Pencacah Biner Sinkron Paralel
peta Karnaugh. Tetapi peta Karnaugh untuk masukan LSB, yaitu J dan K
, tidak perlu dibuat karena pada umumnya berlaku J
= K = 1.
Q
2
Q
1
Q
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
X X
Q 1
X X
J
2
= Q
1
Q
Q
2
Q
1
Q
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
X X
X 1
Q X
X X
X K
2
= 1 Q
2
Q
1
Q
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
X X
Q 1
X X
X J
1
= Q Q
2
Q
1
Q
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
X X
X Q
X 1
X X
K
1
= Q Q
2
Q
1
Q
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
1 1
X 1
Q X
X X
X J
= 1 Q
2
Q
1
Q
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
2
Q
1
Q
X X
X X
Q 1
1 X
X K
= 1
Dari semua peta Karnaugh tersebut di atas, maka dapat diperoleh suatu sistem persamaan tidak unik sebagai berikut :
J = K
= 1 J
1
= K
1
= Q J
2
= Q
1
Q dan
K
2
= 1.
Atas dasar persamaan tersebut, maka diagram rangkaian pencacah biner sinkron modulo 5 tampak pada Gambar 10.10 seperti berikut :
Gambar 10. 10 : Pencacah biner sinkron modulo 5 dengan FF-JK.
Semua FF yang berdetak dapat digunakan sebagai komponen rangkaian pencacah biner. Tetapi kebanyakan FF yang digunakan adalah jenis FF-T dan
FF-D, oleh karena kedua jenis FF tersebut masing-masing hanya mempunyai satu saluran masukan. Dengan demikian persambungan rangkaian pencacah
yang dibuat menjadi lebih sederhana. Perlu diingat bahwa tabel eksitasi setiap jenis FF tidaklah sama. Sehingga dalam membuat tabel kebenaran harus
mengacu pada tabel eksitasi dari FF yang dipilih. Q
2
J
2
Ck
Q
2
K
2
Q
1
J
1
Ck
Q
1
K
1
Q J
Ck
Q
K detak
1
Pencacah paralel yang telah dikemukakan merupakan pencacah naik, yakni mencacah dari bilangan kecil ke bilangan yang semakin besar untuk
setiap siklus pencacahan. Ada kalanya juga diperlukan pencacah turun, yakni mencacah dari bilangan yang besar ke bilangan yang lebih kecil untuk setiap
siklus pencacahan. Sebagaimana pada pencacah serial, pencacah paralel turun dapat disusun dengan memanfaatkan keluaran komplemen dari FF
Q
untuk memberikan masukan kepada gerbang logika yang lain biasanya gerbang AND. Sebagai ilustrasi, pencacah paralel naik paga Gambar 10.9
dapat diubah menjadi pencacah paralel turun dengan menghubungkan keluaran
Q
1
dan
Q
ke masukan gerbang AND berturut-turut yang ditempati oleh Q
1
dan Q
0.
Keluaran hasil pencahan tetap diambilkan dari Q
2
Q
1
Q . Perhatikan Gambar
10.11 berikut.
Gambar 10. 11 : Pencacah biner sinkron turun modulo 5 dengan FF-JK.
Pencacah seperti Gambar 10.11 itu akan mencacah mengikuti deretan berikut : Q
2
J
2
Ck
Q
2
K
2
Q
1
J
1
Ck
Q
1
K
1
Q J
Ck
Q
K detak
1
Q
2
Q
1
Q
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
Untuk tujuan fleksibilitas dapat dibangun pencacah naikturun, artinya satu rangkaian pencacah tersebut dapat difungsikan sebagai pencacah naik atau
pencacah turun tergantung kebutuhan. Salah satu cara untuk membuat fungsi tersebut adalah mengendalikannya dengan suatu rangkaian pengendali pada
masukan. Rangkaian tersebut digunakan untuk mengendalikan apakah keluaran normal FF Q atau keluaran komplemennya
Q
diumpankan ke masukan J dan K pada FF berikutnya. Rangkaian pengendali untuk mengatur pencacah
naik atau turun itu tampak pada Gambar 10.12.
Gambar 10.12 : Rangkaian pengendali pencacah naikturun.
Dari gambar 10.12 itu tampak adanya dua jalur masukan, yaitu masukan detak untuk pencacah naik dan masukan detak untuk pencacah turun. Dengan
demikian pada masukan Ck dari setiap FF, kecuali FF yang pertama LSB, perlu ditambahkan gerbang AND dan OR dalam konfigurasi seperti gambar
10.12. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh rangkaian pencacah naikturun 3 bit modulo 8 pada Gambar 10.13. Pencacah itu akan mencacah dari 000 naik
menuju 111, ketika masukan pengendali Cacahan-naik bernilai 1 dan mencacah dari 111, turun menuju 000 ketika masukan pengendali Cacahan-turun berharga
1. Selama saluran Cacahan-naik dalam keadaan 1 dan saluran Cacahan-turun pada keadaan 0 maka AND-1 dan AND-2 yang aktif menyalurkan detak
sedangkan AND-3 dan AND-4 tidak bekerja. Hal ini memungkinkan keluaran Q dan Q
1
terus menuju ke masukan J dan K pada FF berikutnya sehingga pencacah itu akan mencacah naik terhadap detak masukan. Hal yang
sebaliknya terjadi ketika saluran Cacahan-naik = 0 dan Cacahan-turun = 1. Detak masukan turun
Detak masukan naik
FF
berikutnya P
i
naik P
i
turun
Contoh :
Rancanglah pencacah biner sinkronparalel naik modulo 6 menggunakan flip- flop JK yang dapat di-reset di-nol-kan dengan hanya menekan satu tombol.
FF-2 FF-1
FF-0
AND-2
AND-4
Detak Cacaha
n Q
2
J
2
Ck
Q
2
K
2
Q
1
J
1
Ck
Q
1
K
1
Q J
Ck
Q
K
Cacahan
1
1
AND-3 AND-1
Gambar 10.13 : Pencacah paralel naikturun modulo 8.
J Q K Q
74LS76
R
D
S
D
C
K
1 1
J Q K Q
74LS76
R
D
C
K
J Q K Q
74LS76
R
D
S
D
C
K
+ 5 volt 1
Gambar 10.14 : Pencacah biner sinkron naik modulo 6 Tombol
100
2
2
2 2
1
Masukan
Pencacah tersebut memerlukan 3 buah flip-flop modulo 6. Urutan pencacahannya adalah 0-1-2-3-4-5-0-1- dst. Jika nilai 6 biner 110 tercapai,
maka keluaran gerbang AND menjadi tinggi yang menyebabkan status keluaran gerbang NOR rendah pada jalur
D
R
dan me-reset semua flip-flop ke nol. Segera setelah semua keluaran flip-flop nol, keluaran gerbang AND menjadi
rendah dan menyebabkan gerbang NOR dan saluran
D
R
kembali tinggi, selanjutnya pencacah bekerja kembali. Siklus ini terus berulang sampai tombol
manual ditekan. Keadaan tinggi dari tombol menyebabkan pencacah juga ter- reset.
Aplikasi 1 :
Terlebih dahulu harus melihat bukulembar data CMOS atau TTL dari IC 7490 untuk mempelajari fungsi kaki-kaki pin dan cara kerjanya. Selanjutnya
dengan IC tersebut hendak disusun suatu rangkaian guna menghidupkan LED selama 20 ms sekali setiap 100 ms termasuk lama menyala dengan
menggunakan sumber detak 50 Hz. Perhatikan Gambar 10.15 berikut
Karena 20 ms adalah seperlima dari 100 ms, maka dapat digunakan pencacah modulo 5 dan telah tersedia di dalam IC 7490. Untuk menentukan keluaran
Q Q
1
Q
2
Q
3
C
P1
C
P0
MR
1
MR
2
MS
1
MS
2
7490
270
+ 5 volt 7404
LED Sumber detak
50 Hz
Gambar 10.15 : Konfigurasi 7490 debagai pencacah modulo 5.
mana yang digunakan untuk mengendalikan LED, maka perhatikan bentuk gelombang yang dikeluarkan oleh IC 7490 dalam konfigurasi pencacah modulo
5 seperti tampak pada Gambar 10.16.
Jika frekuensi detak masukan 50 Hz, maka setiap cacahan akan habis selama 20 ms 150 Hz. Saluran keluaran Q
3
akan tinggi selama 20 ms sekali dalam setiap 100 ms. Sehingga dengan membalik memasang gerbang NOT saluran
Q
3
, maka dapat digunakan untuk mengendalikan LED LED dapat menyala ketika katoda lebih negatif dari pada anoda.
Aplikasi 2 :
Pelajari fungsi kaki-kaki pin dan cara kerja dari IC 74190 melalui bukulembar datanya CMOS atau TTL. Selanjutnya dengan IC tersebut hendak disusun
suatu rangkaian pencacah sinkron yang akan mencacah naik dari 0 sd 9, kemudian mencacah turun dari 9 sd 0, selanjutnya mencacah naik lagi dari 0
sd 9, demikian seterusnya terjadi berulang-ulang. Perhatikan Gambar 10.17 berikut
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
C
P1
Q
3
Q
1
Q
2
20 ms
1 2
3 4
1 2
3 4
Gambar 10.16 : Bentuk gelombang keluaran pencacah modulo 5 dari 7490
Oleh karena cacahannya 0 sd 9, maka rangkaian tersebut berperan sebagai pencacah BCD biner coded decimal. Kemudian diinginkan pula mencacah
naik-turun-naik-turun dan seterusnya, maka dipilih rangkaian pencacah yang dapat balik seperti 74190. Jika terminal
U
D di-toggle setiap kali satu putaran tercapai terminal TC aktif, maka secara otomatis arah cacahannya dapat balik.
Ketika pertama kali dikenai daya, maka 74190 akan termuati secara paralel misalnya dengan 5 0101 dan jalur arah pada status 1. Angka 5 0101 terjadi
secara acak dapat angka lain antara 0 sd 9. Kemuadian pencacah menghitung turun hingga 0 dan pada saat itu TC akan tinggi yang menyebabkan
flip-flop ter-toggle dan merubah jalur arah menjadi 0. Dengan sumber detak yang terus-menerus bekerja, pencacah tersebut akan mencacah balik dan
memulai pencacahan naik. Ketika mencapai angka 9, saluran TC menjadi tinggi dan mengubah arah cacahan lagi. Demikian seterusnya proses tersebut terjadi
berulang-ulang. PE D
D
1
D
2
D
3
UD RC
S
D
J Q
C
P
1
1
1
1 1 0
Arah
Sumber Detak
NC
Keluaran 7414
1 nF
1 k
+ 5 V
Gambar 10.17 : Pencacah BCD dengan IC 74190.