Kuliner Proseeding Seminar Nasional Akuntansi 1

13 Gambar 2.4 Pilar Ekonomi Kreatif Pondasai dan Pilar Pengembangan Ekonomi Kreatif Ekonomi kreatif Kota Malang dikembangkan dengan model layaknya sebuah bangunan, yang terdiri dari elemen-elemen berupa pondasi landasan, bangunan pilar dan atap aktor utama. Pondasi pengembangan ekonomi kreatif Kota Malang yaitu sumberdaya manusia insan kreatif. Insan kreatif memiliki peran sentral dalam pengembangan berbagai aktivitas ekonomi kreatif di Kota Malang, sebagai faktor produksi utama didalam ekonomi kreatif. Oleh karena itu untuk menunjang pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang perlu dilakukan pembangunan SDM yang terampil untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas. Pilar utama dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang meliputi: 1 Industri Industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang terkait dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau jasa. Industri ini menghasilkan produk kreatif yang mengindikasikan adanya faktor kreasi dan originalisasi yang diproduksi sedemikian rupa untuk dikomersialisasikan. 2 Teknologi Teknologi merupakan suatu entitas baik material maupun non material yang merupakan aplikasi dari proses mental atau fisik untuk mencapai nilai tertentu. Teknologi tidak hanya mesin atau alat bantu yang berwujud, namun teknologi ini termasuk kumpulan teknik atau metode-metode atau aktivitas yang mengubah budaya. Teknologi ini merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat dipakai untuk berkreasi, memproduksi, berkolaborasi, mencari informasi, distribusi, dan sarana bersosialisasi dalam menciptakan produk-produk kreatif. 3 Sumberdaya Alam Sumberdaya alam diperlukan sebagai input dalam proses penciptaan nilai tambah bahan baku menjadi produk kreatif. Sumberdaya alam ini mencakup bahan baku industri maupun ketersediaan lahan yang menjadi input penunjang ekonomi kreatif. Ketersediaan sumberdaya alam ini sangat terkait dengan penciptaan produk-produk kreatif yang bersifat fisikal, seperti desain, kerajinan dan fesyen. 4 Kelembagaan Kelembagaan disini diartikan sebagai tatanan sosial yang berkembang di masyarakat Kota Malang, mencakup kebiasaan, norma, adat, aturan, serta hukum yang berlaku. Kelembagaan menjadi pilar utama pengembangan ekonomi kreatif dimaksudkan bahwa dalam penciptaan produk-produk kreatif hendaknya memperhatikan tatanan sosial di Kota Malang sehingga memiliki nilai-nilai kearifan budaya lokal. 5 Lembaga Keuangan Lembaga keuangan merupakan lembaga yang berperan menyalurkan pendanaan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif yang membutuhkan, baik dalam bentuk modalekuitas maupun pinjamankredit. Keberadaan lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting untuk menjembatani kebutuhan keuangan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif. Lembaga keuangan ini diharapkan dapat menyalurkan pinjaman kepada usaha ekonomi kreatif yang tidak hanya menghasilkan produk 14 fisikal, tetapi juga yang menghasilkan produk kreatif non fisikal yang memanfaatkan dunia maya dalam bentuk digital. Gambar 2. 5 Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2009-2025 Pembahasan Aktor Utama Penggeraj Ekonomi Kreatif Terdapat tiga aktor utama sebagai penggerak lahirnya kreativitas ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya ekonomi kreatif di Kota Malang yaitu : 1 Cendikiawan Cendikiawan merupakan orang-orang yang memiliki perhatian utama pada pencarian kepuasan dalam mengolah seni dan ilmu pengetahuan, menerapkan dan menularkannya. Para cendikiawan dalam ekonomi kreatif meliputi budayawan, seniman, para pendidik di lembaga pendidikan, para pelopor di paguyuban, sanggar budaya dan seni, individu atau kelompok studi dan peneliti, penulis dan tokoh lainnya di bidang seni, budaya dan ilmu pengetahuan yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif. Para cendikiawan ini memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat basis inovasi dan perluasan jaringan informasi. 2 Pelaku bisnis Bisnis perusahaan merupakan suatu organisasi yang dikenali secara legal dan sengaja diciptakan untuk menyediakan barang-barang baik berupa produk dan jasa kepada konsumen. Perusahaan umumnya dimiliki oleh swasta dan dibentuk untuk menghasilkan keuntungan dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya. 15 3 Pemerintah Daerah Pemerintah daerah merupakan unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memiliki kewenangan untuk mengelola suatu daerah, dalam hal ini Kota Malang. Pemerintah daerah disini meliputi Kepala Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD, serta lembaga legislatif DPRD yang saling mendukung dalam penciptaan usaha-usaha ekonomi kreatif di Kota Malang.

3. Pembahasan

Peran Masing-Masing Aktor Utama Penggerak Ekonomi Kreatif Perkembangan ekonomi kreatif Kota Malang tidak terlepas dari peran ketiga aktor utama penggerak ekonomi kreatif, yaitu sebagai berikut: 1 Cendikiawan dan Masyarakat Peran yang dimiliki kaum cendikiawan antara lain sebagai agen penyebarluasan dan pengimplementasian ilmu pengetahuan, seni dan teknologi serta membentuk nilai- nilai yang konstruktif bagi pengembangan ekonomi kreatif di masyarakat Kota Malang. Dalam hal pendidikan para cendikiawan berperan untuk mendorong lahirnya generasi-generasi yang memiliki pola pikir kreatif untuk mendukung tumbuhnya karsa dan karya ekonomi kreatif. Dalam hal penelitian para cendikiawan berperan sebagai pemberi masukan tentang kebijakan-kebijakan pengembangan ekonomi kreatif, dan menghasilkan teknologi yang dapat mendukung cara kerja dan penggunaan sumberdaya yang efisien, serta menjadikan usaha ekonomi kreatif yang kompetitif. Dalam hal pengabdian masyarakat, para cendikiawan berperan untuk membentuk tatanan sosial yang mendukung tumbuh suburnya ekonomi kreatif di Kota Malang. 2 Pelaku bisnis Pelaku bisnis yang mencakup pelaku usaha, investor, dan pencipta teknologi teknologi baru. Pelaku bisnis memiliki peranan dalam hal penciptaan produk dan jasa kreatif, pasar baru yang dapat menyerap produk dan jasa yang dihasilkan serta penciptaan lapangan kerja bagi individu-individu kreatif dan tenaga kerja pendukung lainnya. Pelaku bisnis juga memiliki peranan dalam membentuk komunitas dan enterpreneur kreatif, yaitu sebagai motor penggerak dalam sharing pemikiran, alih pengetahuan, bimbingan bisnis dan pelatihan menajemen pengelolaan usaha di bidang ekonomi kreatif. 3 Pemerintah Daerah Pemerintah daerah memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi kreatif, yaitu sebagai berikut:

a. Katalisator dan fasilitator, dimaksudkan bahwa Pemerintah Kota Malang

berperan dalam memberi rangsangan, tantangan dan dorongan agar ide-ide bisnis ekonomi kreatif terus berkembang. Sebagai katalisator pemerintah daerah diharapkan berperan memberdayakan komunitas kreatif untuk lebih produktif tidak hanya konsumtif, memberikan penghargaan bagi individu maupun kelompok kreatif, prasarana intelektual perlindungan hak kekayaan intelektual, internet cepat, dan permodalan termasuk modal ventura atau modal bergulir revolving capital dengan cara merintis hubungan dengan kalangan perbankan dan lembaga keuangan non bank. Sebagai fasilitator pemerintah daerah melakukan fasilitasi pembentukan forum ekonomi kreatif, penyediaan database dan homepage ekonomi kreatif, fasilitasi pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan kreatif, dan penyediaan ruang publik sebagai media bagi masyarakat untuk berkumpul, alih pengetahuan, tukar informasi dan menyalurkan kreatifitas.

b. Regulator, dimaksudkan bahwa pemerintah Kota Malang berperan untuk

membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menciptakan iklim usaha yang 16 kondusif bagi pengembangan ekonomi kreatif terutama kebijakan yang terkait dengan sumberdaya manusia, industri, sumberdaya alam, dan teknologi DAFTAR PUSTAKA Amir, M.S, 4004. Strategi Memasuki Pasar Ekspor, PPM, Jakarta. Barkatullah, Abdul Halin dan Teguh Prasetyo, 2005. Bisnis e-commerce, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Anggraini, Nenny, 2008. “Industri Kreatif”, Jurnal ekonomi Desember 2008 Volume XIII No. 3 hal. 144-151. Anwar, Mokhamad, dkk. 2007. Identifikasi Sektor Industri dan Peranannya dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Garut. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2007. Studi Industri Kreatif Indonesia 2007, Departemen Perdagangan RI, Jakarta. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008. Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia, Departemen Perdagangan RI, Jakarta. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, Departemen Perdagangan RI, Jakarta. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008. Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, Departemen Perdagangan RI, Jakarta. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008. Program KerjaPengembangan industri Kreatif Nasional 2009-2015, Departemen Perdagangan RI, Jakarta. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2009. Studi Industri Kreatif Indonesia 2009,Departemen Perdagangan RI, Jakarta. H. Eddy Jusuf. Peluang Pasar Industri Kreatif., Harian Pikiran Rakyat, Kamis 15 Januari 2009. Khristianto, Wheny, 2008. “Peluang dan Tantangan Industri Kreatif di Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 5 No.1 hal 33-37. Ratih Kusumaning Esti Dinie Suryani. Portrait Of Creative Industry In Indonesia. Economic Review No. 212 , June 2008. Soekarti, 1995. Pembangunan Pertanian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukirno Sadono, 2000. Makro Ekonomi Modern, Rajawali Press, Jakarta. Supranto. J, 2000. Metode Ramalan Kuantitatif, Rineka Cipta, Jakarta. Todaro, Michel, 2000. Pembangunan Ekonomi, Bumi Aksara, Jakarta. Yogi Suprayogi Sugandi. Perlunya Kebijakan Industri Kreatif, Harian Pikiran Rakyat, Jumat 27 Maret 2009.