50 Berdasarkan tabel pre-test hasil belajar siswa di atas diketahui bahwa
siswa yang mencapai KKM ada 13 siswa 48,15, sedangkang siswa yang belum mencapai KKM ada 14 siswa 51,85. Dapat dikatakan bahwa Pre-
test hasil belajar siswa masih rendah dengan rata-rata nilai yaitu 63,52 dan lebih banyak jumlah siswa yang belum mencapai KKM dari pada siswa yang
sudah mencapai KKM. Berdasarkan hasil pre-test diatas kemudian guru dan peneliti melakukan tindakan dalam proses pembelajaran matematika materi
pecahan pada kegiatan siklus I dan siklus II. Tindakan yang dilakukan yaitu kegiatan pembelajaran matematika dengn menggunakan media benda
konkret.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Sikus I
Sesuai dengan model penelitian Kemmis dan Taggert alur pelaksanaan penelitian ini ada 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan , observasi
dan refleksi. Hasil penelitian per siklus akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Perencanaan Siklus I
Peneliti merancang tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pecahan dengan
media benda konkret di kelas III A SDN Gedongkiwo, dengan persiapan sebagai berikut:
Nilai rata-rata 63,5185
Yang Mencapai KKM 13
Yang Belum Mencapai KKM 14
Tidak Hadir 2
Total Jumlah Siswa 29
51 a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus 1. RPP ini disusun peneliti dengan pertimbangan dari dosen matematika yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika di kelas.
b. Menyusun lembar observasi guru untuk mempermudah observer
mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media benda konkret yang dilakukan oleh guru.
c. Menyusun lembar observasi siswa untuk mengetahui sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. d.
Menyiapkan media pembelajaran dan LKS yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran.
e. Menyiapkan soal evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami materi pecahan setelah dilakukan proses pembelajaran pada siklus 1.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Pertemuan ke-1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2016. Materi yang dibahas pada pertemuan pertama ini adalah
mengenal pecahan sederhana. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dan
dilanjutkan menyanyikan lagu indonesia raya, kemudian guru mengucapkan salam pembuka. Guru melakukan presensi dan
diketahui bahwa terdapat 1 siswa yang tidak hadir. Kemudian guru
52 menanyakan kepada seluruh siswa di kalas mengapa tidak hadir dan
siswa menjawab “tidak tau”. Untuk membuat siswa siap dalam belajar
guru memotivasi siswa dengan tanya jawab, bagaimana jika ibu mempunyai 1 buah roti tetapi ibu ingin memberikan kepada 2 anak
ibu?. Siswa menjawab bersahut-sahutan, sehingga jawaban siswa sebagian tidak terdengar. Beberapa siswa ramai dan ada yang diam
saja. Guru meminta salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang berani mengutarakan pendapat diberikan pujian dan guru
bersama siswa lainnya memberi tepuk tangan, kemudian guru mengucapkan “bagus” dan ancungan jempol.
Guru membagikan roti kepada siswa, 1 buah roti untuk 2 siswa dan kemudian mempraktekkannya bersama-sama cara penyelesaian
masalah tersebut. Siswa terlihat antusias dengan media yang digunakan namun ada salah satu siswa memakan roti tersebut,
kemudian guru menegur siswa dan menggantikan roti yang telah dimakan. Setelah selesai melakukan percobaan guru bertanya kepada
siswa, “apakah semua sudah paham?”. Seluruh siswa menjawab
sudah. Langkah selanjutnya guru memasuki kegiatan inti dengan
menjelaskan materi tentang pecahan sederhana, bentuk pecahan sederhana, kemudian guru bersama siswa saling tanya jawab tentang
materi yang telah disampaikan. Agar siswa aktif guru memberi pertanyaan yang menyangkut dalam materi. Setelah itu guru membagi
53 siswa menjadi 6 kelompok. Dikarenakan sebagian siswa tidak mau
bergabung dengan kelompok yang ditentukan, maka guru memutuskan siswa menentukan kelompoknya masing-masing dengan
syarat masing-masing kelompok maksimal 5 siswa. Masing-masing kelompok mengambil alat dan bahan. Kemudian guru meminta siswa
untuk membaca bersama-sama langkah dalam mengerjakan LKS. Setelah selesai membaca bersama-sama, kemudian masing-masing
kelompok mengerjakan LKS tersebut. Pada saat mengerjakan LKS sebagian siswa ada yang tidak
ikut mengerjakan, kemudian guru menegur siswa tersebut untuk ikut bergabung kedalam kelompoknya. Setelah LKS selesai masing-
masing kelompok mempersentasikan hasil kelompo secara bergantian. Ada dua kelompok yang masih malu-malu untuk mempersentasikan
hasil LKS mereka, kemudian guru meyakinkan siswa bahwa mereka pasti bisa dan guru membimbing kelompok untuk mempersentasikan
hasil lembar kerja siswa. Setelah masing-masing kelompok selesai mempersentasikan hasil diskusi, guru memberi penguatan tentang
LKS yang sudah dibuat dan melakukan tanya jawab menyangkut materi.
Pada kegiatan penutup guru memancing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Karena tidak ada yang
mau berbicara lalu guru memberi sebuah pertanyaan dan siswa menjawab. Setelah selesai menyimpulkan materi guru memberi
54 motivasi kepada siswa untuk giat belajar dan mengulangi pelajaran
kembali. Guru memberi salam penutup dan mempersilahkan siswa untuk beristirahat.
b. Pertemuan ke-2
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 Mei 2016. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua ini adalah
menjumlahkan dan mengurangkan pecahan yang berpenyebut sama.
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dan dilanjutkan menyanyikan lagu indonesiaraya, kemudian guru
mengucapkan salam pembuka. Guru melakukan presensi dan diketahui bahwa terdapat 3 siswa yang tidak hadir. 1 siswa izin skit
sedangkan 2 siswa tanpa keterangan. Saat memulai proses pembelajaran guru memotivasi siswa dengan tanya jawab, kemarin
kita sudah mempelajari tentang pecahan sederhana. Jika 1 benda dibagi menjadi 2 bagian yang sama, maka berapa bagian kah yang
terbentuk?. Siswa menjawab dengan kompak, dan benar. Kemudian guru mengucapkan “bagus” dan ancungan jempol kepada seluruh
siswa. Setelah guru melakukan apresepsi kemudian guru memasuki kegiatan inti.
Pada kegiatan inti guru memberi sebuah permasalahan dengan soal
+ =
⋯ guru bertanya bagaimana cara menyelesaikannya? sebagian siswa angkat tangan. Kemudian guru menunjuk salah satu
siswa untuk maju ke depan menyelesaikan soal tersebut dengan
55 jawaban yang benar namun tanpa menggunakan langkah penyelesaian.
Setelah selesai guru mengucapkan “bagus” kepada siswa dan mempersilahkan duduk. Guru mengambil sebuah benda dan bertanya
ini apa anak-anak, siswa menjawab kertas. Kemudian guru mengambil sebuah benda lagi dan bertanya, ini apa?, siswa menjawab plastik.
Siswa menjawab dengan bersemangan sehingga keadaan kelas begitu ramai, dan ada juga siswa yang sibuk dengan mainannya sendiri, ada
juga siswa yang cumadiam saja. Guru berkata ya benar ini adalah kertas F4 dan plastik bening yang sama ukurannya dengan kertas F4.
Kemudian guru menjelaskan cara kerja menggunakan benda tersebut untuk menyelesaikan soal. Pada saat guru menerangkan media, tidak
semua siswa memperhatikan kedepan. Setelah selesai menjelaskan penggunaan media kemudian guru
meminta kepada siswa untuk bergabung dengan kelompok pada pertemuan pertama untuk kegiatan mengerjakan LKS. Kemudian
siswa mengikuti instruksi dari guru dengan baik, setelah selesai salah satu siswa perwakilan kelompok mengambil LKS yang sudah
disediakan guru. Pada saat pengambilan media sebagian siswa berebut memilih media dan membuat suasana ricuh, kemudian guru
menenangkan suasana dan kelas kembali tenang.Kemudian guru meminta siswa untuk membaca bersama-sama langkah dalam
mengerjakan LKS. Setelah selesai membaca bersama-sama, kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS tersebut. Pada saat
56 megerjakan LKS banyak siswa yang bertanya cara penggunaannya,
kemudian guru menjelaskan kembali satu per satu kepada siswa yang bertanya. Setelah LKS selesai masing-masing kelompok diminta
untuk mempersentasikan hasil kelompo secara bergantian dengan bimbingan guru. Setiap kelompok yang sudah mempersentasikan hasil
LKS guru memberi apresiasi lisan dengan ucapan “bagus” sesekali guru memberi ancungan jempol dan tepuk tangan bersama-sama.
Untuk memasuki kegiatan penutup guru memancing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Guru memberi
sebuah soal dan menjawab secara bersama-sama. Guru memberi contoh soal kembali, kemudian guru memilih salah satu siswa yang
terlihat kurang paham untuk menyelesaikannya di papan tulis secara terbimbing. Setelah selesai menyimpulkan materi siswa diberi soal
evaluasi siklus 1. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi guru memberi motivasi kepada siswa untuk giat belajar dan mengulangi
kembali apa yang sudah dipelajari. Guru memberi salam penutup dan mempersilahkan siswa untuk beristirahat.
3.
Observasi a.
Observasi nilai hasil belajar
Observasi nilai hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peninkatan hasil belajar siswa setelah diajarkan materi
pecahan dengan media benda konkret. Untuk mengetahui hasil belajar
57 siswa, dilakukan tes evaluasi yang telah terlampir. Data hasil tes
tersebut dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Kelas III A Siklus I
No. Absen
Nama Siswa
Tes I Keterangan
1. AS
100 Tuntas
2. MS
85 Tuntas
3. EP
- Tidak Hadir
4. PD
55 Belum Tuntas
5. AN
100 Tuntas
6. FA
100 Tuntas
7. -
- Pindah Sekolah
8. DB
95 Tuntas
9. TR
65 Tuntas
10. ASH
100 Tuntas
11. AT
- Tidak Hadir
12. RN
100 Tuntas
13. SA
95 Tuntas
14. IR
70 Tuntas
15. BO
100 Tuntas
16. CD
70 Tuntas
17. AN
100 Tuntas
18. NZ
100 Tuntas
19. SM
100 Tuntas
20. AD
95 Tuntas
21. ND
100 Tuntas
22. RE
100 Tuntas
23. AA
70 Tuntas
24. NP
95 Tuntas
25. FA
100 Tuntas
26. MR
75 Tuntas
27. KL
- Tidak Hadir
28. FP
70 Tuntas
29. NB
100 Tuntas
30. NC
100 Tuntas
Berdasarkan tabel hasil belajar siswa pada siklus I di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 89,6. Siswa yang
mencapai KKM ada 25 siswa 96.15, sedangkang siswa yang Nilai rata-rata
89,6 Yang Mencapai KKM
25 Yang Belum Mencapai KKM
1 Absen
3 Total Jumlah Siswa
29
58 belum mencapai KKM ada 1 siswa 3.85. Dapat dikatakan bahwa,
persentase ketuntasan untuk keseluruhan siswa sebesar 100 belum terpenuhi.
Perbandingan nilai antara hasil Pre-Tes dengan siklus I dapat dilihat dalam tabel dan diagram berikut:
Tabel 8. Perbandingan Hasil Pre-test Dengan Hasil Belajar
Siklus I Siswa.
No Absen
Nama Siswa
Pre- tes Keterangan
Tes I Keterangan
1. AS
30 Belum Tuntas
100 Tuntas
2. MS
40 Belum Tuntas
85 Tuntas
3. EP
55 Belum Tuntas
- Tidak Hadir
4. PD
35 Belum Tuntas
55 Belum Tuntas
5. AN
100 Tuntas
100 Tuntas
6. FA
85 Tuntas
100 Tuntas
7. -
- -
- Pindah Sekolah
8. DB
95 Tuntas
95 Tuntas
9. TR
70 Tuntas
65 Tuntas
10. ASH
40 Belum Tuntas
100 Tuntas
11. AT
35 Belum Tuntas
- Tidak Hadir
12. RN
100 Tuntas
100 Tuntas
13. SA
35 Belum Tuntas
95 Tuntas
14. IR
40 Belum Tuntas
70 Tuntas
15. BO
100 Tuntas
100 Tuntas
16. CD
70 Tuntas
70 Tuntas
17. AN
50 Belum Tuntas
100 Tuntas
18. NZ
70 Tuntas
100 Tuntas
19. SM
- Tidak Hadir
100 Tuntas
20. AD
55 Belum Tuntas
95 Tuntas
21. ND
100 Tuntas
100 Tuntas
22. RE
85 Tuntas
100 Tuntas
23. AA
40 Belum Tuntas
70 Tuntas
24. NP
85 Tuntas
95 Tuntas
25. FA
80 Tuntas
100 Tuntas
26. MR
55 Belum Tuntas
75 Tuntas
27. KL
- Tidak Hadir
- Tidak Hadir
28. FP
10 Belum Tuntas
70 Tuntas
29. NB
55 Belum Tuntas
100 Tuntas
30. NC
100 Tuntas
100 Tuntas
59
Keterangan Pree- tes
Siklus I Rata-rata
63,5185 89,6
Mencapai KKM 48,15
96.15 Belum Mencapai KKM
51,85 3.85
Diagram 1. Nilai Rata-rata Siswa Pada Pre-tes Dengan Hasil Belajar Siklus I.
Berdasarkan tabel dan diagram diatas dapat disimpulkan bahawa, antara nilai siswa sebelum diberi tindakan dengan siklus I
yang telah dikenai tindakan mengalami kenaikan. Persentase ketuntasan siswa yang sudah mencapai KKM dari keseluruhan siswa
juga mengalami kenaikan yaitu dari 13 siswa menjadi 25 siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sudah memenuhi kriteria keberhasilan
penelitian, tetapi persentasi ketuntasan siswa yang telah mencapai KKM belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian yaitu 100,
sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
b. Observasi kegiatan pembelajaran siklus I
Observasi keiatan pembelajaran dilakukan peneliti dengan dibantu teman sejawat. Kegiatan observasi dilakukan dengan
63,52 89,6
20 40
60 80
100
Pre- tes Siklus I
Nilai yan
g d
ip er
oleh
sis w
a Perbandingan Nilai Rata-rata Pre-
Tes dengan Siklus I
60 mengamati proses pembelajaran di kelas. Pengamatan dilakukan untuk
mengamati aktivitas siswa dengan guru dalam pembelajaran menggunakan media benda konkret. Instrumen observasi yang
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berupa tabel pengamatan terhadap aktivitas siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ditujukan kepada siswa yang diamati per kelompok. Istrumen observasi untuk
mengamati kegiatan
guru dalam
melakukan pembelajaran
menggunakan lembar observasi guru berupatabel pengamatan terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Observasi ini
dilakukan peneliti
untuk mendokumentasikan
pelaksanaan tindakan yang diharapkan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Adapun hasil observasi aktivitas siswa per kelompok
selama tindakan secara klasikal adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Per Kelompok Siklus I.
Kelompok Pertemuan
jumlah Rata-rata
per kelompok
Rata-rata kelas
I II
I 34
32 66
33 39,33333
II 35
44 79
39,5 III
41 43
84 42
IV 42
47 89
44,5 V
39 40
79 39,5
VI 36
39 75
37,5 Jumlah
227 245
472
61 Dari tabel di atas diketahui jumlah skor aktivitas siswa secara
klasikal dalam pembelajaran, kemudian skor yang dicapai keseluruhan siswa tersebut dicari persentasinya dengan menggunakan rumus:
Persentase =
x 100
Skor maksimal pada siklus I pertemuan 1 dari 13 item yang diperoleh 27 siswa adalah 351. Skor pencapaian yang diperoleh siswa
pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 sebesar 227, maka persentase
perolehan nilai
aktivitas siswa
dalam kegiatan
pembelajaran siklus I pertemuan 1 adalah:
Persentase =
x 100 = 64,67
Persentase aktivitas siswa secara klasikal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret pada siklus I
pertemuan 1 sebesar 64,67. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam
kriteria cukup. Skor maksimal pada siklus I pertemuan 2 dari 13 item yang
diperoleh 26 siswa adalah 338. Skor pencapaian yang diperoleh siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 sebesar 245, maka
persentase perolehan
nilai aktivitas
siswa dalam
kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 adalah:
62 Persentase
= x 100 = 72,48
Persentase aktivitas siswa secara klasikal dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media benda konkret pada siklus I
pertemuan 2 sebesar 72,48. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih termasuk
dalam kriteria cukup. Berdasarkan tabel pengamatan kelompok yang terdiri dari 13
item, keaktifan siswa paling tinggi pada siklus I secara keseluruhan terdapat pada item nomor 1 yaitu, siswa tertarik dalam proses
pembelajaran, sedangkan keaktifan siswa paling rendah pada saat siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan. Selama proses
pengamatan, ditemukan kesulitan yang dihadapi siswa dalam kelompok, yaitu meskipun secara keseluruhan kelompok terlihat aktif
dalam proses pembelajaran, namun sebagian kelompok kurang serius dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, dan pada saat
siswa mempersentasekan hasil kelompok, siswa kurang percaya diri. Selain melakukan observasi terhadap aktivitas siswa, peneliti
juga melakukan observasi terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran. Adapun hasil observasi aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada siklus I yaitu sebagai berikut:
63
Tabel 10. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I
No Aspek yang diamati
Skor Pertemuan
I II
1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran
3 3
2. Memeriksa kesiapan siswa
3 3
3. Melakukan kegiatan apresepsi
3 3
4. Menyampaikan kompetensi, tujuan yang akan dicapai, dan
rencana kegiatan. 3
3 5.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3
3 6.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3
3 7.
Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 3
3 8.
Mengaitkan materi dengan realita kehidupan 4
4 9.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi, tujuan yang ingin dicapai
4 4
10. Melaksanakan pembelajaran sesuai tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik 4
4 11.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4
4 12.
Menguasai kelas 1
2 13.
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 3
3 14.
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
3 3
15. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang dialokasikan
2 2
16. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
3 3
17. Menghasilkan pesan yang menarik
3 3
18. Menggunakan media secara efektif dan efesien
4 4
19. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
4 4
20. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran
4 4
21. Merespon positif partisipasi siswa
3 3
22. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar
3 3
23. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
3 3
24. Menunjukkan hubungan antara pribadi yang positif
3 2
25. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
1 3
26. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dalam
pembelajaran matematika dan menerapkannya 3
3
27. Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi
dalam menyampaikan informasi lisanatau tulisan melalui simbol,
bilangan, diagram, grafik, dll 3
4 28.
Memantau kemajuan belajar 1
2 29.
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 3
4 30.
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 3
3 31.
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 2
3 32.
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 2
3 33.
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik
2 3
34. Menyusun rangkuman dengan melibatkan peserta didik
2 4
35. Melaksanakan tindak lanjut
4 Jumlah Skor
98 112
64 Dari tabel diata dapat diketahui jumlah skor aktivitas guru
dalam pembelajaran. Skor tersebut kemudian dicari persentasenya dengan menggunakan rumus:
Persentase =
x 100
Skor maksimal dari aktivitas guru yang terdiri dari 35 item apa bila keseluruhan item mendapat skor 4 dengan kriteria sangat baik
adalah 140. Skor pencapaian guru pada kegiatan pembelajara siklus I pertemuan 1 berjumlah 98. Skor pencapaian guru pada kegiatan
pembelajaran siklus I pertemuan 2 berjumlah 112 maka:
Persentase siklus I pertemuan 1 =
x 100 = 70,00
Persentase siklus I pertemuan 2 =
x 100 = 80,00
Kriteria aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pecahan menggunakan media benda konkret pada siklus I pertemuan 1 sebesar
70,00. Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria cukup. Kriterian
aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran pecahan menggunakan media benda konkret pada siklus I pertemuan 2 sebesar 80,00.
Dengan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas Guru dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan
hasil pengamatan guru pada siklus I pertemuan 1 dan 2 pada saat
65 proses pembelajaran secara keseluruhan guru sudah melaksanakan
pembelajaran sesuai RPP yang telah direncanakan, namun pada saat proses pembelajaran pertemuan 1 guru melebihi alokasi waktu yang
sudah ditentukan. Pendekatan personal guru terhadap siswa juga masih kurang, sehingga terdapat 1 siswa dalam proses pembelajaran
hanya diam saja. Dari tabel pengamatan aktivitas siswa dan guru diatas dapat
dilihat terjadi peningkatan aktivitas dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 2. Aktivitas Siswa Siklus I
Diagram 3. Aktivitas Guru Siklus I
64,67 72,48
60,00 65,00
70,00 75,00
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Nila i y
a ng
dip er
o leh
sis w
a
Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I
70,00 80,00
65,00 70,00
75,00 80,00
85,00
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Nila i y
a ng
dip er
o leh
g uru
Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I
66 4.
Refleksi
Tahap refleksi dilakukan pada akhir siklus. Refleksi bertujuan untuk membahas hal-hak yang sudah dilaksanakan dan hal-hal yang perlu
diperbaiki. Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I dapat dilihat manfaat penggunaan media konkret dalam pelajaran
matematika, karena perbandingan nilai dari data awal pra siklus sampai ke siklus I mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas dari 63,52
menjadi 89,6. Untuk ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari sebelumnya 13 siswa 48,15 yang tuntas menjadi 25
siswa 96.15 yang tuntas. Hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan peneliti yaitu 100 siswa mencapai KKM, sehingga
membuat peneliti melanjutkan penelitian ini masuk ke siklus II. Selama pembelajaran berlangsung, ada beberapa hal yang menjadi bahan
refleksi: 1
Alat peraga yang disiapkan oleh guru dijadikan mainan oleh beberapa siswa.
2 Terdapat 1 siswa yang belum mencapai KKM.
3 Sebagian besar siswa dalam mengemukakan pendapat belum begitu
berani dan masih merasa ragu. 4
Beberapa siswa sibuk dengan permainannya sendiri.
Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa siklus I masih terdapat kekurangan. Kekurangan pada siklus I berasal dari pihak guru
dan siswa, maka perlu diperbaiki dan diberi tindakan lagi pada siklus II.
67
C. Deskripsi Hasil Penelitian Sikus II