tebel  eksitasi  untuk  FF-SR,  FF-JK,  FF-D,  dan  FF-T.  Tabel  eksitasi  FF-JK-MS sama dengan tabel eksitasi FF-JK.
Q
n
  Q
n+1
S      R J      K
D T
  0 0      x
0       x   1
1      0 1       x
1 1
1   0
0      1 x       1
1 1
  1 x      0
x       0 1
Beberapa contoh cara membuat tabel eksitasi dapat dilihat pada FF-JK. Dengan melihat  tabel  kebenaran  untuk  FF-JK  yang  terdahulu,  terbukti  bahwa  agar
keluaran  FF-JK  berubah  dari  keadaan  awal  0  atau  Q
n
=  0  ke  keadaan berikutnya 0 atau Q
n+1
= 0 maka nilai J = 0 sedangkan nilai K boleh 0 atau 1. Dengan  kata  lain  nilai  K  boleh  sembarang  yang  dituliskan  dengan  tanda  x.
Selanjutnya, agar pada keluarannya berubah dari 0 ke 1, maka haruslah J = 1 dan  K  sembarang.  Demikian  seterusnya  untuk  perubahan  yang  lain.  Cara
tersebut juga berlaku untuk FF yang lain.
7.  Aplikasi Flip-flop
Flip-flop  banyak  diaplikasikan  dalam  berbagai  persoalan.  Aplikasi  yang paling utama adalah pada register dan pencacah. Karena penting dan luasnya,
maka  kedua  persoalan  tersebut  akan  dibahas  dalam  bab  tersendiri.  Berikut  ini hanya dikemukakan beberapa aplikasi yang relatif sederhana dan spesifik.
Komputer digital  sering  memerlukan  rangkaian  untuk  mengingat  apakah hasil  terakhir  dari  suatu  operasi  matematik  bernilai  lebih besar ,  kurang  dari
atau  sama  dengan  =  nol  0.  Rangkaian  berikut  dapat  digunakan  untuk menyelesaikan  tugas  tersebut.  Tiga  buah  gerbang  NAND  empat  masukan
disusun  untuk  membentuk  flip-flop  3  keadaan.  Bagian  masukannya  terdiri  dari tiga saluran
A
,
B
, dan
C
, bagian keluarannya juga terdiri dari tiga saluran A, B, dan C. Rangkaian tersebut bersifat aktif rendah active low. Hanya satu dari
ketiga  masukannya  boleh  rendah  aktif  pada  suatu  saat,  dan  hanya  satu keluaran  yang  berstatus  rendah  aktif  yang  cocok  dengan  keadaan  masukan
tersebut.  Keadaan  keluaran  ini  tetap  bertahan  hingga  terjadi  masukan  aktif berikutnya.
Misalkan ketika
A
rendah, ia memaksa keluaran B dan C tinggi, karena
B
dan
C
tinggi  sehingga  keempat  masukan  gerbang  1  tinggi  dan  keluaran  A  rendah yang  memberikan  masukan  rendah  pada  gerbang  2  dan  3.  Keluaran  A  tetap
rendah  setelah
A
kembali  ke  tinggi  dan  mempertahankan  B  dan  C  tinggi. Misalkan
C
rendah,  ia  memaksa  keluaran  gerbang  1  dan  2  tinggi.  Hal  ini membuat keempat masukan gerbang 3 tinggi  dan keluaran C menjadi rendah.
Demikian seterusnya. Contoh  aplikasi  berikutnya  adalah  rangkaian  yang  diperlukan  untuk
mengingat nilai bilangan biner 2
3
2
2
2
1
2 yang menyajikan keadaan hari di mana
pada  suatu  saklar  pembatas  suhu  siap  berubah  status  misalkan  ke  tinggi. Rangkaian  tersebut  menggunakan  4  buah  SR-FF  karena  ada  4  bilangan  biner
yang harus diingat, selain itu juga menggunakan gerbang lain yang diperlukan. C
B A
7420 7420
7420
A B
C
Gambar  8.13  :   Flip-flop 3 keadaan
1 2
3
Dengan  saklar  reset  pada  posisi  tanah,  maka  masukan  R  menjadi  rendah. Dengan  saklar  pembatas  suhu  pada  posisi  tanah,  maka  salah  satu  masukan
pada setiap gerbang AND berstatus rendah yang mempertahankan masukan S pada keadaan rendah. Untuk memulai bekerja, pertama saklar reset ditinggikan
+  5  volt  sesaat  yang  akan  me-reset  semua  flip-flop.  Sementara  itu,  bilangan masukan  biner  tidak  diijinkan  mencapai  S  karena  ada  keadaan  rendah  pada
salah satu kaki dari setiap gerbang AND. Gerbang-gerbang ini digunakan untuk gerbang  strobe  yang  hanya  meloloskan  informasi  hanya  ketika  semuanya  di-
enable. Ketika saklar permatas suhu tersambung ke + 5 volt sesaat, maka biner masukan  diijinkan  lolos  menuju  S,  sehingga  men-set  flip-flop  yang  sesuai.
Bilangan  biner  masukan  menggambarkan  hari  yang  keadaan  suhunya  akan disaklar  untuk  diingat  dan  dibaca  kemudian  oleh  sistem  pengolah  secara
otomatis. S      Q
R      Q S      Q
R      Q S      Q
R      Q S      Q
R      Q + 5 volt
+ 5 volt
Reset Masukan dari detak biner
Keluaran ke sistem pengolah Saklar
pembatas suhu
Gerbang strobe
Gambar 8.14 :  SR-FF sebagai rangkaian pengingat