Pengujian Hipotesis Hipotesis Pertama

1. Perbedaan Keterampilan Menulis Teks Berita Antara Kelompok yang

Menggunakan Metode Probing Prompting dengan Kelompok yang Menggunakan Metode Konvensional Hasil prates keterampilan menulis teks berita kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut berangkat dari keterampilan yang sama. Selanjutnya, masing-masing kelompok diberi perlakuan. Siswa kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode probing prompting. Pada kelompok eksperimen dapat menulis teks berita dengan memperhatikan kaidah 5W+1H sesuai dengan materi pembelajaran yang telah diterapkan oleh peneliti. Gambaran penggunaan metode probing prompting pada penelitian ini secara ringkas adalah sebagai berikut: a guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu menulis berita dengan metode probing prompting, b siswa diberikan contoh surat kabar dengan tema tertentu, c siswa membaca kemudian melakukan diskusi kecil mengenai 5W+1H pada berita, d guru mengajukan pertanyaan seputar 5W+1H dari berita, e jika jawaban belum tepat, guru memberi stimulus dengan pertanyaan lain yang akan merujuk kepada jawaban dari pertanyaan awal, begitu hingga jawaban dari pertanyaan utama terjawab, f jika jawaban tepat, guru akan meminta pendapat siswa lain untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat, g guru mengajukan pertanyaan akhir untuk menekankan bahwa indikator benar-benar dipahami oleh siswa, h siswa berlatih menulis teks berita dengan tema tertentu. Setelah diberi pembelajaran keterampilan menulis berita menggunakan metode probing prompting kelompok eksperimen mengalami kenaikan skor rata-rata yang cukup tinggi, sedangkan kelompok kontrol yang diberi pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode konvensional mengalami sedikit kenaikan skor rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks berita siswa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan uji-t sampel bebas data pascates kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan bantuan program SPSS versi 23.0, menghasilkan t hitung sebesar 2,944, nilai p yang diperoleh sebesar 0,005. Nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi 5 0,005 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata pascates kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian, perbedaan yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa metode probing prompting efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Surakarta dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Jika dilihat dari hasil pekerjaan siswa saat pascates, siswa kelompok eksperimen lebih mudah dalam menulis teks berita dan sebagian siswa mampu melakukan wawancara sebagai sumber berita dan klarifikasi. Siswa kelompok kontrol dan eksperimen awalnya mengalami kesulitan dalam menuliskan sebuah berita dan apa yang akan ditulis menjadi sebuah berita. Pada kelompok eksperimen, setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode probing prompting, siswa terlihat lebih bisa menuliskan sebuah berita. Hal tersebut dibuktikan dengan skor rata-rata pascates kelompok eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata pascates kelompok kontrol. Siswa kelompok eksperimen lebih mudah menulis teks berita dikarenakan mereka telah mendapatakan pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode probing prompting. Hal yang membedakan antara berita yang dibuat oleh kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terletak pada unsur 5W+1H yang disampaikan antara kedua kelompok. Pada kelompok kontrol, hanya terdapat tiga siswa dari jumlah keseluruhan 31 siswa yang bisa menuliskan kelengkapan unsur berita yaitu 5W+1H. Pada kelompok eksperimen terdapat 15 siswa dari jumlah keseluruhan 31 siswa yang bisa menuliskan kelengkapan unsur berita yaitu 5W+1H. Selain itu, pada kelompok eksperimen sedikit lebih maju karena terdapat beberapa siswa yang dapat melakukan wawancara kepada guru. Pada kelompok kontrol, tidak ada satu pun siswa yang melakukan wawancara. Metode probing prompting memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran menulis teks berita. Siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam menulis teks berita kesulitan untuk memaparkan dua unsur berita yaitu How dan Why. Pada kelompok kontrol, mereka kurang dapat membedakan keduanya, sehingga salah satu dari unsur tersebut tidak terpaparkan. Pada kelompok eksperimen, sedikit lebih baik. Enam belas siswa dari total 31 siswa pada kelompok eksperimen mampu memaparkan kelengkapan unsur 5W+1H. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian milik Saktiningsih 2014 yang berjudul Keefektifan Strategi TTW Think-Talk-Write dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon. Hasil penelitian pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa metode probing prompting telah teruji bermanfaat bagi siswa dalam menulis teks berita sehingga mempengaruhi proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Manfaat yang diperoleh siswa kelompok eksperimen ditunjukkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah berita yang ditulis dapat memenuhi kelengkapan berita yaitu 5W+1H dan juga pemaparannya juga lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan strategi ini, yaitu guru harus dapat memberikan gambaran secara umum mengenai strategi ini sebelum melakukan tes. Selain itu, siswa juga perlu diarahkan agar berita yang ditulis memenuhi kelengkapan unsur berita. Dari pernyataan di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis teks berita antara kelompok yang diberikan pembelajaran menggunakan metode probing prompting dan kelompok yang diberikan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan peneliti tercapai.