20
3. Langkah-langkah Menulis Karangan
Pengajaran mengarang menurut Baraja 1975 Haryadi dan Zamzani, 1996: 77 terdiri atas lima tahap, yaitu 1 mencontoh, 2
memproduksi, 3 rekombinasi dan transformasi, 4 mengarang terpimpin, dan 5 mengarang bebas. Kegiatan mencontoh mempunyai keuntungan
yaitu dapat berlatih menulis tepat sesuai dengan contoh, belajar mengeja dengan tepat, dan membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik.
Kegiatan reproduksi adalah menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulis setelah menyimak atau membaca. Kemudian hasil
yang telah dipelajari dituangkan kembali dalam bentuk karangan yang disusun menggunakan kata-kata sendiri.
Kegiatan rekomendasi adalah latihan menggabungkan beberapa karangan menjadi satu karangan, bisa menggabungkan antarkalimat,
antarparagraf, atau antarwacana. Sementara itu, transformasi adalah mengubah salah satu bentuk karangan ke dalam bentuk karangan lain.
Misalnya, pengubahan bentuk puisi menjadi prosa atau pun sebaliknya. Ruang lingkup yang lebih luas dapat dikatakan bahwa transformasi
mencangkup penerjemahan, penyaduran, alih aksara transliterasi, transkripsi, dan pembuatan sinopsis.
Menulis terpimpin dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka karangan. Ruang lingkup yang lebih sederhana dapat dikatakan
bahwa menulis terpimpin mencangkup kegiatan penyusunan kalimat
21 berdasarkan kata-kata tertentu, dan penyusunan alinea-alinea berdasarkan
kalimat-kalimat tertentu. Mengarang bebas merupakan tahap akhir dari pengajaran
mengarang. Mengarang bebas dapat dilakukan dengan memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan secara bebas. Meskipun demikian,
guru sebaiknya menentukan judul atau tema karangan, serta jumlah kata dalam karangan supaya lebih mudah dalam melakukan evaluasi.
Suparno dan Mohamad Yunus 2009: 1.14 mengatakan bahwa menulis merupakan proses yang dilakukan melalui beberapa fase yaitu
fase prapenulisan persiapan, penulisan pengembangan isi karangan, dan pascapenulisan telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan.
Penulis biasanya akan melalui tahap-tahap tersebut sebelum akhirnya menghasilkan sebuah karangan. Fungsi dari fase-fase menulis tersebut
diharapkan dapat membantu mempermudah penulis dalam kegiatan menulis.
Anton Suparyanta dan Wendi Widya Ratna Dewi 2011: 78-79 berpendapat bahwa karangan adalah karya tulis yang terdiri atas beberapa
paragraf yang membicarakan tentang topik tertentu. Langkah-langkah menyusun karangan menurut mereka adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tema
Tema merupakan ide atau gagasan yang menjiwai sebuah karangan. Suatu tema sebaiknya dibuat tidak terlalu luas.
22 b.
Menentukan topik Topik merupakan jabaran dari tema. Suatu tema bisa dijabarkan
menjadi beberapa topik. Jadi, topik karangan ditentukan dari tema karangan.
c. Menyusun kerangka karangan
Kerangka karangan merupakan garis besar suatu karangan. Kerangka karangan berfungsi untuk membantu agar pembicaraan atau
pembahasan karangan tidak terlalu luas. d.
Mengembangkan kerangka karangan Pengembangan karangan adalah mengembangkan rancangan karangan
yang berisi ide pokok. Kerangka karangan dikembangakan menjadi paragraf yang utuh dengan memaparkan berbagai bukti yang
mendukung. Selain langkah-langkah mengarang, mereka juga menyebutkan ada
hal yang sebaiknya diperhatikan saat menulis. Hal tersebut adalah penggunaan ejaan. Saat menulis karangan sebaiknya memperhatikan
penggunaan ejaan karena ejaan berhubungan dengan penggunaan kata-kata yang tepat dan tanda baca yang benar.
Suparno dan Mohamad Yunus 2009: 3.3 menjelaskan bahwa kegiatan mengarang merupakan kegiatan bertahap. Tahap-tahap kegiatan
mengarang tersebut adalah tahap prapenulisan prewriting, tahap penulisan writing, dan tahap pasca penulisan post-writing.