Metode Konvensional Batasan Istilah

Selanjutnya, Siregar 1998:27 juga berpendapat bahwa berita adalah Kejadian yang diulangi, yaitu dengan menggunakan kata-kata, atau gambar- gambar. Tidak setiap peristiwa dapat dijadikan berita jurnalistik. Ada ukuran- ukuran tertentu yang harus dipenuhi agar suatu kejadian atau peristiwa dalam masyarakat dapat diberitakan pers. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan mengenai sebuah fakta atau kejadian yang telah memenuhi unsur-unsur tertentu disampaikan melalui media massa, radio televisi, dan sebagainya.

1. Unsur-Unsur Berita

Sebuah fakta layak disebut berita apabila memenuhi unsur-unsur tertentu. Para pakar jurnalistik telah menyepakati unsur-unsur tersebut adalah 5W+1H What, Where, When, Who, Why, dan How. Unsur-unsur tersebut saling mendukung dalam sebuah berita yang mengandung informasi yang lengkap. Hal tersebut akan lebih memuaskan pembaca karena mendapatkan sebuah informasi secara jelas dan tidak samar Romli, 2000:6. Romli 2000:6 menjelaskan bahwa fakta yang layak diberitakan harus memenuhi unsur-unsur 5W+1H, 5W+1H tersebut adalah: a. What: apa yang terjadi? b. Where: di mana peristiwa tersebut terjadi? c. When: kapan peristiwa tersebut terjadi? d. Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut? e. Why: Mengapa peristiwa tersebut terjadi? f. How: Bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Djuraid 2006:85-86 menyebutkan secara lebih rinci bahwa dalam perjalanan dasar menulis berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yang sangat populer yakni 5W+1H. Siapa tokohnya, di mana kejadiannya, apa yang terjadi, mengapa terjadi, bagaimana terjadi dan seterusnya. Pedoman ini memudahan untuk mulai menulis. Setelah bahan-bahan berita terkumpul, selanjutnya dilakukan identifikasi sesuai dengan 5W+1H. Dengan demikian, muncul gambaran tentang kerangka berita yang akan ditulis. Berikut ini adalah unsur 5W+1H yang harus tercantum dalam setiap berita. 1 What atau apa, merupakan sebuah nama atau identitas dari suatu peristiwa. Misalnya, peristiwa bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan lain sebagainya. Bukan hanya peristiwa seperti seorang tokoh yang berbicara tentang suatu masalah. Contoh: Banjir telah menggenangi perumahan warga. 2 Where atau di mana, merupakan tempat kejadian yaitu tempat peristiwa atau kejadian terjadi. Dalam istilah kriminal biasa disebut dengan TKP Tempat Kejadian Perkara. Unsur ini biasanya menyatakan lokasi dan daerah terjadinya peristiwa. Contoh: Banjir telah menggepung Kulonprogo. 3 When atau kapan, merupakan waktu terjadinya suatu peristiwa dapat disebut dengan pagi, siang, sore, atau malam, bahkan apabila lebih rinci dapat disebutkan tanggal dengan hitungan jam, menit, sampai detik. Contoh: Banjir mengepung Kulonprogo sejak Mingggu dini hari.