40 anggota masing-masing kelompok 5-6 siswa, 3 pemberian kuis secara
individu, 4 perhitungan skor yang dilakukan dengan cara menilai hasil karangan narasi siswa oleh guru, dan 5 pemberian penghargaan kepada
kelompok atau siswa yang memperoleh skor tertinggi. Dalam penelitian ini, siswa tidak menulis karangan narasi secara
berkelompok. Siswa tetap menulis karangan narasi secara individual pada setiap pertemuan di akhir siklus. Siswa belajar dalam kelompok atau tim guna
bekerjasama dalam memahami materi dipandu dengan lembar tugas kelompok.
F. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Siswa kelas V Sekolah Dasar SD berada pada jenjang umur sekitar 11-12 tahun. Menurut Piaget Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009:
1.15, ada empat tahap perkembangan yang akan dilalui, antara lain sebagai berikut.
1. Tahap sensori motor 0-2 tahun
Pada tahap ini, kegiatan intelektual hampir sepenuhnya berasal dari gejala yang diterima secara langsung oleh alat indera. Pada saat anak
mulai mempunyai keterampilan berbahasa, anak akan menerapkannya pada objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara benda
dengan nama benda.
41 2.
Tahap praoperasional 2-7 tahun Pada tahap ini perkembangan sudah mulai pesat. Anak semakin
kaya akan lambang-lambang bahasa yang digunakan untuk menunjukkan benda-benda nyata. Keputusan atau kesimpulan diambil dari intuisi bukan
dari pemikiran yang rasional atau dari hal yang diketahuinya saja. 3.
Tahap operasional konkret 7-11 tahun Pada tahap ini anak sudah mulai berpikir secara logis. Mereka
dapat berpikir secara sistematis untuk memecahkan masalah yang konkret.
4. Tahap operasional formal 11-15 tahun
Pada tahap ini anak mempunyai pola pikir seperti orang dewasa. Mereka dapat mengaplikasikan cara berpikir terhadap masalah, baik yang
bersifat konkret maupun yang abstrak. Anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan
secara realistis. Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih 2009: 6.3 menyebutkan bahwa
karakteristik anak SD yang menonjol pada anak SD ada empat, yaitu 1 senang bermain, 2 selalu bergerak, 3 bekerja atau bermain dalam
kelompok, dan 4 senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Anak SD khususnya pada kelas rendah kelas I, II, dan III umumnya masih
senang bermain dan bergerak. Hal tersebut yang sering membuat guru kewalahan karena biasanya anak SD, khususnya kelas rendah tersebut masih
suka jalan-jalan di dalam kelas dan bermain di dalam kelas. Anak SD,
42 khususnya pada kelas tinggi kelas IV, V, dan VI biasanya akan senang
belajar dalam kelompok. Melalui belajar dalam kelompok, siswa dapat belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar untuk
mentaati peraturan kelompok, belajar setia kawan, belajar mandiri, belajar untuk bertanggung jawab, belajar bersaing secara sehat sportif, belajar adil,
dan belajar demokrasi. Selain senang belajar dalam kelompok, anak SD kelas tinggi juga biasanya senantiasa ingin merasakan sendiri atau mencoba sendiri
akan pengetahuan yang telah didapatnya. Misalnya, setelah siswa mendapatkan materi tentang sifat-sifat zat cair, siswa akan mencoba
membuktikan hal tersebut dengan cara mencoba sendiri, dan melakukan seperti apa yang telah dipelajarinya tadi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SD sudah berada pada tahap operasional formal, yakni anak sudah dapat
berfikir secara konkret maupun secara abstrak. Selain itu, siswa kelas V SD mempunyai karakteristik senang belajar dalam kelompok dan senantiasa ingin
merasakan atau mencoba pelajaran yang telah dipelajarinya.
G. Kerangka Pikir
Menulis bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Menulis pada hakikatnya adalah suatu kegiatan penyampaian pesan sebagai usaha untuk
berkomunikasi dengan orang lain dengan cara menggerakkan atau menggoreskan pensil atau pena di atas kertas, sehingga menghasilkan suatu
simbol yang dapat dipahami oleh orang yang membacanya. Sayangnya,
43 kegiatan menulis atau mengarang sering kali tidak disukai oleh para siswa.
Hal tersebut kemungkinan dikarenakan oleh kurangnya motivasi yang merangsang minat siswa untuk menulis.
Siswa kelas V SD pada KD “Menulis karangan berdasarkan pe
ngalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan”, diharapkan mampu menyusun atau menulis sebuah karangan berdasarkan
pengalaman sesuai dengan pilihan kata serta penggunaan ejaan yang tepat. Namun, pada kenyataannya siswa kelas V masih merasa kesulitan dalam
menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk karangan narasi. Siswa masih merasa kesulitan dalam menentukan topik dan membuat kerangka karangan.
Siswa juga masih merasa kesulitan dalam merangkai kata-kata dan mengembangkan kerangka karangan. Hal tersebut terdeteksi pada hasil
karangan narasi siswa yang masih banyak terdapat kesalahan, baik dari segi tata tulis dan dari segi bahasa.
Siswa kelas V SD sudah berada pada tahap operasional formal, yakni anak sudah dapat berfikir secara konkret maupun secara abstrak. Selain itu,
siswa kelas V SD mempunyai karakteristik senang belajar dalam kelompok. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipilih untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas V. Skema kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 1.
44
\
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kejawar
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan yang peneliti ajukan adalah “melalui pembelajaran kooperatif tipe
STAD akan meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V di SD Negeri 1 Kejawar Banyumas Jawa Tengah
”.
Pengajaran Bahasa Indonesia
Pengajaran Menulis Karangan Narasi di Kelas V SD
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Menyampaikan dan Menjelaskan Materi
Memantau dan Membimbing Diskusi Kelompok
Menyimak Penjelasan Guru Berdiskusi dalam Kelompok
Mempersentasikan Hasil Diskusi Kelompok
STAD
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Meningkat