Bilangan Pecahan Dan Operasinya di Kelas III SD Karakteristik Siswa SD

19 5 Tahap simbolisasi symbolism Pada tahap ini siswa mulai menciptakan simbol matematika atau rumus verbal. Misalnya untuk menuliskan segi tiga ABC disimbolkan ABC. 6 Tahap formalisasi Pada tahap terahir ini, siswa belajar mengorganisasi konsep- konsep membentuk suatu sistem matematika yang memuat aksioma, dalil, teorema, beserta akibat-akibatnya. Tahap ini di luar jangkauan anak SD. Untuk penerapannya didalam pembelajaran matematika, akan lebih baik jika dalam pemilihan teori belajar harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan atau dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan. Dari penjelasan Diens dan Piaget bahwa dalam proses pembelajaran anak SD berada pada operasional konkret. Sesuai dengan penelitian ini bahwa dengan menggunakan media benda konkret yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Bilangan Pecahan Dan Operasinya di Kelas III SD

a. Mengenal Pecahan Bilangan pecahan adalah bilangan yang bukan merupakan bilangan bulat. Pecahan sederhana terdiri atas dua bagian yaitu bagian atas yang disebut pembilang dan bagian bawah yang disebut penyebut. 20 1 Mengenal pecahan sederhana Pecahan sederhana misalnya setengah, seperempat, sepertiga dan seperenam. Contuh: bentuk gambar dibagi sama dapat digunakan untuk menunjukan pecahan. b. Membaca, Membilang, dan Menulis Lambang pecahan Contoh: 1 Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 2. Oleh karena itu menunjukkan pecahan 2 Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 3. Oleh karena itu menunjukkan pecahan 3 Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 4. Oleh karena itu menunjukkan pecahan 4 Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 6. Oleh karena itu menunjukkan pecahan 21 Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 3. Oleh karena itu menunjukkan pecahan . Pecahan dibaca satu per tiga atau sepertiga. 1 Membaca lambang bilangan pecahan dibaca = satu per dua atau setengah dibaca = satu per tiga atau sepertiga dibaca = empat per delapan 2 Menulis lambang pecahan dengan kata-kata dan lambang a Menulis lambang pecahan untuk bagian yang di arsir b Menulis lambang pecahan untuk bagian yang tidak diarsir 22 3 Membilang dan menulis pecahan dengan kata-kata dan lambang. 4 Pecahan senilai Untuk menentukan pecahan senilai ada 2 cara yaitu: a Cara pertama Perhatikan 3 gambar berikut: Dari gambar di atas terlihat luas daerah yang diarsir sama sehingga senilai dengan dan atau Daerah yang diarsir adalah 2 bagian dari 5 bagian sehingga daerah yang diarsir menunjukkan = dibaca dua per lima. Daerah yang diarsir adalah 3 bagian dari 5 bagian sehingga daerah yang diarsir menunjukkan = dibaca tiga per lima. 23 b Cara kedua Dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama. Contoh: = = = Jadi senilai dengan , , atau =

D. Media

1. Pengertian Media

Menurut Azhar Arsyad, 2011: 4-5, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Arief S. Sadiman dkk, 2009: 6, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti atau pengantar. Maksudnya adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan. R. angkowo dan Kosasih 2007: 11, media adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

2. Fungsi Media

Derek Rountree Ahmat Rohani, 2006: 7-8, media pendidikan berfungsi untuk: 24 a. Menghubungkan motivasi belajar. b. Mengulang apa yang telah dipelajari. c. Menyediakan stimulus belajar. d. Mengaktifkan respon peserta didik. e. Memberikan balikan dengan segera. f. Menggalakkan latihan yang serasi. Sedangkan menurut McKnown Ahmat Rohani, 2006: 8, media pendidikan berfungsi untuk: a. Mengubah titik berat pendidikan formal yaitu dari pendidikan yang menekankan pada instruksional akademis menjadi pendidik yang mementingkan kebutuhan peserta didik. b. Membangkitkan motivasi peserta didik. c. Memberikan kejelasan. d. Memberikan rangsangan.

3. Macam Media

Menurut Beni Pribadi dan Dewi Putri 2001: 4-17, macam- macam media yaitu: a. Realita Adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar. Ciri media realita adalah benda yang masih berada dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Contoh: buah, batu, kupu-kupu, dan sebagainya. 25 b. Model Model didefinisikan sebagai benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari yang sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media untuk mengatasi kendala harga media yang tinggi atau sulit digunakan sebagai realita. c. Bahan Grafis Adalah gambar-gambar atau visual-visual yang penampilannya tidak diproyeksikan. Contoh: gambar, grafik, chart, poster, dan kartun. d. Bahan pameran display Merupakan media yang penggunaannya dipasang ditempat tertentu, sehingga orang dapat melihat informasi dan pengetahuan yang ada didalamnya. Contoh: papan tulis magnetis, flip chart dan lain-lain.

4. Kriteria Pemilihan Media

Arief S. Sadiman dkk, 2009: 85, kriteria dalam pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat khasnya karakteristik media yang bersangkutan. Azhar Arsyad, 2011: 75-76, pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Ada beberapa kriteria dalam memilih media, 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 26 2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. 3. Praktis, luwes, dan bertahan. 4. Guru terampil menggunakannya. 5. Pengelompokan sasaran. 6. Mutu teknis. Jika dilihat dari pendapat Beni Pribadi dan Dewi Putri diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media benda konkret termasuk media realita. Benda yang masih berada dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya.

5. Media Benda Konkret

Media benda konkret adalah alat peraga atau media benda-benda nyata yang berada di sekitar siswa dan digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Media benda konkret termasuk media realita, benda yang masih berada dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Menurut Ibrahim dan Nana Syaodih 2003: 119, menyatakan bahwa media benda konkret adalah objek yang sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu. 27

6. Penggunaan Media Benda Konkret

Penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran tentu memiliki tujuan agar pembelajaran yang dilaksanakan mencapai target atau standar ketuntasan yang telah ditetapkan, seperti yang dikemukakan oleh Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 153, tujuan dari penggunaan media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan- pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat, dan akurat. Secara khusus media pengajaran yang digunakan mempunyai tujuan dalam pengajaran seperti yang dikemukakan oleh Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 153, penggunaan media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: memberikan kemudahan kepada peserta didik, memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi, menumbuhkan sikap dan keterampilan, menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik. Selanjutnya Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 156, mengungkapkan prinsip-prinsip dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, diantaranya: media harus sesuai dengan tujuan pengajaran, media harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, media harus sesuai dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat, dan media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan 28 penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran siswa SD sangat membantu kelancaran dan penyampaian materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dan dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan yang lebih tahan lama, karena peserta didik mendapatkan pengalaman secara nyata dan langsung.

7. Manfaat Media Benda Konkret

Menurut Nana Sudjana, 2007:207 penggunaan media konkret dalam proses belajar mengajar terutama bertujuan untuk memperkenalkan suatu unit pelajaran tertentu, proses kerja suatu objek studi tertentu atau bagian-bagian serta aspek-aspek lain yang diperlukan. Secara rinci berikut adalah manfaat dari media konkret, a Memudahkan siswa dalam membangun struktur kognitif dalam membentuk konsep. b Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran agar sesuai dengan program yang sudah ditetapkan. c Mengefektifkan proses pembelajaran. d Meningkatkan interaksi komponen pembelajaran Seperti yang dikutip oleh Arsyad 2006:25, merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut: a Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir. b Memperbesar perhatian siswa. c Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap. 29 d Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. e Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membant perkembangan kemampuan berbahaya. f Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak.

8. Langkah-langkah Penggunaan Media Konkret

Pemanfaatan media juga tidak asal-asalan menurut keinginan pendidik, tidak terencana dan sistematik. Pendidik harus memanfaatkannya menurut langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain 2002: 154, ada enam langkah yang bisa ditempuh pendidik pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media konkret, langkah- langakah itu adalah: a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media. b. Persiapan guru. c. Persiapan kelas. d. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. e. Langkah kegiatan belajar peserta didik. f. Langkah evaluasi pengajaran. 30 Dari langkah-langkah penggunaan media yang dikemukakan di atas disimpulkan bahwa cara memanfaatkan media tergantung dari jenis dan karakteristik media.

E. Karakteristik Siswa SD

Karakteristik siswa SD dapat dilihat dari tahap perkembangan mereka. Piaget Syaiful Sagala, 2010: 27, perkembangan anak dibagi menjadi empat tahapan yaitu: 1 Sensori Motor 0.0 – 2.0 tahun Pada tahap sensor motor anak mengennal lingkingannya dengan kemampuan sensorik yaitu, penglihatan, nendengaran, perabaan, dan mengerak-gerakkannya. Selama periode ini anak mengatur alamnya dengan indra-indranya sensori dan tindakan-tindakannya motor. 2 Praoprasional 2.0 – 7.0 tahun Pada tahap praoperasional anak mengenalkan diri pada persepsi tentang realitas, ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berparisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan. Pada umur ini anak belum mampu melaksanakan operasi-operasi mental yaitu menambah, mengurang dan lain-lain. 3 Operasional konkret 7.0 – 11.0 tahun Pada tahap oprasional konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis, walaupun kadang-kadan memecahkan masalah secara “trial and error”. Tahap ini merupakan tahap permulaan berpikir rasional yang berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat 31 diterapkan pada masalah-masalah konkret. Pada tahap ini anak hanya dapat menghadapi operasi-operasi konkret, bukan operasi-operasi formal sehingga anak belum dapat berurusan dengan materi abstrak. 4 Operasional formal 11.0 tahun keatas Pada tahap ini anak dapat berpikir abstrak sperti orang dewasa. Anak dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya, untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Pada tahap ini anak tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa konkret karena sudah dapat berpikit secara abstrak. Mengingat umumnya anak indonesia mulai masuk sekolah dasar pada usia 6-7 tahun dan rentang waktu belajar di SD adalah selam 6 tahun maka usia anak sekolah dasar bervariasi antara 6- 12 tahun Maslichah Asy’ari. 2006: 38. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa keadaan siswa sekolah dasar meliputi tahap pra oprasional kongkrit dan masa awal operasional formal. Maslichah Asy’ari 2006: 38, menjelaskan bahwa, pada usia atau tahap tersebut, anak memiliki berbagai sifat sebagai berikut: 1. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat. 2. Senang bermain atau suasana yang menggembirakan. 3. Mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka mencoba-coba. 4. Memiliki dorongan yang kuat untuk berekspresi, tidak suka mengalami kegagalan. 5. Akan belajar efektif bila ia merasa senang dengan situasi yang ada. 32 6. Belajar dengan bekerja dan suka mengajarkan apa yang ia bisa kepada temannya. Jika dicermati lebih lanjut perkembangan siswa pada sekolah dasar, ada sebuah perbedaan antara kelas rendah dan kelas tinggi. Oleh karena itu dalam pembelaran di sekolah dasar perlu ada perbedaan strategi atau penekanan antara siswa kelas rendah atau kelas atas yang desesuaikan dengan karakteristik masing-masing. Seiring dengan meningkatnya umur anak, maka cara anak bergerak dari konkret ke abstrak. Dalam matematika setiap konsep yang abstrak, siswa peerlu diberi penguatan agar bertahan lama dalam memori siswa sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk itu menggunakan pemahaman dengan menggunakan media konkret sangat diperlukan agar tidak mudah terlupakan oleh siswa.

F. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bulakpacing 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Materi Pecahan Melalui Bantuan Alat Peraga Benda Konkret

1 35 125

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 107403 CINTA RAKYAT T.A 2016/2017.

0 2 24

PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA Pengaruh Mind Mapping dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar Siswa.

0 3 17

PENGARUH STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Pengaruh Strategi Example Non Example dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Kelas V SD Negeri 2 Tegalgede Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 1 17

PENDAYAGUNAAN BENDA KONKRET DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III Pendayagunaan Benda Konkret Dalam Upaya Peningkatan Hasl Belajar Pada Pembelajaran Tematik Kelas III SDN Nusukan Barat 113 Banjarsari Surakarta Tahun

0 1 15

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN MEDIA ALAT PERAGA MATEMATIKA Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 2 Gatak Tahu

0 1 20

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika dalam Materi Pecahan dengan Menggunakan Media Blok Pecahan (PTK Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Ngadirejo Tahun 2011/2012).

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 JAPANAN KECAMATAN CAWAS, KAB.KLATEN MATERI PECAHAN MELALUI BANTUAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I.docx

0 0 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BENDUNGAN III DENGAN ALAT PERAGA.

0 4 174

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO YOGYAKARTA.

5 23 150