Pengertian Matematika Kajian Tentang Matematika

10 anggota tubuh siswa itu sendiri. Faktor fisiologi tersebut adalah Kondisi fisik, Kondisi panca indra. 2 Faktor pisikologi Merupakan faktor yang mempengaruhi proses serta hasil belajar siswa yang berasal dari kejiwaan siswa itu sendiri. Faktor tersebut meliputi: Bakat, Minat, Kecerdasan, Motivasi, Kemampuan kognitif Dari pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek koknitif, afektif, dan pisikomotor.

B. Kajian Tentang Matematika

1. Pengertian Matematika

Menurut Kline Ruseffendi, 1992: 28, “matematika adalah alat bantu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan ala m”. Dalam pengertian ini matematika merupakan ilmu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari contoh : a Mengadakan transaksi jual beli, maka manusia memerlukan proses perhitungan. b Matematika yang berkaitan dengan bilangan dan operasi hitungnya: menghitung luas daerah, menghitung jarak yang ditempuh dari suatu 11 tempat ke tempat yang lain, menghitung laju kecepatan kendaraan, dan lain-lain. Hakekat matematika menurut Ebbut dan Straker Marsigit, 2011:5, yaitu sebagai berikut: a. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan. b. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi dan penemuan. c. Matematika sebagai pemecahan masalah. d. Matematika sebagai alat komunikasi. Menurut S ri Subarinah 2006:1, “matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya”. Sedangkan Ruseffendi Sri Subarinah, 2006: 1, berpendapat bahwa “matematika itu terorganisasi dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika itu disebut juga dengan ilmu dedukatif”. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran generalisasi dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif dan eksperimen. Walaupun dalam matematika mencari kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dapat dibuktikan 12 dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif. Contoh dalam ilmu fisika, bila seorang melakukan percobaan eksperimen sebatang logam dipanaskan maka memuai dan dilanjutkan dengan logam-logam yang lainnya, dipanaskan ternyata memuai juga, maka ia dapat membuat kesimpulan generalisasi bahwa setiap logam yang dipanaskan itu dapat memuai. Generalisasi yang dibuat secara induktif tersebut dalam ilmu fisika dapat dibenarkan contoh dalam ilmu fisika di atas. Pada matematika contoh-contoh seperti itu baru dianggap sebagai generalisasi jika kebenarannya dapat dibuktikan secara deduktif. Antonius C. Prihandoko 2006: 9, mengatakan bahwa, “hakekat matematika berkenaan dengan struktur-struktur, hubungan-hubungan, konsep-konsep abstrak yang dikembangk an menurut aturan logis”. James dan james Ruseffendi, 1992: 27, lebih lanjut, menjelaskan matematika adalah ilmu tentang logika mengenai, bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyaknya terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai bilangan yang didefinisikan secara cermat, jelas dan akurat yang di tulis dalam bentuk simbol untuk membantu manusia dalam masalah dikehidupan sehari-hari. 13

2. Peranan Matematika di SD

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Bulakpacing 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam Materi Pecahan Melalui Bantuan Alat Peraga Benda Konkret

1 35 125

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET PADA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 107403 CINTA RAKYAT T.A 2016/2017.

0 2 24

PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA Pengaruh Mind Mapping dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar Siswa.

0 3 17

PENGARUH STRATEGI EXAMPLE NON EXAMPLE DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Pengaruh Strategi Example Non Example dengan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Kelas V SD Negeri 2 Tegalgede Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 1 17

PENDAYAGUNAAN BENDA KONKRET DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS III Pendayagunaan Benda Konkret Dalam Upaya Peningkatan Hasl Belajar Pada Pembelajaran Tematik Kelas III SDN Nusukan Barat 113 Banjarsari Surakarta Tahun

0 1 15

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN MEDIA ALAT PERAGA MATEMATIKA Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 2 Gatak Tahu

0 1 20

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM MATERI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika dalam Materi Pecahan dengan Menggunakan Media Blok Pecahan (PTK Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Ngadirejo Tahun 2011/2012).

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 JAPANAN KECAMATAN CAWAS, KAB.KLATEN MATERI PECAHAN MELALUI BANTUAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I.docx

0 0 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BENDUNGAN III DENGAN ALAT PERAGA.

0 4 174

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO YOGYAKARTA.

5 23 150