Kinerja Proseeding Seminar Nasional Akuntansi 1

39 mendapatkan informasi penting mengenai sistem keuangan dan kinerja RSUD Lawang sebelum dan sesudah berstatus BLUD c. Dokumentasi Pencatataan, pengumpulan dan pengelompokkan data berkaitan dengan permasalahan penelitian dari sumber data sekunder.Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Teknik ini dilakukan untuk mencari data sekunder tentang data pendukung mengenai sistem keuangan dan kinerja RSUD Lawang sebelum dan sesudah berstatus BLUD melalui dokumen atau arsip RSUD Lawang, aturan-aturan yang relevan mengenai BLUD, dan artikel internet yang berkaitan dengan penelitian ini. Setelah data terkumpul, aktivitas dalam pengolahan dan analisis data dilakukan secara interaktif yang terdiri dari empat langkah, yaitu : 1 Pengumpulan data, 2 Reduksi data, 3 Penyajian data, 4 Penarikan kesimpulanverifikasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. 1. Data Collection Pengumpulan Data Pengumpulan data berarti proses memasuki lingkungan penelitian dan mengumpulkan data penelitian, dimana dilakukan pengumpulan data-data dari pihak terkait di RSUD Lawang 2. Data Reduction Reduksi data Merupakan proses seleksi, memilih hal-hal pokok, pemfokusan dan penyederhanaan data yang diperoleh di RSUD Lawang. Karena data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak sehingga perlu dicatat secara teliti dan terinci sesuai tema yang diangkat. 3. Data Display Penyajian data Merupakan sekumpulan informasi yang disajikan, memungkinkan kesimpulan dapat diambil. Penyajian data penelitian kualitatif dapat berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.Selanjutnya diuraikan dalam penyajian data berupa teks narasi, grafik, matrik dan chart. 4. Conclusion Drawing Penarikan kesimpulan Penyimpulan Data Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti kuat yang mendukung pada tahap berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal ini, didukung oleh bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Lawang adalah Rumah Sakit Daerah Milik Pemerintah Kabupaten Malang yang terletak diatas tanah seluas 6.600 m² dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk pelayanan sampai saat ini seluas 3.854 m² yang berada di Malang Utara dengan wilayah jangkauan pelayanan meliputi Malang Utara dan perbatasan Kabupaten Pasuruan. Sejalan dengan perkembangan di bidang Pelayanan Kesehatan, Pemerintah Daerah Kabupaten Malang telah mengusulkan Puskesmas Lawang menjadi Rumah Sakit Daerah yang telah divisitasi oleh Kementrian Kesehatan pada tahun 2010 dengan penetapan Rumah Sakit Umum Daerah dengan klasifikasi Kelas D dengan SK MENKES no. 283MenkesSKII2010 beserta nomor regristasi rumah sakit 35 07 0 85 yang kemudian ditindak lanjuti pada tanggal 22 Nopember 2011 telah diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Malang dengan penyerahan Peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang. Pada tanggal 22 Nopember 2013 Rumah Sakit Umum Daerah Lawang ditetapkan sebagai rumah sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah PPK-BLUD dengan status Badan Layanan Umum Daerah Bertahap sesuai dengan Keputusan Bupati Malang Nomor : 40 1801313KEP421.0132013, yang berlaku per 01 Januari 2014. Setelahnya, pada tanggal 21 Februari 2014 Rumah Sakit Umum Daerah Lawang mendapatkan Sertifikat Penetapan Kelas Rumah Sakit sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.03I02322014 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C yang diberikan sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Lawang telah memenuhi Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 340MenkesPerIII2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Dan pada tanggal 10 September 2014, juga telah memperoleh ijin operasional dari Dinas Perijinan Kabupaten Malang nomor : 1800011IQRS421.3022014 yang memiliki masa berlaku sampai dengan 10 September 2019 dengan status Rumah Sakit Publik.

2. Implementasi Penerapan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Lawang

RSUD Lawang, adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang merupakan salah satu unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Malang dalam bidang pelayanan kesehatan, yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang cepat dengan kualitas yang prima kepada masyarakat. Demi mencapai tujuan tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah Lawang perlu diberi kesempatan untuk melakukan pengelolaan secara mandiri sehingga dapat mengembangkan profesionalisme pelayanan tanpa dihambat oleh faktor birokrasi. Melalui Badan Layanan Umum Daerah, diharapkan tujuan peningkatan mutu pelayanan dapat tercapai. Terkait dengan hal tersebut diatas, pada tanggal 22 Nopember 2013 Rumah Sakit Umum Daerah Lawang ditetapkan sebagai rumah sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah PPK-BLUD dengan status Badan Layanan Umum Daerah Bertahap sesuai dengan Keputusan Bupati Malang Nomor: 1801313KEP421.0132013, yang berlaku per 01 Januari 2014. Status BLUD bertahap ini diberikan pada RSUD Lawang karena persyaratan substantif, teknis dan administratif telah terpenuhi, namun persyaratan administratif dinilai kurang memuaskan sesuai dengan SOP penilaiannya. Status BLUD bertahap yang ditetapkan pada RSUD Lawang dapat ditingkatkan menjadi status BLUD penuh atas usul pemimpin BLUD kepada kepala daerah sesuai dengan mekanisme penetapan BLUD dalam waktu 3 tiga tahun. Mengenai penetapan status BLUD Penuh RSUD Lawang, disampaikan oleh Direktur RSUD Lawang, sebagai berikut : “......Lawang Status PENUH harus bisa terealisasi di tahun 2016, karena BLUD bertahap ditetapkan 22 Nopember 2013, ini sudah hampir tahun ketiga, harus disiapkan kelengkapan administrasinya ....” 30 Nopember 2015 Perbedaan penerapan status BLUD bertahap dan penuh disajikan dalam tabel berikut ini : 41 Tabel 1 Perbedaan BLUD Bertahap dan BLUD Penuh No Uraian BLUD Bertahap BLUD Penuh 1 Fleksibilitas pengelolaan pendapatan jumlah dana yang dapat dikelola langsung Diberikan fleksibilitas dalam batasan tertentu, tidak diterapkan flexible budget Diberikan fleksibilitas penuh, ada penerapan flexible budget dengan ambang batas yang telah ditentukan 2 Fleksibilitas pengelolaan investasi, hutang, pengadaan barang dan jasa Tidak diperbolehkan Diberikan fleksibilitas penuh, pendapatan bisa digunakan untuk belanja modal 3 Perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur pengelolaan keuangan. Diberikan fleksibilitas pada batas-batas tertentu Diberikan fleksibilitas penuh, belanja modal didapat dari anggaran APBD dan sumber anggaran lainnya Sumber : Permendagri 61 tahun 2007 2. Implementasi Penerapan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Lawang terkait Sistem Keuangannya