tersebut. Diperlukan pula suatu evaluasi untuk melihat apakah karyawan yang telah melalui proses rekrutmen tersebut berhasil memenuhi kualifikasi-kualifikasi
yang ditentukan secara sempurna? apakah kualifikasi-kualifikasi yang ditetapkan dalam proses rekrutmen itu telah sinkron dengan kompetensi karyawan yang
dibutuhkan perusahaan? atau apakah pelatihan karyawan telah sesuai dengan kebutuhan kompetensi karyawan? Dibutuhkan penelitian lanjutan guna mengukur
pengaruh rekrutmen dan pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan agar dapat dilakukan pengembangan lanjutan secara tepat sasaran.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melihat korelasi antara variabel rekrutmen dan penelitian terhadap kompetensi pada kinerja karyawan.
Maka, penulis menarik judul “Pengaruh Rekrutmen dan Pelatihan terhadap Kompetensi pada Kinerja Karyawan” untuk diadakan studi kasusnya terhadap
karyawan PTPN III Cabang Kantor Direksi Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh rekrutmen terhadap kompetensi karyawan ?
b. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kompetensi karyawan ?
c. Bagaimana pengaruh rekrutmen dan pelatihan terhadap kompetensi
karyawan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
a. Untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh rekrutmen terhadap Kompetensi
Karyawan b.
Untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh pelatihan terhadap Kompetensi Karyawan
c. Untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Rekrutmen dan Pelatihan
terhadap Kompetensi Karyawan.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1 Sebagai referensi ilmiah untuk permasalahan kompetensi bagi para
karyawan di suatu perusahaan dan bagaimana upaya untuk meningkatkannya.
2 Sebagai bahan bacaan yang dapat berguna bagi lingkungan akademis
dan isinya yaitu para staf akademisi, dosen, beserta mahasiswa. b.
Manfaat Praktis 1
Sebagai ilmu praktis yang dapat diterapkan hasil kajian ilmiahnya bagi perusahaan
2 Sebagai upaya untuk mengembangkan hipotesis yang telah ada untuk
dilihat praktiknya diperusahaan terkait secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kompetensi 2.1.1. Pengertian Kompetensi
Dalam lingkungan Human Resources, “Kompetensi” merupakan salah satu kata yang paling sering disebut. Menurut Development Dimension
International DDI dalam Manopo 2011:12, kompetensi merupakan sekumpulan perilaku, motivasi, dan pengetahuan yang dapat diobservasi dan
terukur serta memengaruhi seseorang untuk sukses atau gagal dalam pekerjaannya. Sedangkan Spencer dalam Manopo 2011:30 mendefinisikan
kompetensi sebagai sejumlah karakteristik individu yang berhubungan dengan acuan criteria perilaku yang diharapkan dan kinerja terbaik dalam sebuah
pekerjaan atau situasi yang diharapkan untuk dipenuhi.
Secara garis besar, Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja pada berbagai tingkatan dan memperinci standard masing-masing
tingkatan, mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan individual yang memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung
jawab secara efektif sehinggga mencapai standard kualitas profesional dalam bekerja.
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi
Dalam bukunya, Zwell 2000:56-68 mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang.
Universitas Sumatera Utara
1. Keyakinan dan nilai-nilai
Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak
kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus
berpikir positif tentang dirinya, maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri orang yang berpikir ke depan.
2. Keterampilan
Dengan memperbaiki ketrampilan, individu akan meningkat kecakapannya dalam kompetensi.
3. Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman. Diantaranya pengalaman dalam mengoragnisasi orang lain, komunikasi dihadapan
kelompok, menyelesaikan masalah, dsb. Orang yang pernah berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks biasanya mampu mengembangkan
kecerdasan organisasional untuk memahami dinamika lingkungan kerja.
4. Karakteristik kepribadian
Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat berubah. Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang meresponse dan
berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitar. Walupun dapat berubah, kepribadian cenderung berubah dengan tidak mudah. Tidaklah
bijaksana mengharapkan orang memperbaiki kompetensinya dengan mengubah kepribadiannya.
Universitas Sumatera Utara
5. Motivasi
Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat
memberikan pengaruh positiv terhadap motifasi seseorang bawahan.
6. Isu Emosional
Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Misal, takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak
menjadi bagian, semubanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
7. Kemampuan Intelektual
Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti, pemikiran analitis, dan pemikiran konseptual.
8. Budaya Organisasi
Budaya organsiasi mempengaruhi kompetensi sumberdaya manusia dalam kegiatan sebagai berikut; 1 Proses rekrutmen dan seleksi karyawan, 2
Sistem penghargaan, 3 Praktik pengambilan Keputusan, 4 Filosofi organisasi misi-visi, dan nilai-nilai organisasi , 5 Kebiasaan dan
prsoedure, 6 Komitmen pada pelatihan dan pengembangan , 7 Proses Organisastional
2.1.3. Manfaat Kompetensi
Kompetensi pegawai sangat diperlukan setiap organisasi. Menurut Prihadi 2004:57 manfaat kompetensi adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Prediktor kesuksesan kerja. Model kompetensi yang akurat akan dapat
menentukan dengan tepat pengetahuan serta ketrampilan apa saja yang dibutuhkan untuk berhasil dalam suatu pekerjaan. Apabila
seseorang pemegang posisi mampu memiliki kompetensi yang dipersyaratkan pada posisinya maka ia dapat diprediksikan akan sukses.
2. Merekrut karyawan yang andal. Apabila telah berhasil ditentukan
kompetensi- kopentensi apa saja yang diperlukan suatu posisi tertentu, maka dengan mudah dapat dijadikan kriteria dasar dalam rekrutmen
karyawan baru. a
Dasar penilaian dan pengembangan karyawan.Indentifikasi kompetensi pekerjaan yang akurat juga dapat dipakai sebagai tolak ukur kemampuan
seseorang. Dengan demikian, berdasarkan sistem kompetensi ini dapat diketahui apakah seseorang telah bagaimana mengembangkannya, dengan
pelatihan dan pembinaan atau perlu dimutasikan kebagian lain
2.1.4. Model Kompetensi Umum
Pada saat ini model kompetensi sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi keahlian,
pengetahuan, dan karakteristik pribadi yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja terbaik dalam pekerjaannya. Menurut spencer dalam Manopo 2012:30, Model
kompetensi akan memudahkan sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi secara objektif dan terukur mengenai level kompetensi yang diharapkan dengan
pencapaian individu terhadap kompetensi yang dimaksud. Spencer telah menciptakan suatu model kompetensi yang disebut dengan model kompetensi
Universitas Sumatera Utara
Spencer guna membuat rating terhadap penguasaan seseorang terhadap kompetensi yang dimilikinya.
Tabel 2.1 Model Kompetensi Spencer
No Dimensi Definisi
1 Orientation
for achievement
Derajat kepedulian seseorang terhadap pekerjaannya sehingga ia terdorong untuk berusaha bekerja secara lebih baik atau
diatas standar yang ditetapkan
2 Initiative
Dorongan untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan dari pekerjaan, melaksanakan sesuatu tanpa menunggu perintah
lebih dahulu, tindakan ini dilakukan untuk menghindari timbulnya masalah atau menciptakan peluang baru
3 Concern for
Order Dorongan dalam diri seseorang untuk mengurangi
ketidakpastian di lingkungan sekitarnya, khususnya berkaitan dengan pengaturan kerja, instruksi, informasi dan data
4 Emphaty
Kemampuan untuk memahami dan mendengarkan hal-hal yang tidak diungkapkan dengan perkataan, dapat berupa
pemahaman atas perasaan, keinginanpemikiran orang lain
5 Customer
Service Orientation
Keinginan untuk menolong atau melayani pelangganorang lain. Pelanggan adalah pelanggan actual atau pengguna akhir
dari organisasi yang sama
6 Impact and
influence Tindakan membujuk, meyakinkan, memengaruhi atau
mengesankan sehingga orang lain mendukung agendanya
7 Organizati-
onal and awareness
Kemampuan untuk memahami hubungan kekuasaan atau posisi dalam organisasi
8 Building
relationship Besarnya usaha untuk membina hubungan social atau jaringan
hubungan social agar tetap hangat dan akrab
9 Developing
others Keinginan untuk mengajarkan atau mendorong
pengembangan orang lain
10 Directive-
ness Kemampuan memerintah dan mengarahkan orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai posisi dan kewenangannya
Universitas Sumatera Utara
11 Teamwork
Dorongan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, dalam melaksanakan suatu tugas.
12 Analytical
Thinking Kemampuan untuk memahami situasi dengan menguraikan
masalah menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci faktor penyebab masalah, atau mengamati akibat suatu keadaan
tahap demi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu
13 Conceptual Thinking
Kemampuan memahami situasi dengan memandangnya sebagai satu kesatuan terintegrasi yang mencakup kemampuan
mengidentifikasi keterkaitan pola permasalahan utama yang mendasar dalam situasi yang kompleks
Sumber: Manopo, Christine. Competence Based Talent and Performance Management System, 2011, h.L5-L10 Data diolah
2.2. Rekrutmen 2.2.1. Pengertian Rekrutmen
Penarikan recruitment adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan pelamar yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Proses ini
dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir bila lamaran-lamaran mereka diserahkan, dan hasilnya adalah sekumpulan pekerja karyawan yang baru
diseleksi Handoko, 2000:69. Pelaksanaan proses penarikan biasanya merupakan tanggung-jawab departemen personalia, meskipun terkadang digunakan para
spesialisis proses penarikan yang disebut recruiters.
Menurut Henry Simamora 2001:212 Rekrutmen Recruitment adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan
motivasi ,
kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam
perencanaan kepegawaian . Perekrutan
adalah proses untuk menghasilkan sekelompok pelamar yang memenuhi syarat
Universitas Sumatera Utara
untuk pekerjaan-pekerjaan organisasional melalui serangkaian aktivitas Mathis, 2006:255
Kualitas Sumber daya manusia suatu organisasi tergantung pada kualitas calon-calon karyawan atau pelamar. Upaya untuk menemukan calon karyawan itu
diawali dari rekrutmen. Sebagai garis besar, rekrutmen merupakan suatu proses untuk menemukan dan menarik pelamar-pelamar yang berkemampuan untuk
bekerja pada suatu organisasi. Proses ini dimulai ketika organisasi mencari calon- calon karyawan baru dan berakhir pada saat lamaran kerja diserahkan. Hasil
proses rekrutmen adalah sekumpulan pelamar yang kemudian akan diseleksi.
2.2.2. Tujuan Rekrutmen
Menurut Henry Simamora 2001:214 proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi st
anda r kualifikasi
organisasi. 2.
Tujuan pasca pengangkatan post-hiring goals adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan
akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
3. Upaya-upaya perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan spillover
effects yakni citra umum organisasi haruslah menanjak, dan bahkan
Universitas Sumatera Utara
pelamar-pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif terhadap perusahaan..
2.2.3. Faktor Rekrutmen Karyawan
Beberapa prinsip perlu diterapkan secara efektif agar rekrutmen yang realistik menemukan pelamar yang diinginkan, yaitu:
1. Humas rekrutmen. Kemampuan memikat pelamar yang memenuhi syarat
dipengaruhi oleh kesan publiknya, 2.
Perekrut yang efektif. Keberhasilan aktifitas rekrutmen perusahaan sangat dipengaruhi oleh kompetensi perekrut dibandingkan faktor tunggal
lainnnya, 3.
Pengaruh pasar tenaga kerja. Proses rekrutmen dipengaruhi oleh kondisi pasar tenaga kerja. Disaat perekonomian bertumbuh pesat dan angka
pengangguran rendah, perekrutan sangatlah sulit, 4.
Pilihan yang bersifat jabatan. Efektifitas strategi rekreumen sangat dipengaruhi oleh pilihan pribadi. Preferensi jabatan membatasi
kemampuan perekrut memikat para pelamar untuk pekerjaan ynag ditawarkan,
5. Penyaringan. Setelah berbagai lamaran kerja diterima, lamaran tersebut
haruslah disaring guna menyisihkan individu-individu yang tidak memenuhi syarat, Kelompok pelamar.
6. Kelompok pelamar terdiri atas individu-individu yang telah menunjukkan
minat dalam mengejar lowongan kerja dan mungkin merupakan kandidat yang lain untuk posisi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Simamora 2001:246 untuk menciptakan suatu sistem rekrutmen yang efektif para manajer dan manajer sumber daya manusia, sebaiknya
menerapkan beberapa hal, antara lain:
1. Mendiagnosis seefektif mungkin berdasarkan kendala waktu, sumber
daya finansial, dan ketersediaan staff pelaksana yang ada faktor-faktor lingkungan dan organisasional yang mempengaruhi posisi yang perlu diisi
dan aktivitas rekrutmen. 2.
Membuat deskripsi, spesifikasi, dan st anda
rt kinerja yang rinci. 3.
Menentukan tipe individu-individu yang sering dikaryakan oleh organisasi dalam posisi yang sama.
4. Menentukan kriteria-kriteria rekrutmen.
5. Mengevaluasi berbagai saluran dan sumber rekrutmen
6. Menyeleksi sumber rekrutmen yang kemungkinan menghasilkan kandidat
yang paling besar dan sesuai pada biaya yang serendah mungkin. 7.
Mengidentifikasikan saluran-saluran rekrutmen untuk membuka sumber- sumber tersebut, termasuk penulisan iklan, menjadwalkan program
rekrutmen. 8.
Menyeleksi saluran rekrutmen yang paling efektif biaya. 9.
Menyusun rencana rekrutmen yang mencakup daftar aktivitas dan daftar untuk menerapkannya.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Proses dan sumber rekrutmen karyawan
Melalui perencanaan sumber daya manusia dapat diketahui kesenjangan antara kebutuhan atau permintaan karyawan dengan ketersediaan karyawan baik
dari segi jumlah maupun mutu atau kualifikasi. Gambar 2.1. Struktur Proses Rekrutmen
Sumber : Herman Sofyandi, Manajemen Sumber daya Manusia, 2008.h.101 Kebutuhan perusahaan akan calon SDM yang sesuai mengharuskan
perusahaan untuk menetapkan sumber rekrutmen yang tepat. Tersedia dua pilihan sumber rekrutmen. Yakni dari dalam organisasi internal ataupun dari luar
organisasi eksternal yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Berbagai metode penarikan karyawan dengan menggunakan sumber internal dan eksternal
akan digambarkan pada bagan berikut ini.
PERENCANAAN SUMBER DAYA
PERMINTAAN KHUSUS DARI PARA
LOWONGAN PEKERJAAN YANG
ANALISIS INFORMASI
PERSYARATAN- PERSYARATAN
PENDAPAT MANAJER
PELAMAR- PELAMAR YANG
METODE-METODE PENARIKAN
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Struktur Sumber Rekrutmen
Sumber : Herman Sofyandi, Manajemen Sumber daya Manusia, 2008.h.101 Proses
rekrutmen meliputi beberapa poin penting, menurut Simamora 2001:221:
1. Penyusunan strategi untuk merekrut. Di dalam penyusunan strategi ini,
departemen sumber daya manusia bertanggung jawab didalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan akan
direkrut, di mana, dan kapan. 2.
Pencarian pelamar-pelamar kerja. Setelah rencana dan strategi perekrutan disusun, aktivitas perekrutan sesungguhnya bisa berlangsung, melalui
sumber-sumber perekrutan yang ada. Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut di dalam menginformasikan
lowongan, salah satunya adanya ikatan kerjasama yang baik antara
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
ALTERNATIF TERHADAP REKRUTMEN
REKRUTMEN SUMBER INTERNAL
SUMBER EKSTERNAL METODE EKSTERNAL
METODE INTERNAL
PELAMAR
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dengan sumber-sumber perekrutan external seperti sekolah, universitas.
3. Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok penyaringan. Setelah
lamaran-lamaran diterima, haruslah disaring guna menyisihkan individu yang tidak memenuhi syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan.
Di dalam proses ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena alasan yang tidak tepat, sehingga di
dalam proses ini dibutuhkan kecermatan dari pihak penyaring. 4.
Pembuatan kumpulan pelamar. Kelompok pelamar applicant pool terdiri atas individu-individu yang telah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan.
2.3. Pelatihan 2.3.1. Pengertian Pelatihan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai pelatihan, berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli
Pelatihan menurut Mangkuprawira 2002:135 menjelaskan bahwa, Pelatihan adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan standar. Sedangkan menurut Solo
2003:170, Pelatihan adalah hubungan kemitraan antara pelatih dank klien atau pekerja, Dimana proses pelatihan memusatkan pada pembelajaran
Universitas Sumatera Utara
berkesinambungan, pertumbuhan, dan perubahan, yang membawa hasil dalam pembangunan keterpenuhan kebutuhan sumber daya internal seseorang.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan
rangsanganstimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaannya.
2.3.2. Tujuan Pelatihan
Perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Martoyo
1997:45 latihan mempunyai tujuan-tujuan antara lain :
1. Mengetahui pengaruh program pelatihan terhadap efisiensi dan kinerja
pegawai. 2.
Mengetahui efektivitas dan kecakapan para pelatih. 3.
Mengetahui apakah fasilitas-fasilitas latihan cukup memadai. 4.
Mengetahui apakah rencana penyusunan program latihan cukup baik. 5.
Mengetahui efektivitas seleksi peserta latihan 6.
Mengetahui kelemahan-kelemahan program latihan. 7.
Menentukan apakah kegiatan - kegiatan latihan perlu dilanjutkan. 8.
Mengetahui apakah hasil latihan sesuai dengan apa yang telah di tentukan. 9.
Mengetahui apakah latihan merupakan investasi tenaga kerja dan uang dalam mengembangkan pegawai.
10. Mengetahui pengaruh latihan terhadap para peserta dan pekerjaan mereka.
Universitas Sumatera Utara
11. Mengetahui penerapan hasil-hasil latihan oleh peserta pada instansi
masingmasing dan masalah-masalahnya. 12.
Mengetahui kaitan program latihan dengan kebutuhan.
Pelaksanaan penilaian atas program latihan yang telah dilakukan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam manajemen sumber daya
manusia. Dari penilaian atas latihan kerja inilah akan dapat diketahui hal-hal yang telah diuraikan diatas. Tujuan pelatihan tersebut akan terlaksana dengan baik
apabila pelatihan diberikan secara tepat dan adanya kerjasama yang baik antara
karyawan maupun pimpinan. 2.3.3. Faktor-Faktor Pelatihan
Menurut Hasibuan 2002:75-76 keefektifan pelatihan dipengaruhi beberapa faktor yaitu sarana pelatihan, instrukturpelatih, materi pelatihan, metode
metode pelatihan, dan peserta yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Sarana Pelatihan
Sarana pelatihan diharapkan berfungsi baik dan memiliki kelengkapan sesuai kebutuhan peserta karena akan mendorong keefektifan pelatihan.
2. Instruktur Pelatihan
Instruktur pelatihan hendaknya mampu menguasai ilmu baik secara teoritis maupun praktis dan mampu menyampaikannya dengan baik pada peserta.
3. Materi yang diberikan
Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan latihan, kebutuhan bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan pengetahuan yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
4. Metode yang digunakan
metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan
5. Peserta pelatihan
penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis pekerja yang akan dilatih untuk disesuaikan dengan materi pelatihan yang diberikan.
2.3.4. Metode-Metode Pelatihan Karyawan
Setiap perusahaan yang menjalankan pelatihan, membutuhkan metode yang tepat agar isi pelatihan tersebut dapat dengan mudah diresap oleh para peserta.
Berikut ini merupakan bagan metode pelatihan menurut Mangkunegara 2006:67:
Gambar 2.3 Bagan Metode Pelatihan
Sumber : Mangkunegara P Anwar, Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung: Refika Aditama. 2006 : 67
Metode Pelatihan
Metode On the
job Metode
Balai vestibule
Metode demonstr
asi dan Metode
Apprenti ceship
Metode Simulasi
Metode Ruang
Kelas
Metode magang
Metode kuliah
Metode studi
kasus Metode
konferen si
Metode bermain
peran Metode
bimbinga n
Universitas Sumatera Utara
1. Metode Pekerjaan On The Job Training.
Sebagian besar pengetahuan pekerjaan diperoleh melalui metode on the job training. Metode ini merupakan suatu bentuk pelatihan dimana
karyawan mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain yang sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Contoh metode
ini misalnya, magang. Magang dinilai efektif, mengingat karyawan dapat bersentuhan langsung dengan masalah dan kegiatan yang ada.
2. Metode Balai Vestibule.
Metode ini menggunakan suatu ruangan terpisah sebagai tempat pelatihan bagi karyawan baru yang akan menduduki suatu pekerjaan.
Metode ini cocok untuk peserta dalam jumlah banyak yang dilatih dengan jenis pekerjaan yang sama dan dalam waktu yang sama. Pelaksanaan
metode ini dilakukan dalam beberapa hari sampai beberapa bulan dengan pengawasan instruktur. Misalnya, metode kuliah.Kuliah merupakan suatu
caramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan.
3. Metode Demonstrasi dan Contoh
Metode demonstrasi akan menunjukan dan merencanakan bagaimana suatu pekerjaan tersebut dikerjakan. Metode ini melibatkan
pemeragaan contoh. Misalnya, metode studi kasus.Studi kasus adalah uraian tertulis atau lisan tentang masalah yang ada. Peserta diminta untuk
mengidentifikasi masalah dan merekomendasikan pemecahannya. Metode ini membutuhkan analisis dan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Universitas Sumatera Utara
4. Metode Apprenticeship
Adalah suatu cara mengembangkan keterampilan. Metode ini membuat pekerja seolah-olah sedang bekerja namun juga sambil belajar.
Metode ini memiliki kemiripan dengan metode on the job training. Tetapi metode apprenticeship dikhususkan untuk ketrampilan, yang hanya
mendapatkan bimbingan dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya. Misalnya, metode konferensi. Dalam metode ini, peserta merasakan suasana
formal dengan diskusi kelompok yang dapat melibatkan peserta secara aktif.
5. Metode Simulasi
Yakni suatu metode yang membuat suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk realitas atau imitasi dari realitas. Simulasi ini
merupakan pelengkap sebagai teknik duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan.Misalnya, metode bermain peran. Disini terlihat suatu bentuk
perilaku yang diharapkan. Peranan peserta disini adalah menjelaskan situasi dan peran mereka yang harus diperankan dalam pemecahan suatu kasus.
6. Metode Ruang Kelas
Metode ini dipakai untuk menambah pengetahuan pekerja. Metode ini lebih mudah dipelajari dalam ruangan, karena yang dibahas biasanya
mengenai konsep, dan kemampuan memecahkan masalah. Misalnya, metode bimbingan berencana yang meliputi pembelajaran prosedur yang
berhubungan dengan penguasaan ketrampilan umum yang dibutuhkan ditempat kerja. Untuk itu, di samping mengedepankan pengalaman, Alat
bantu visual juga diandalkan agar peserta mudah dalam menyimak
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hubungan antar variabel 2.4.1. Hubungan antara rekrutmen x1 dengan kompetensi Y
Rekrutmen merupakan aspek penting dalam Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM. Aspek ini adalah tahap pertama dalam proses penarikan
karyawan unggul. Jika suatu perusahaan menjalankan strategi rekrutmen yang tepat, maka perusahaan tersebut akan memiliki karyawan yang handal dan
berkompeten serta mampu menjaga proses operasional perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan utama dari proses rekrutmen adalah untuk
mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu
yang lama. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut karena terpilihnya orang yang salah,
dan akan menyita waktu, biaya dan tenaga perusahaan untuk mengasahnya menjadi seseorang yang berkompetensi bagi jabatan yang didudukinya.
2.4.2. Hubungan antara pelatihan x2 terhadap kompetensi Y
Pertumbuhan mendorong kebutuhan perusahaan akan ketersediaan sumber daya manusia yang andal. Upaya menyediakan sumber daya tersebut ditempuh
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualifikasi dapat diperoleh melalui program pelatihan. Pelatihan karyawan
merupakan faktor yang mendorong tercapainya kompetensi karyawan sehingga dapat memberikan keunggulan bagi perusahaan. Sebagaimana menurut Handoko
2000:104, pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, terperinci dan rutin.
Kesesuaian kebutuhan organisasi dan tugas dengan program pelatihan karyawan
Universitas Sumatera Utara
akan mendukung peningkatan kompetensi karyawan. Kemampuan adaptasi baik di lingkungan kerja maupun terhadap perkembangan dunia bisnis merupakan
sasaran pelatihan karyawan, sehingga karyawan berkompeten dalam menjalankan tugasnya. Pelatihan akan memperbesar peluang karyawan dapat meningkatkan
kompetensi karyawan.
2.5. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai suatu masalah penelitian, sehingga harus diuji dan dicari kebenarannya. Berikut hipotesis peneliti:
1. Pengaruh antara rekrutmen terhadap kompetensi pada kinerja karyawan
a. Hipotesis Alternatif H
1
“Adanya pengaruh positif antara rekrutmen terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara III”
b. Hipotesis Nol H
“Tidak adanya pengaruh antara rekrutmen terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara III”
2. Pengaruh antara pelatihan terhadap kompetensi pada kinerja karyawan
a. Hipotesis Alternatif H
1
“Adanya pengaruh positif antara pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara III”
b. Hipotesis Nol H
“Tidak adanya pengaruh antara pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara III ”
Universitas Sumatera Utara
3. Pengaruh antara rekrutmen dan pelatihan terhadap kompetensi pada
kinerja karyawan a.
Hipotesis Alternatif H
1
“Adanya pengaruh positif antara rekrutmen dan pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan PT Perkebunan
Nusantara III.”
b. Hipotesis Nol H
“Tidak adanya pengaruh antara rekrutmen dan pelatihan terhadap peningkatan kompetensi pada kinerja karyawan PT Perkebunan
Nusantara III.”
2.6. Definisi Konsep