Persamaan logika untuk setiap jalur keluaran berdasarkan pada gambar 12.7 adalah :
a = A + BD +
B D
+ CD b = B + C
D
+ CD c = B + C + D
d =
B D
+ B C D + C
D
+
B
C e = B D + C D
f = C
D
+ B
D
+ B C + A g =
B
C + B C + C
D
+ A.
Realisasi rangkaian dekoder BCD ke peraga 7 segmen dapat diperhatikan pada Gambar 12.8 di bawah ini. Diagram rangkaian seperti Gambar 12.8
bukanlah satu-satunya rangkaian BCD ke peraga 7-segmen. Anda dapat mencoba rangkaian sejenis yang berbeda tergantung dari teknik
penyandian, pernyataan fungsi keluaran dalam bentuk maxterm atau minterm, dan cara penggabungan atau penyederhanaan dari peta
Karnaoghnya. AB
CD
A B
A B A B
A B C
D
1 X
1 C D
1 X
1 C D
1 X
X C
D
1 1
X X
g Gambar 12.7 :
Peta Karnough rangkaian dekoder BCD ke peraga 7 segmen
X : tak peduli don‟t care
Gambar 12.8 : Diagram rangkaian dekoder BCD ke peraga 7-segmen. A B C D
g
f
c
b e
d
a
5. Demultiplekser
Demultiplekser adalah suatu piranti untuk memilih satu keluaran dari beberapa keluaran yang tersedia. Demultiplekser identik dengan saklar putar
rotary satu kutub banyak posisi. Ide dasar demultiplekser ditunjukkan pada Gambar 12.9.
Gambar 12.9 : Demultiplekser identik dengan saklar putar Satu kutub banyak posisi.
Satu dari beberapa keluaran dapat dipilih melalui kendali alamat dengan cara memutar saklar dengan sudut tertentu. Data pada masukan akan
dipindahkan ke keluaran. Putaran yang cepat dari saklar sebagai kendali dan sinkron dengan saat masukan akan mengubah data masukan serial menjadi
data paralel pada keluarannya. Data dalam gambar 6.9 di atas dalam bentuk serial adalah HHHLLH. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka
demultiplekser juga disebut sebagai distributor data dan dapat digunakan sebagai dekoder. Sebuah demultiplekser akan menerima masukan dan
meneruskannya ke salah satu dari beberapa keluaran yang mungkin. Dengan kata lain hanya satu keluaran yang aktif bekerja sementara keluaran-
keluaran yang lain dalam keadaan tidak aktif. Supaya salah satu keluaran saja yang aktif maka diperlukan jalur pengendali. Banyaknya jalur pengendali
tergantung dari banyaknya jalur masukan. Sebagaimana telah dikemukakan, rangkaian dekoder pada gambar 12.5 yang terdahulu biasanya dilengkapi
Data masukan serial
HHHLLH Kendali
alamat
1
6
H L
L H
H H
Data Keluaran
paralel Demultiplekser
dengan jalur masukan strobe S Jalur strobe S tersebut pada umumnya merupakan keluaran dari masukan enable dan masukan data yang disusun
seperti tampak pada Gambar 12.10 berikut.
Gambar 12.10 : Strobe yang terdiri dari enable dan data Selanjutnya marilah kita membuat rangkaian demultiplekser dengan dekoder 3
masukan 8 keluaran yang dilengkapi dengan masukan-masukan enable dan data seperti terlihat pada Gambar 12.11 berikut ini.
Gambar 12.11 : Dekoder 3 masukan 8 keluaran
Jika enable = 1 maka S = 0 sehingga semua keluaran bernilai 1. Jika enable = 0 maka masukan data akan disalurkan lewat salah satu dari jalur keluarannya
Strobe S Enable
Data
S Enable
Data
. .
.
A B
C
7 = ABC 0 = A B C
1 =
A B
C
yang ditentukan oleh nilai-nilai masukan A, B, dan C. Misalkan, jika ABC = 110, maka nilai pada jalur keluaran 6 akan sama dengan nilai pada jalur
masukan data. Dengan mekanisme seperti inilah dekoder berfungsi sebagai demultiplekser. Jika enable = data = 0, maka rangkaian demultiplekser
pada gambar 12.11 berfungsi sebagai dekoder. Demultiplekser 3 masukan 8 keluaran disebut dekoder 8 bit atau dekoder 3 ke 8 pada gambar 12.11
selanjutnya digambarkan seperti pada Gambar 12.12 di bawah ini.
Gambar 12.12 : Dekoder 3 masukan ke 8 keluaran
Dekoder atau demultiplekser dengan orde yang lebih tinggi dapat disusun dari dekoder atau demultiplekser orde lebih rendah. Berikut ini contoh
dekoder demultiplekser 5 masukan ke 32 keluaran 32 bit yang dibangun dengan cara menggabungkan satu dekoder 2 masukan ke 4 keluaran 4 bit
dan empat dekoder 3 masukan ke 8 keluaran 8 bit yang susunannya tampak pada Gambar 12.13. Sebagai contoh, jika ABCDE = 01110 desimal 14,
oleh karena AB = 01 maka keluaran dekoder 4 bit yang bernilai 0 adalah keluaran nomor 1. Sehingga dekoder 8 bit yang bekerja hanyalah nomor 1.
Selanjutnya, karena CDE = 110 desimal 6 maka keluaran nomor 6 dimulai dari nomor 0 dari dekoder ini atau keluaran nomor 14 dari dekoder
secara keseluruhan akan bernilai 0 aktif. Sedangkan 31 keluaran lainnya berharga 1 tidak aktif.
1 2
3 4
5 6
7
Enable Data
A B
C 8 keluaran
3 masukan
Gambar 12.13 : Dekoder 32 bit yang tersusun dari satu dekoder 4 bit dan empat dekoder 8 bit
Enable 1
2 3
4 5
6 7
1 2
3 4
5 6
7
S
1 2
3 4
5 6
7 1
8 9
10 11
12 13
14 15
S
1 2
3 4
5 6
7 2
16 17
18 19
20 21
22 23
S
1 2
3 4
5 6
7 3
24 25
26 27
28 29
30 31
S 1
2 3
Data A
B
S E
D C
2 ke 4 3 ke 8