disampaikan. Penerapan media kartu bergambar ini juga menuntut siswa untuk aktif, kreatif dalam berfikir, dan berbicara, sehingga permainan bisa berjalan
dengan lancar.
F. Penilaian Keterampilan Bercerita
Setiap kegiatan pembelajaran perlu diadakan penilaian termasuk dalam kegiatan berbahasa khususnya keterampilan bercerita. Penilaian dilaksanakan
untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kompetensi tertentu. Penilaian wajib dilakukan, karena tanpa mengadakan suatu penilaian seorang guru
tidak mungkin dapat menilai dan melaporkan hasil pembelajaran peserta didik secara objektif.
Penilaian dalam penelitian ini berupa tes bercerita. Bahan cerita
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Indikator dalam penilaian bercerita adalah unsur linguistik penggunaan bahasa dan cara
bercerita, serta hal yang diceritakan ketepatan topik, kelancaran, dan kejelasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam bercerita adalah penggunaan bahasa, cara
bercerita, ketepatan topik, kelancaran, dan kejelasan dalam bercerita. Kegiatan bercerita dapat menambah keterampilan berbahasa lisan siswa secara
terorganisasi. Keterampilan bercerita siswa berkembang dengan baik dapat dicapai melalui pembelajaran yang inovatif.
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
“Peningkatan Keterampilan Bercerita Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Karanganyar, Kebumen dengan Menggunakan Media Komik Tanpa Kata”,
hasil penelitian Rina Kurniasari 2011 menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa
kelas VII C SMP Negeri 2 Karanganyar. Perbedaan penelitian terletak pada media yang digunakan yaitu media komik tanpa kata dan media kartu
bergambar. Persamaan penelitian terletak pada metode yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas dan konsentrasi pada keterampilan bercerita.
2. “Peningkatan Keterampilan Bercerita Siswa Kelas VII B SMP Negeri 1
Prambanan Sleman dengan Menggunakan Media Boneka Tangan” hasil penelitian Teny Wulan Sudaniti 2011 yang menyimpulkan bahwa media
boneka tangan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran bercerita. Persamaan penelitian adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas
dan kosentrasi pada keterampilan bercerita. Perbedaaan penelitian terletak pada media yang digunakan yaitu media boneka tangan dan media kartu
bergambar. 3.
“Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Teknik Peta Konsep pada Siswa Kelas X6 SMA Negeri 1 Imogiri Bantul” hasil penelitian
Ari Nur Solekhah 2011 yang terbukti lebih meningkatkan hasil bercerita siswa. Persamaan dalam penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas