Flip-flop Set-Reset FF-SR. FLIP-FLOP BISTABIL
pernah dikenakan pada flip-flop SR. Penjelasan cara kerja flip-flop SR di atas dapat diringkas seperti berikut :
1. S = R = 1. Keadaan ini tidak memiliki pengaruh terhadap keluaran flip-flop. Keluaran Q dan
Q
akan tetap apapun keadaan masukan yang mendahuluinya.
2. S = 0 dan R = 1. Keadaan ini akan selalu mengakibatkan keluaran menuju ke keadaan Q = 1, dan akan tetap terjadi sampai sesudah S
kembali ke 1. Keadaan ini dikatakan bahwa flip-flop di-set. 3. S = 1 dan R = 0. Keadaan ini selalu menghasilakn Q = 0, dan akan tetap
bertahan sampai setelah R kembali menjadi 1. Keadaan ini dikatakan bahwa flip-flop di-reset.
4. S = R = 0. Keadaan ini berusaha men-set dan me-reset secara bersamaan dan menghasilkan keluaran tidak konsisten dengan flip-flop. Keadaan ini
adalah terlarang.
Berdasarkan ringkasan tersebut dapat dibuat tabel kebenaran untuk flip-flop SR yang menggunakan gerbang NAND seperti berikut :
S R
Keluaran FF Q
1 1
tak berubah 1
1 set 1
0 Reset Terlarang
Dari cara kerja flip-flop NAND tampak bahwa masukan-masukan S dan R adalah aktif rendah. Masukan S akan men-set Q = 1 ketika S menjadi rendah.
Masukan R akan me-reset Q = 0 ketika R menjadi rendah.
Gerbang logika lain yang dapat digunakan untuk menyusun sebuah FF- SR adalah NOR. Perhatikanlah Gambar 8.4. Konfigurasi tersebut mirip flip-
flop NAND kecuali keluaran Q dan Q yang letaknya tertukar.
Gambar 8.4 : FF-SR dari sepasang gerbang NOR.
Dengan melakukan analisis pada flip-flop NOR seperti flip-flop NAND, akan menghasilkan tabel kebenaran sebagai berikut :
S R
Keluaran FF Q
tak berubah 1
1 Set 1
0 Resest 1
1 Terlarang
Berdasarkan tabel kebenaran untuk flip-flop NOR dapat dikemukankan penjelasan sebagai berikut :
1. S = R = 0. Keadaan ini tidak memiliki pengaruh terhadap keluaran flip-flop. Keluaran-keluaran Q dan
Q
akan tetap apapun keadaan masukan yang mendahuluinya.
2. S = 1 dan R = 0. Keadaan ini akan selalu mengakibatkan keluaran menuju ke keadaan Q = 1, dan akan tetap terjadi sampai sesudah S
kembali ke 0. Keadaan ini dikatakan bahwa flip-flop di-set. Q
Q
S
R
3. S = 0 dan R = 1. Keadaan ini selalu menghasilakn Q = 0, dan akan tetap bertahan sampai setelah R kembali menjadi 0. Keadaan ini dikatakan
bahwa flip-flop di-reset. 4. S = R = 1. Keadaan ini berusaha men-set dan me-reset secara bersamaan
dan menghasilkan keluaran tidak konsisten dengan flip-flop karena Q = Q = 0. Jika masukan dikembalikan ke 0 secara bersamaan, keluarannya tidak
dapat diprediksi. Keadaan ini adalah terlarang.
Cara kerja flip-flop NOR tepat sama dengan flip-flop NAND kecuali bahwa masukan-masukan S dan R adalah aktif tinggi dan keadaan tetapnya terjadi
ketika S = R = 0. Q akan di-set menjadi 1 oleh pulsa tinggi pada masukan S, dan keadaan ini akan di-reset menjadi 0 oleh pulsa tinggi pada masukan R.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa rangkaian flip-flop baik yang tersusun dari gerbang NOT, NAND maupun NOR seperti yang telah kita
pelajari masih merupakan flip-flop yang belum sempurna karena tetap belum tersedia fasilitassaluran untuk mengendalikannya. Oleh karena itu,
selanjutnya akan disusun suatu FF-SR lain dengan masukan aktif tinggi dan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi flip-flop yang dapat dikendalikan.
Kita akan memanfaatkan flip-flop NAND seperti yang telah dipelajari dengan menambahkan gerbang NOT pada kedua masukannya. Gerbang NOT
tersebut merupakan gerbang NAND yang kedua masukannya disatukan. Hal ini untuk menyiapkan fasilitas pengendalinya. Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 8.5.
Gambar 8.5 : FF-SR aktif tinggi dari gerbang NAND. Q
Q S
R
Jika kita analisis dengan seksama, jika S = 1 dan R = 0, maka Q = 1. Jika R = 1 dan S = 0, maka Q = 0. Jika S = R = 0, maka Q dapat berharga 1 atau 0
tergantung dari keadaan Q yang mendahuluinya. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan keluaran flip-flop Q pada suatu saat tidak hanya
ditentukan oleh keadaan masukannya pada saat itu tetapi juga tergantung pada keadaan keluaran sebelumnya. Dengan demikian tabel kebenaran untuk
FF-SR aktif tinggi di atas akan dilengkapi dengan keadaan keluaran sebelumnya Q
n
dan keadaan keluaran sesudah ada perubahan pada masukannya Q
n+1
. Pada FF-SR tersebut juga ditemui keadaan terlarang yang terjadi ketika masukan S = R = 1. Pada keadaan tersebut kedua keluaran dari
flip-flop berharga sama, yakni Q
n+1
= Q
n+1
= 1. Hal ini bertentangan dengan konsep flip-flop di mana keluaran yang satu Q harus merupakan komplemen
dari keluaran yang lain
Q
. Dengan demikian, pada pemakainnya, keadaan S = R = 1 harus dihindari. Tabel kebenaran untuk flip-flop SR aktif tinggi
selengkapnya tampak pada tabel berikut
S R
Q
n
Q
n+1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
terlarang 1
1 1
terlarang
Sistem digital dapat bekerja secara serempak sinkron atau tak serempak tak sinkron. Pada sistem tak sinkron keluaran dari rangkaian
dapat berubah keadaan setiap saat jika ada satu atau lebih perubahan masukan. Sistem digital tak sinkron sulit dirancang dan sukar ditentukan
kesalahannya. Sedangkan pada sistem sinkron, perubahan keadaan keluaran
ditentukan atau dikendalikan oleh suatu sinyal penyerempak yang sering disebut detak clock. Kebanyakan sistem digital berprinsip sinkron, karena
rangkaian sinkron lebih mudah dirancang, terkendali, dan lebih mudah ditentukan kesalahannya karena keluaran rangkaian itu dapat berubah hanya
pada saat yang tertentu. Pada umumnya sistem digital terdiri dari banyak flip-flop. Untuk
memberikan kemungkinan perubahan flip-flop yang satu sinkron dengan flip-flop yang lain diperlukan tambahan saluran masukan. Saluran masukan tersebut
dikenal sebagai masukan detak clock atau Ck. Perhatikan Gambar 8.6.
Gambar 8.6 : FF-SR berdetak.
FF-SR yang dilengkapi dengan masukan detak disebut FF-SR berdetak Clocked S-R FF. Tanda dari masukan detak ini adalah Ck, Clk, atau CP.
Dengan adanya masukan detak ini memungkinkan kerja flip-flop dapat dikendalikan dan menjadikan flip-flop tersebut lebih sempurna dari
sebelumnya, meskipun masih dijumpai kelemahan yakni adanya keadaan terlarang. Perubahan keluaran dari FF-SR berdetak hanya akan terjadi jika
masukan Ck = 1. Pada saat masukan Ck = 0, maka S = R = 1, sehingga keluaran Q dapat bernilai 0 atau 1. Pada keadaan Ck = 0 meskipun harga S
dan R berubah-ubah keluaran flip-flop tetap. Keluaran flip-flop berubah hanya ketika Ck bertransisi dari 0 ke 1 dan harga keluaran tersebut tergantung dari
keadaan S dan R pada saat Ck = 1. Transisi detak yang demikian disebut transisi positif. Selanjutnya keluaran flip-flop tidak akan berubah meskipun Ck
berubah dari 1 ke 0. S’
Ck R’
Q
Q
S
R
Dikenal pula suatu FF berdetak yang mengalami perubahan keluaran ketika terjadi transisi negatif, yaitu dari 1 ke 0. Tabel kebenaran FF-SR
berdetak sama dengan tabel kebenaran FF-SR aktif tinggi yang telah kita pelajari. Untuk keperluan efisiensi dan efektifitas penggambaran, maka FF-
SR berdetak digambarkan seperti tampak pada Gambar 8.7.
Gambar 8.7 : Diagram untuk FF-SR Berdetak.