Hubungan antara Kemampuan Membaca dengan Kemampuan

76 Diagram batang di atas menggambarkan perolehan skor untuk masing-masing sub indikator tes kemampuan pemecahan soal cerita matematika, yaitu skor tertinggi dengan skor rata-rata 44 diperoleh dari 2 sub indikator.Pertama, sub indikator “bilangan prima” serta “faktor prima dan faktorisasi prima” yang merupakan bagian dari indikator “perencanaan penyelesaian”.Kedua, sub indikator “faktor prima dan faktorisasi prima” yang merupakan bagian dari indikator “pelaksanaan rencana penyelesaian”, sedangkan skor terendah dengan skor rata-rata 15 diperoleh sub indikator “bilangan prima” yang merupakan bagian dari indikator “pemahaman masalah”.

3. Hubungan antara Kemampuan Membaca dengan Kemampuan

Pemecahan Soal Cerita Matematika a Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dan uji linearitas. Peneliti dalam menganalisis data menggunakan bantuan komputer program SPSS for Windows versi 16. 1 Uji Normalitas Sebaran data variabel dinyatakan normal apabila nilai signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 nilai taraf signifikansi. Taraf signifikansi pada penelitian ini adalah 5. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 77 Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Variabel Kemampuan Membaca dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Variabel Nilai signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 Nilai taraf signifikansi Keterangan Kemampuan membaca 0,059 0,05 Normal Kemampuan pemecahan soal cerita matematika 0,200 0,05 Normal Berdasarkan tabel di atas, variabel kemampuan membaca mempunyai nilai signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 sebesar 0,059 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 0,059 0,05. Dengan demikian, variabel kemampuan membaca memiliki sebaran data normal.Hasil perhitungan normalitas variabel kemampuan membaca dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16 dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 114. Selanjutnya variabel kemampuan pemecahan soal cerita matematika mempunyai nilai signifikansi hasil analisis SPSS for Windows versi 16 sebesar 0,200 lebih besar dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 50,200 0,05. Dengan demikian, sebaran data pada variabel kemampuan pemecahan soal cerita matematika adalah normal.Hasil perhitungan normalitas variabel kemampuan pemecahan soal cerita matematika dengan menggunakan bantuan program 78 komputer SPSS for Windows versi 16 dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 115. 2 Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.Pada uji linearitaspeneliti dengan menggunakan bantuan program komputer SPSSfor windows versi 16. Tabel 22. Hasil Uji Linearitas Variabel Kemampuan Membaca dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIK A KEMAMPUAN MEMBACA Between Groups Combined 1523.386 14 108.813 3.065 .002 Linearity 1204.404 1 1204.404 33.923 .000 Deviation from Linearity 318.981 13 24.537 .691 .761 Within Groups 1526.683 43 35.504 Total 3050.069 57 Berdasarkan nilai F : dari output di atas, diperoleh nilai F hitung = 0,692, sedangkan F tabel dapat di cari pada tabel distribution tabel nilai F 5 dengan mengacu df . Dari tabel ditemukan nilai F tabel = 1,96. Karena nilai F hitung lebih kecil dari F tabel 0,692 1,96 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel kemampuan membaca X dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika Y.Hasil perhitungan linearitas variabel 79 kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal cerita matematika dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16 dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 116. Selain dengan membandingkan F hitung dengan F tabel , untuk menyimpulkan apakah terdapat hubungan yang linear atau tidak antar variabel dapat dilihat pula melalui nilai signifikansi. Dari tabel 22 diatas dapat kita lihat bahwa nilai signifikansi 0,761 0,05, sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kemampuan membaca X dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika Y. Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilitas 0,05 dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 120. b Uji Korelasi Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 20152016 ”. Hubungan antara kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika dihitung dengan teknik korelasi Pearson product moment yang diolah menggunakan SPSS 16. 80 Tabel 23. Hasil Uji Korelasi Variabel Kemampuan Membaca dan Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Correlations KEMAMPUAN MEMBACA KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA KEMAMPUAN MEMBACA Pearson Correlation 1 .628 Sig. 2-tailed .000 N 58 58 KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA Pearson Correlation .628 1 Sig. 2-tailed .000 N 58 58 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan tabel hasil uji korelasi di atas, diketahui bahwa nilai r hitung 0,628 lebih besar dari r tabel sebesar 0,2590,628 0,259. Tabel r Product Moment pada Sig 0,05 Two Tail dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 119. Setelah diketahui koefisien korelasi, langkah selanjutnya yaitu mengiterpretasikan koefisien korelasi menggunakan pedoman korelasi sebagai berikut. 0,00-0,199 = Sangat Rendah 0,20-0,399 = Rendah 0,40-0,599 = Sedang 0,60-0,799 = Kuat 0,80-1,000 = Sangat Kuat Sugiyono, 2010: 257 Sesuai dengan pedoman korelasidi atas, maka nilai koefisien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai korelasi yang kuat. Hal ini karena nilai koefisien korelasi 0,628 berada pada rentang 0,60-0,799 yang termasuk dalam tingkatan hubungan kuat. Dengan demikian, kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal cerita matematika mempunyai korelasi yang kuat. 81 Selain dengan membandingkan r hitung dan r tabel dapat juga dengan membandingkan nilai signifikansi hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16 dengan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5. Nilai signifikansi hasil analisis program komputer SPSS for windows versi 16 sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 pada taraf signifikansi 5 0,00 0,05. Untuk mengetahui hubungan fungsional atau kausal antara variabel kemampuan membaca dengan variabel kemampuan pemecahan soal cerita matematika digunakan regresi linier. Dalam mencari regresi linier penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .628 a .395 .384 5.741 a. Predictors: Constant, KEMAMPUAN MEMBACA ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1204.404 1 1204.404 36.543 .000 a Residual 1845.665 56 32.958 Total 3050.069 57 a. Predictors: Constant, KEMAMPUAN MEMBACA b. Dependent Variable: KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA 82 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .915 4.123 -.222 .825 KEMAMPUA N MEMBACA 1.141 .189 .628 6.045 .000 a. Dependent Variable: KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA Berdasarkan uji regresi linier sederhana kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematikapada siswa kelas V SDN gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo diperoleh nilai koefisien regresi R= 0,628, serta nilai F= 36.543 dengan sig= 0,000. Sehingga dari data tersebut maka hipotesis diterima. Penelitian ini mendapatkan sumbangan efektif R 2 = 0,395 yang menunjukkan adanya 39,5 variabel kemampuan membaca dipengaruhi oleh kemampuan pemecahan soal cerita matematika. Bentuk persamaan regresi berupa: Y i = α + bX i Keterangan : Y i : Variabel bebas independen X i : Variabel terikat dependen α : Penduga bagi intersip α b : Penduga bagi koefisien regresi β Y = 0,915 + 1141X Harga 0,915 merupakan nilai konstanta α yang menunjukkan bahwa jika tidak ada kenaikan kemampuan pemecahan soal cerita 83 matematika, maka kemampuan membaca akan mencapai 0,915. Adapun harga 1141 merupakan koefisien regresi yang menunjukkan bahwa setiap ada penambahan 1 angka untuk setiap kemampuan pemecahan soal cerita matematika, maka akan ada kenaikan kemampuan membaca sebesar 1141. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Gugus III Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo tahun ajaran 20152016 ” diterima dan dinyatakan bahwa antara kemampuan membaca dengan kemampuan pemecahan soal cerita matematika siswa memiliki hubungan yang positif dan signifikan.

C. Pembahasan