 75,00. Pada siklus II pertemuan 1 sebesar 78,57 dan pertemuan 2 sebesar 87,14 dan jika dirata-rata persentase aktivitas guru menjadi 82,86. Apabila diinterpertasikan dalam diagram, dapat di lihat sebagai berikut: Diagram 8. Persentase Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II Dari diagram di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam hasil observasi guru dalam mengajar. Dari siklus I sebesar 75,00 menjadi 82,86 pada siklus II. Dalam kegiatan siklus I jika dilihat dari persentase di atas, guru sudah termasuk dalam kriteria baik. Hal yang masih terliat kurang yaitu, pendekatan personal terhadap siswa, sehingga guru masih memerlukan perbaikan pada siklus II agar lebih baik. Hasilnya, aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran siklus II meningkat, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa juga ikut meningkat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa selain penggunaan media konkret yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keterampilan guru dalam mengajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 75,00 82,86 70,00 75,00 80,00 85,00 Siklus I Siklus II Nilai yan g d ip er oleh gu ru Hasil Observasi Guru 88

E. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bulakpacing 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Materi Pecahan Melalui Bantuan Alat Peraga Benda Konkret

1 35 125

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 107403 CINTA RAKYAT T.A 2016/2017.

0 2 24

PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA Pengaruh Mind Mapping dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar Siswa.

0 3 17

PENGARUH STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Pengaruh Strategi Example Non Example dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Kelas V SD Negeri 2 Tegalgede Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 1 17

PENDAYAGUNAAN BENDA KONKRET DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III Pendayagunaan Benda Konkret Dalam Upaya Peningkatan Hasl Belajar Pada Pembelajaran Tematik Kelas III SDN Nusukan Barat 113 Banjarsari Surakarta Tahun

0 1 15

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN MEDIA ALAT PERAGA MATEMATIKA Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 2 Gatak Tahu

0 1 20

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika dalam Materi Pecahan dengan Menggunakan Media Blok Pecahan (PTK Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Ngadirejo Tahun 2011/2012).

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 JAPANAN KECAMATAN CAWAS, KAB.KLATEN MATERI PECAHAN MELALUI BANTUAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I.docx

0 0 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BENDUNGAN III DENGAN ALAT PERAGA.

0 4 174

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO YOGYAKARTA.

5 23 150