Prosedur pelayanan Proseeding Seminar Nasional Akuntansi 1

49 tidak sembarangan memilih orang yang memberikan pelayanan, renovasi fasilitas umum bisa direalisasikan. Sehingga rasa aman dan nyaman dapat diwujudkan dan kepercayaan masyarakat semakin tinggi pada RSUD Lawang. Untuk fasilitas pelayanan di RSUD Lawang, berikut disampaikan pernyataan oleh Kabid Penunjang, bahwa : “......penambahan komputer dan Billing Sistem ini sebagai fasilitas untuk mempercepat pelayanan ....” 20 Nopember 2015

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perubahan terhadap sistem keuangan rumah sakit sebelum dan sesudah berstatus BLUD pada Rumah Sakit Umum Daerah Lawang antara lain: a. Rekening yang digunakan sebelum BLUD hanya satu untuk SKPD, setelah BLUD ada 2, untuk SKPD dan BLUD b. Remunerasi sebelum BLUD belum menggunakan rumusan basic indeks, setelah BLUD menggunakan rumusan basic indeks berdasarkan analisa beban kerja c. Pendapatan jasa layanan, sebelum BLUD disetor pada kas daerah, setelah BLUD disetor ke rekening kas BLUD d. Sistem Keuangan Pendapatan sebelum BLUD belum menggunakan Billing Sistem, setelah BLUD sudah menggunakan e. Sinkronisasi dengan Keuangan Pemda, sebelum BLUD menggunakan SIMDA untuk SKPD, setelah BLUD menggunakan SIMDA untuk SKPD dan manual untuk BLUD karena belum ada pengesahan BLUD f. Belanja barang dan jasa sebelum BLUD, tergantung pada anggaran APBD dan sumber anggaran lainnya. Setelah BLUD memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan kas BLUD dan mengelola langsung pendapatan, selain itu juga tambahan anggaran pendapatan dari APBD dan sumber anggaran lainnya. g. Dokumen penganggaran sebelum BLUD berupa RKA, setelah BLUD berupa RBA dan RKA h. Laporan Keuangan RS, sebelum BLUD menggunakan basis SAP untuk laporan keuangan SKPD dan setelah BLUD menggunakan basis SAP untuk SKPD dan basis SAP SAK untuk BLUD. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah PPK-BLUD, RSUD Lawangmemiliki fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan sehingga dapat memberikankualitas layananoptimal menuju pelayanan kesehatan yang lebih baik, mengutamakan efektifitas, efisiensi dan produktivitas dengan tidak mencari keuntungan semata dan lebih memprioritaskan pelayanan masyarakat dan berdampak positif terhadap banyak aspek. Dari sisi penilaian kinerja, adanya perubahan status kelembagaan menjadi badan layanan umum daerah BLUD, banyak indikator kinerja RSUD Lawang mengalami kenaikan seperti : a. Realisasi Pendapatan b. Realisasi Penyerapan Anggaran c. Peningkatan Cakupan Operasional 1. Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan 2. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit Sedangkan untuk dampak penerapan BLUD terhadap kualitas pelayanan pada RSUD Lawang membawa dampak positif yang diukur dari tiga indikator sebagai berikut : 1. Prosedur Pelayanan menjadi lebih mudah, tidak berbelit, persyaratan lebih mudah didapatkan. Selain itu terdapat kepastian biaya yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah. 50 2. Kemampuan petugas lebih meningkat karena mekanisme perekrutan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi sehingga pegawai bekerja sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya, pelayanan yang diberikan menjadi lebih cepat 3. Fasilitas Pelayanan lebih berkembang, dimana fasilitas umum, sarana dan prasarana fisik maupun yang lainnya bisa direalisasikan secara lebih optimal sehingga rasa aman dan nyaman bisa diwujudkan. Saran 1. Bagi Rumah Sakit Umum daerah Lawang a. Dalam upaya meningkatkan fleksibilitas pengelolaan keuangan, hendaknya pola pengelolaan keuangan BLUDterus ditingkatkan secara optimal. b. Kepastian mutu dan pengendalian biaya menuju pada pelayanan kesehatan yang lebih baik juga perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan kinerja rumah sakit. c. Konsistensi pelayanan menjadi hal yang penting, oleh karena itu layanan yang diberikan oleh tenaga medis maupun paramedisdioptimalkan agar masyarakat semakin yakin dan percaya bahwa RSUD Lawang dapat dipercaya dan menjadi pilihan masyarakat Kabupaten Malang karena didukung oleh staf yang professional. 2. Evaluasi kepuasan pasien selaku konsumen rumah sakit perlu dilakukan dengan Complaint and suggestion system Sistem Keluhan dan Saran. 3. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat mengembangkan penelitianakuntansi sektor publik yang berhubungandenganpenerapan pola pengelolaan keuangan yang lebih fleksibel dengan menonjolkan prinsip produktivitas, efisiensi dan efektifitas dalamkerjapraktek di instansi pemerintah dalam wujud Badan Layanan Umum Daerah. 51 DAFTAR PUSTAKA Amintasih, Yuli Sularti, 2010.Dampak Perubahan Status Rumah Sakit Umum Daerah RSUD terhadap Kualitas Pelayanan studi di RSUD Kab. Karanganyar. Jurnal Akuntansi, Universitas Sebelas Maret. Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama, Penerbit, BPFE: Yogyakarta. Meidyawati, 2011.Analisis Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum PPK-BLU pada Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit tinggi. Jurnal Akuntansi, Universitas Andalas. Peraturan Pemerintah No. 23, 2005. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Jakarta. Permendagri, No:61, 2007. Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Permenkeu. No.76,2008. Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Sandiwara, Dyo Mahendra, 2014.Analisis Perubahan Sistem Keuangan dan Kinerja Rumah Sakit sebelum dan sesudah berstatus BLUD studi kasus pada RSSA Malang. Jurnal Akuntansi, Universitas Brawijaya. UU, No: 1, 2004. Perbendaharaan Negara.pasal 68 dan 69 52 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PERGURUAN WIDYAGAMA MALANG Endah Puspitosarie 3 Marjani Ahmad Tahir ABSTRAK The purpose of this research to determine how performance Employees Cooperative Education Widyagama Malang in terms of the financial side in particular by using financial ratio analysis. Liquidity Ratio: For a period of three years can be said to be able to pay off the debt in the short term timely use of current assets without taking into account the inventory because the inventory is current illiquid assets are also able to meet short-term liabilities by using cash and cash equivalents. Solvency Ratio: For a period of three years shows the condition that in carrying out operations financed with debt long-term debt especially profit cooperative although only slightly reduced due to the payment of interest by certain. Activity Ratio: The rate of inventory turnover on cooperation show inventory turnover lower and lower cooperative has inventory excessive with Average collection of receivables is very low due to the terms of credit sales and fixed asset turnover indicates a low ratio means that there is idle capacity in the use of fixed assets also include idle capacity in the use of total assets Profitability ratios: gross profit margin indicates that the ratio of the gross profit generated from sales is very low, profit margin ratio shows that the ratio of after- tax profits generated from sales is very low, the profit margin ratio shows that the ratio of earnings before interest and taxes generated of very low sales, return on net worth ratio shows the profit available for members are very small and the return on assets ratio shows the rate of return on assets is very low. Overall profitability ratio increased from taahun to year but the percentage is very small. Kata Kunci: Rasio Keuangan Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas 3 Universitas Widyagama Malang 53 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN PERGURUAN WIDYAGAMA MALANG Pendahuluan Dewasa ini disaat kondisi ekonomi semakin tidak menentu seringkali usaha yang dilakukan baik perorangan maupun kelompok mengalami kendala didalam permodalan yang mengakibatkan tidak bisa melakukan kegiatan sebagaimana mestinya. Kondisi ini yang mendasari para koperasi-koperasi khususnya koperasi karyawan mengembangkan sayapnya dengan memberikan pinjaman kepada anggota dalaml bentuk pinjaman jangka panjang dimana waktunya bisa sampai 5 tahun. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang demi kepentingan bersama, yang melandaskan kegiatannya berdasarkan pada prinsip ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Persaingan koperasi dengan perbankan semakin tajam dengan pemberian tingkat bunga yang sangat bersaing. Kondisi ini mau tidak mau juga menuntut koperasi untuk mampu bersaing secara sehat. Secara umum memang terjadi perbedaan mendasar dari dua bidang tersebut dimana pihak perbankan dalam memberikan pinjaman harus ada jaminan juga pengenaan bunga sesuai bunga yang berlaku secara umum dan adanya beban administrasi juga provisi yang harus dibayar oleh peminjam. Disisi lain koperasi juga menerapkan suku bunga dan ada beberapa yang juga menerapkan adanya biaya administrasi akan tetapi diakhir tahun akan dilakukan pembagian SHU yang akan dinikmati oleh anggota baik yang melakukan partisipasi dengan koperasi maupun anggota pasif walau dalam jumlah akan terjadi perbedaan antara anggota aktif dengan anggota pasif. Modal koperasi berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota juga dari pemupukan modal koperasi, kondisi ini sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan koperasi akan realisasi pinjaman kepada anggota oleh karena itu dalam mengembangkan usaha koperasi khususnya koperasi simpan pinjam ada kebijakan yang dilakukan pengurus untuk menambah modal dengan melakukan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga yang diberikan kepada anggota. Kinerja koperasi dapat diukur dengan mengunakan beberapa ukuran salah satunya dengan menggunakan analisa rasio. Dengan menggunakan laporan keuangan yang dinilai rasio rasionya akan diketahui kinerja keuangan koperasi khususnya dalam bidang keuangan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas dapatlah kami uraikan yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut : Bagaimana kinerja keuangan Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang jika ditinjau dari analisa rasio keuangan Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat maka dapat dirumuskan yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana analisa rasio keuangan Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang juga untuk mengetahui bagaimana kinerja keuaangan Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang ditinjau dari sisi keuangan khususnya dengan menggunakan analisa rasio keuangan Tinjauan Pustaka Menurut Martono dan Harjito 2003:51 Laporan Keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan menurut Baridwan 2008:17 Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan mengenai keadaan suatu perusahaan pada periode waktu tertentu. Menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam buku Prastowo dan Juliaty 2008:6, penyusunan dan penyajian laporan keuangan mendasarkan diri pada dua asumsi dasar, yaitu dasar akrual dan kelangsungan usaha. Berikut ini tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat umum menurut Hanafi dan Halim 2003 : 30 adalah sebagai berikut 54 : a. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditor, dan pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan datang, b. Laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian yang berarti risiko penerimaan kas yang berkaitan, c. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi untuk membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas masuk bersih ke perusahaan lembaga, d. Tujuan spesifik meliputi : Memberi informasi sumber daya ekonomi kewajiban, dan modal saham, Memberi informasi pendapatan yang komprehensif, Memberi informasi aliran kas Manfaat kegunaan rasio keuangan antara satu pihak dengan pihak yang lain tidak sama dimana tergantung kebutuhan masing masing pihak yaitu : a. Bagi Manajemen Perusahaan perusahaan rasio keuangan dipergunakan untuk perencanaan dan mengevaluasi performance prestasi manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industry, b. Bagi Manajer Kredit rasio keuangan dipergunakan untuk memperkirakan resiko potensial yang dihadapi oleh para peminjam dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran tingkat keuntungan yang diterima, c.Bagi Investor rasio keuangan dipergunakan sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan obligasi berbagai perusahaan sekaligus untuk mengukur adanya jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan dalam perusahaan, d. Bagi Manajer Perusahaan rasio keuangan dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan melakukan merger dengan perusahaan lain Empat pertanyaan dalam menilai rasio keuangan perusahaan : Seberapa jauh likuiditas perusahaan, Apakah manajemen menghasilkan laba operasi yang cukup atas aktiva kekayaan perusahaan yang ada , Bagaimana perusahaan mendanai aktivanya , Apakah pemilik pemegang saham mendapatkan pengembalian yang cukup atas investasi yang dilakukan. Ada dua cara pembandingan untuk menilai rasio-rasio yang telah diperoleh untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: Membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun lalu pada perusahaan yang sama, membandingkan rasio suatu perusahaan dengan rasio perusahaan sejenis dalam tahun yang sama Analisis rasio keuangan menurut Moeljadi 2006:48 adalah membandingkan berbagai perkiraan laporan keuangan dalam kategori yang berbeda yakni, antara perkiraan yang satu dan perkiraan lainnya, baik antar perkiraan dalam laporan rugi laba sendiri maupun antara neraca dan laporan rugi laba. Maka dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan suatu cara untuk membandingkan dan mengetahui hubungan dalam laporan keuangan. Menurut Martono dan Harjito 2003:52 kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak stakeholders seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan ratio finansial perusahaan yaitu Syamsuddin, 2007:39: a. Cross Sectional adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan ratio – ratio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. b. Time series analysis adalah suatu cara dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya Menurut Fahmi 2012:110, ada beberapa kelemahan dengan dipergunakannya analisa secara rasio keuangan yaitu : a. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi suatu perusahaan. b. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir. c. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisis adalah bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Maka sangat memungkinkan data yang diperoleh tersebut adalah data yang angka-angkanya tidak memiliki keakuratan yang tinggi. 55 d. Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artificial. Artificial disini artinya perhitungan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menempatkan ukuran dan terutama justifikasi dipergunakannya rasio-rasio tersebut Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen-elemen laporan keuangan. Ada dua pengelompokan jenis rasio keuangan yaitu : 1. Menurut sumber darimana rasio dibuat dibedakan menjadi a. Rasio neraca balance sheet ratio merupakan rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada pada neraca, b. Rasio laba rugi income statemen ratio merupakan rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada pada laba rugi , c. Rasio antar laporan inter statement ratio merupakan rasio yang menghubungkan elemen-elemen neraca dan laba rugi 2. Menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan : a. Rasio Likuiditas, b. Rasio Solvabilitas, c. Rasio Aktivitas, d.Rasio Profitabilitas, e. Rasio Pertumbuhan , f. Rasio Penilaian. Menurut Kasmir 2012:128-198, ada empat jenis rasio keuangan, rasio tersebut antara lain : a. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Meliputi 1. Current ratio rasio lancar Merupakan rasio antara aktiva lancar dibagi dengan hutang , rasio ini merupakan alat ukur bagi likuiditas . Semakin tinggi CR maka semakin besar kemampuan persh u memenuhi kewajiban jangka pendek Aktiva Lancar Current Rasio = Hutang LAncar 2. Quick asset ratio rasio cepat Merupakan rasio antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar, rasio ini mengukur solvabilitas jangka pendek tetapi tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid Aktiva Lancar – Persediaan Quick Rasio = Hutang LAncar 3. Cash ratio rasio kas Merupakan rasio yang membandingkan antara kas dengan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar Kas + Surat Berharga Cash Rasio = Hutang LAncar b. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio Mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Kreditur akan melihat proporsi modal sendiri untuk menentukan margin of safety. Bagi perusahaan pemenuhan kebutuhan dana dengan menarik hutang bermanfaat untuk : 1. Kontrol perusahaan tidak berkurang , 2. Jika persh memperoleh tingkat keuntungan yang jauh lebih besar dari pada yang harus dibayar maka pemilik perusahaan akan memperoleh manfaat yang besar. Rasio leverage meliputi : 1. Dept to total asset ratio DTAR Rasio ini yang rendah menunjukkan adanya perlindungan bagi kreditur terhadap kemungkinan likuidasi. Pemilik mungkin menentukan suatu leverage yang tinggi untuk menaikkan tingkat keutungan atau karena penambahan modal sendiri berarti akan mengurangi tingkat pengendalian perusahaan 56 Total Hutang DTAR = X 100 Total Aktiva 2. Time intersn earning ratio TIER Rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengang beban yang mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga Laba sebelum bunga dan pajak TIER = Beban bunga 3. Fixed charge coverage Adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak ditambah pembayaran sewa dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetapnya berupa bunga dan sewa EBIT + Bunga + Anggsuran Lease FCC = Bunga + Angsuran Lease 4. Cash flow coverage Rasio antara aliran kas masuk dengan beban tetap setelah ditambah dengan deviden saham preferen dan pembayaran angsuran hutang atas dasar sebelum pajak. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kas karena penyusutan merupakan non cash expense maka menambah cash flow Aliran Kas Masuk + Depresiasi CFC = Beban Tetap + Deviden SP + angsuran hutang 5. Debt to equity ratio Merupakan rasio hutang dengan modal sendiri Total Hutang DTER = X 100 Modal 6. Debt to service ratio Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman LAba sebelum bunga + pajak DSR = Bunga + sewa+ angsuran pokok 1-tarip pajak c. Rasio Aktivitas Activity Ratio Mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya , Meliputi: 1. Perputaran persediaan Merupakan rasio antara harga pokok penjualan atau penjualan dengan rata- rata persediaan yang mengukur efisiensi penggunaan persediaan. Perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tidak mempertahankan persediaan yang berlebihan Harga Pokok Penjualan Perputaran Pers = Rata rata Persediaan 57 2. Rata-rata pengumpulan piutang Rasio ini mengukur efisiensi dalam pengumpulan piutang perusahaan dengan membandingkan persyaratan penjualan yang telah ditentukan. Merupakan rasio antara piutang dengan penjualan per hari Piutang Rata peng piut = Penjualan Kredit 360 3. Perputaran aktiva tetap Merupakan rasio antara penjualan dengan aktiva tetap yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran aktiva tetap. Rasio yang rendah menunjukkan idle capacity penggunaan aktiva Penjualan Perputaran AT = Aktiva Tetap 4. Perputaran total aktiva Merupakan rasio antara penjualan dengan aktiva tetap yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran aktiva tetap . Rasio yang rendah menunjukkan idle capacity penggunaan aktiva Penjualan Perputaran tot Aktiva = Total Aktiva d. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio Mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi, meliputi : 1. Gross profit margin Merupakan rasio yang mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Merupakan rasio antara penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan laba kotor dengan penjualan Laba Kotor GPM = X 100 Penjualan EAT Profit Margin = X 100 Penjualan 2. Net profit margin Merupakan rasio yang mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi total yaitu rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva EBIT NPM = X 100 Penjualan 3. Return on investment Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukan. Rasio diukur antara laba setelah pajak dengan total aktiva EAT ROI = X 100 Investasi 4. Return on net worth Merupakan rasio antara laba setelah pajak dengan net worth atau modal sendiri yang menunjukkan besarnya laba yang tersedia bagipemegang saham 58 EAT Return On Net Worth = Modal Sendiri 5. Return on asset Merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan EBIT ROA = X 100 Total Aktiva Koperasi menurut Standar Akuntansi Keuangan No 27 2007:27:1 adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi pada kaidah ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. Dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Menurut UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Menurut Undang-undang no 25 tahun 1992 tentang perkoperasian fungsi dan peran koperasi adalah : 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social, 2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, 3. Memperkokok perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokoguru. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional merupakan usaha bersama betrdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 2 menyebutkan bahwa Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berdasar atas kekeluargaan. Bentuk dan jenis koperasi di Indonesia dibagi menjadi Untung, 2005:19-20 : a. Koperasi Primer , b. Koperasi Sekunder Menurut Departemen Koperasi, Pengusaha kecil dan Menengah 1999 yang dimaksud dengan SHU Sisa hasil usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku serta akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Dalam padal 45 UU no 25 tahun 1992 dirumuskan mengenai cara-cara pendistribusian SHU yaitu sebagai berikut :  SHU merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya dan penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan  SHU setelah dikurangi dana cadangan dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi serta digunakan untuk keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota  Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus yang berisi tentang kegiatan aktifitas dan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi. Apabila dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan keuangan koperasi mempunyai karakter tersendiri sebagai berikut http:wartawarga.gunadarma.ac.id : 59 a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan RAT. b. Laporan keuangan biasanya meliputi neracalaporan posisi keuangan, laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif. c. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus koperasi. d. Laporan laba-rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha SHU. e. SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non-anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam AD atau ART koperasi f. Laporan Keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. g. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha. h. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota, disamping yang berasal dari bukan anggota. i. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman kepada perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota. j. Modal koperasi yang dibukuan terdiri dari : 1 Simpanan-simpanan, 2 Pinjaman-pinjaman , 3 Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. k. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha. l. Keanggotaan atau kepemilikan pada koperasi tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih apapun. Pengukuran kinerja perusahaan ataupun badan usaha seperti koperasi adalah hal yang sangat penting dalam proses perencanaan, pengendalian serta proses transaksional yang lain karena dengan pengukuran kinerja pengelola koperasi dapat mengetahui efektivitas dan efisiensi revenue cost, penggunaan asset serta proses operasional organisasi manajemen. Dari koperasi pengurus juga memperoleh informasi manajemen yang berguna untuk umpan balik dalam rangka perbaikan proses operasi, membantu pengambilan keputusan kebutuhan pelatihan sumber daya manusia, perencanaan dan pengendalian dalam proses manajemen koperasi lebih lanjut Sukardi Ikhsan 2005,5. Salah satu indikator kinerja koperasi adalah dengan melihat rasio keuangan dari tahun ke tahun. Dengan mendasarkan pada rasio keuangan yang mampu dicapai koperasi akan diketahui bagaimana kinerja pengurus dalam mengelola koperasi. Desain Penelitian Berdasarkan analisis yang akan dilakukan, penelitian ilmu sosial dapat dibedakan atas tiga tipe penelitian yaitu penelitian penjajakan eksporatif, penelitian penjelasan explanatory atau confirmatory research dan penelitian diskripstif Masri, 2007. Adapun jenis penelitian ini akan memberikan penjelasan mengenai analisis rasio keuangan koperasi karyawan perguruan Widyagama Malang . Pengambilan data menggunakan survey langsung dan data mengenai laporan keuangan. Yang menjadi obyek penelitian ini adalah laporan keuangan Koperasi Perguruan Widyagama Malang tahun selama 3 tahun mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Lokasi Penelitian di Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Kota Malang Jawa Timur Rencana Analisa data Setelah dihitung analisa rasio selama 3 tahun maka akan dibandingkan untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi selama 3 tahun. Kemudian dibandingkan untuk mengetahui kinerja di tahun berapa yang paling baik bagi Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang Hasil Penelitian Koperasi karyawan Perguruan Widyagama Malang berdiri pada tahun 1989 merupakan pengembangan dari Badan Kesejahteraan Pegawai BKP yang berdiri pada 60 tahun 1988, bermodal sumbangan donasi dari induk organisasi yaitu Univeersitas Widyagama Malang dan iuran pokok dari segelintir anggota. Pada saat itu susunan Pengurus BKP adalah : 1. Ketua : Moeljadi Almarhum 2. Sekretaris : Abdurrahman Antoni, B.Sc 3. Anggota : Toha Almarhum Koperasi karyawan PErguruan Widyagama Malang diakui keberadaannya oleh Pemerintah pada tanggal 12 Juli 1989 dengan badan hukum no. 6548BH111989 dimana pada saat itu tercatat pendirinya adalah : Kol. Purn. Paiman, BA, Drs. Hasbullah Nur Yasin , Drs. Djoko Purwanto, Dra. Hj. Titik Multifiah, MS, Dra. K Sulistyowati. Pada tahun 1997 Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang mengalami perubahan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga yang tepatnya pada tanggal 26 Januari 1997 melalui rapat anggota dan disyahkan oleh keputusan Menteri Koperassi dan Pembinaan Usaha Kecil pada tanggal 27 Maret 1997 dengan nomor 573PADKWK. Sejak tahun 2001 pengelolaan Koperasi didanai dari modal sendiri yang berasal dari simpanan anggota. Baru pada tahun 2011 memperoleh pinjaman dari Bank Syariah Mandiri sebesar Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar yang digunakan untuk realisasi kredit anggota. Pada bulan Agustus 2012 Koperasssi memperoleeh pinjaman lagi dari LPDB sebesar Rp. 1.200.000.000,00 yang digunakan untuk realisasi kredit anggota dan untuk menambah modal Waserda. Kepengurusan Koperasi Perguruan Widyagama Malang dipilih oleh anggota untuk masa jabatan 4 tahun begitu juga dengan pengawas Kopkar. Adapun susunan pengurus dan pengawas periode 2013 sd 2015 adalah sebagai berikut : Pengurus : : Ketua : DR. Agus Sudaryanto, SH, MH Sekretaris : Ir. Sabar Setiawidayat, MT Bendahara : DR. Adya Hermawati, SE, M.Si Bidang Usaha dan Permodalan : Drs. Abdurrahman Antoni, MM Bidang Kesejahteraan : DR. Sirajudin, SH, M.Hum Pengawas : Bidang Keuangan dan Usaha : Dra. Dharmayanti PH, MM Bidang Organisasi dan Kelembagaan : Drs. Tri Bekti Santoso, MM Laporan keuangan Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang untuk 3 periode yaitu tahun 2013 sd 2015 yang terdiri dari terlampir yang terddiri daari : Laporan perhitungan sisa hasil usaham, Laporan perubahan ekuitas, Neraca Pembahasan Sesuai dengan perumusan masalah bagaimana kinerja keuangaan Koperasi Perguruan Widyagama Malang jika ditinjau dari analisa rasio maka pembahasan akan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan jenis rasio baru kemudian akan dianalis bagaimana kinerja koperasi Tabel 1 Perhitungan Analisis Curent Rasio Tahun Aktiva lancar Hutang lancar Current rasio 2012 3.847.028.370 176.117.348 2.184,36 2013 4528.272.250 238.050.608 1.902,23 2014 4.182.019.428 257.668.868 1.623,02 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada tabrl 1 diatas dapat diketahui bahwa current rasio untuk tahun 2012 sebesar 2.184,36 tahun 2013 sebesar 1.902,23 dan tahun 2014 sebesar 1.623,02 hingga dapat disimpulkan bahwa koperasi dari sisi likuiditas untuk tiga tahun dapat dikatakan sangat mampu melunasi hutang dalam jangka pendek tepat waktu karena tiap Rp. 1 ,00 61 hutang lancar dijamin dengan Rp. 1.623,02 aktiva lancar. Walaupun demikian rasionya semakin turun dari tahun 2012 ke tahun 2014 Tabel 2 Perhitungan Analisis Quick Rasio Tahun Aktiva lancar - Persd Hutang lancar Quick rasio 2012 3.563.318.108 176.117.348 20,93 2013 4.263.454.365 238.050.608 17.91 2014 4.020.521.459 257.668.868 15,13 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa quick rasio untuk tahun 2012 sebesar 20,93 tahun 2013 sebesar 17,91 dan tahun 2014 sebesar 15,13 hal ini dapat disimpulkan bahwa koperasi masih mampu memenuhi kewajiban jangka pendek tepat waktu dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan aktiva lancar yang tidak likuid. Kondisi paling tinggi adalah tahun 2012 dibandingkan dengan tahun tahun berikutnya . Tabel .3 Perhitungan Analisis Cash Rasio Tahun Kas + surat berharga Hutang lancar Cash rasio 2012 159.942.693 176.117.348 0,91 2013 547.208.128 238.050.608 2,30 2014 320,717.179 257.668.868 1,24 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa cash rasio untuk tahun 2012 sebesar 0,91 tahun 2013 sebesar 2.30 dan tahun 2014 sebesar 1,24. Kondisi ini menunjukkan kemmpuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan kas dan setara kas dan kemampuan ini dari tahun 2012 naik ditahun 2013 akan tetapi turun lagi di tahun 2014 Tabel 4 Perhitungan Dept To Total Aset Ratio Tahun Total Hutang Total Aktiva DTAR 2012 1.562.170.637 4.016.751.311 38,89 2013 2.162.747.324 4.722.283.989 45,80 2014 1.614.934.714 4.354.431.349 37,09 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa dept to total asset ratio untuk tahun 2012 sebesar 38,89 tahun 2013 sebesar 45,80 dan tahun 2014 sebesar 37,09. Kondisi 3 tahun ini menunjukkan rasio yang cukup tinggi artinya koperasi pada tahun 2012 dalam melaksanakan operasinya dibiayai dengan hutang sebesar 38,89 ditahun 2013 naik menjadi sebesar 45,80 dan ditahun 2014 turun menjadi sebesar 37,09 Tabel 5 Perhitungan Time Interest Earning Ratio TIER Tahun EBIT Beban Bunga TIER 2012 106.009.555 52.269.930 2.03 2013 167.051.838 88.901.761 1,88 2014 269.708.668 78.977.178 3,42 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah 62 Dari perhitungan pada tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa time interest earning ratio untuk tahun 2012 sebesar 2,03 tahun 2013 sebesar 1,88 dan tahun 2014 sebesar 3,42. Kondisi ini menunjukkan bahwa keuntungan koperasi hanya berkurang sedikit karena pembayaran bunga sebesar tersebut diatas Tabel 6 Perhitungan Dept to Equity Ratio DTER Tahun Total Hutang Modal DTER 2012 1.562.170.637 2.454.580.674 63,64 2013 2.162.747.324 1.517.447.678 142,53 2014 1.614.934.714 1.666.165.882 96,93 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada table 6 diatas dapat diketahui bahwa dept to total asset ratio untuk tahun 2012 sebesar 63,64 naik di tahun 2013 menjadi sebesar 142,53 dan tahun 2014 turun jika dibandingkan tahun 2013 menjadi sebesar 96,93. Artinya rasio hutang koperasi terhadap modal sendiri sangat tinggi bahkan ditahun 2013 sangat tinggi lebih dari 100 dan ditahun 2014 hampir mencapai 100. Kondisi ini menunjukkan bajwa dalam melaksanakan operasinya koperasi dibiayai dengaan hutang khususnyaa hutang jangka panjang yang sangat tinggi. Tabel 7 Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun HPP Rata Persediaan PP 2012 1.230.153.310 157.417.456 7,81 2013 1.214.072.033 213.157.927 5,70 2014 1.364.058.426 274.264.074 4,97 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa tingkat perputaran persediaan dikoperasi tahun 2012 sebesar 7,81 kemudian turun ditahun 2013 sebesar 5,70 dan tahun 2014 menjadi 4,97. Kondisi ini menunjukkan perputaran persediaan yang semakin rendah dibandingkan tahun sebelumnya artinya koperasi mempunyai persediaaan yang berlebihan. Tabel 8 Perhitungan Rata rata Pengumpulan Piutang Tahun Piutang Penj kredit360 Pengum Piutang 2012 380.229.208 3.879.861 98,00 2013 344.811.932 3.776.960 91,29 2014 318.932.711 4.266.017 74,76 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa rata rata pengumpulan piutangnya tahun 2012 98 kali tahun 2013 menjadi 91,29 kali dan tahun 2014 menjadi 74,76 kali. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pengumpuln piutangnya sangat rendah dikarenakan syarat penjualan kredit palng banyak angsuran 19 kali. Tabel 9 Perhitungan Perputaran Aktiva Tetap Tahun Penjualan Aktiva Tetap Perputaran AT 2012 1.396.749.794 169.722.941 8,23 2013 1.359.709.290 194.011.739 6,98 2014 1.535.766.071 172.411.921 8,91 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah 63 Dari perhitungan pada table 9 diatas dapat diketahui bahwa perputaran aktiva tetap untuk tahun 2012 sebesar 8,23 tahun 2013 sebesar 6,98 dan tahun 2014 sebesar 8,91. Hal ini menunjukkan rasio yang rendah artinya terdapat idle capacity dalam penggunaan aktiva tetap dimana kondisi terendah ditahun 2013 Tabel 10 Perhitungan Perputaran Total Aktiva Tahun Penjualan Total Aktiva Perput Aktiva 2012 1.396.749.794 4.016.751.311 0,35 2013 1.359.709.290 4.722.283.989 0,29 2014 1.535.766.071 4.354.431.349 0,35 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada table 10 diatas dapat diketahui bahwa perputaran total aktiva untuk tahun 2012 sebesar 0,35 tahun 2013 sebesar 0,29 dan tahun 2014 sebesar 0,35. Hal ini menunjukkan rasio yang rendah artinya terdapat idle capacity dalam penggunaan total aktiva dimana kondisi terendah ditahun 2013 Tabel 11 Perhitungan Gros Profit Margin Tahun Laba Kotor Penjualan GPM 2012 503.633.920 1.733.787.231 0,29 2013 595.011.128 1.809.083.161 0,33 2014 754.747.500 2.118.805.926 0,36 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada tabel 11 diatas dapat diketahui bahwa gross profit margin untuk tahun 2012 sebesar 0,29 tahun 2013 sebesar 0,33 dan tahun 2014 sebesar 0,39. Kondisi ini menunjukkan bahwa rasio laba kotor yang dihasilkan dari penjualan sangat rendah walau dari tahun 2013 mengalami kenaikan di tahun tahun berikutnya walaupun sangat kecil kenaikannya Tabel 12 Perhitungan Profit Margin Tahun EAT Penjualan Profit Margin 2012 102.522.311 1.733.787.231 0,06 2013 162.551.838 1.809.083.161 0,09 2014 263.708.668 2.118.805.926 0,12 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada table 12 diatas dapat diketahui bahwa profit margin ratio untuk tahun 2013 sebesar 0,06 tahun 2014 sebesar 0,09 dan tahun 2015 sebesar 0,12. Kondisi ini menunjukkan bahwa rasio laba setelah pajak yang dihasilkan dari penjualan sangat rendah walau dari tahun 2012 mengalami kenaikan di tahun tahun berikutnya walaupun sangat kecil kenaikannya Tabel 13 Perhitungan Net Profit Margin Tahun EBIT Penjualan NPM 2012 106.009.555 1.733.787.231 0,06 2013 167.051.838 1.809.083.161 0,09 2014 269.708.668 2.118.805.926 0,13 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah 64 Dari perhitungan pada table 13 diatas dapat diketahui bahwa net profit margin ratio untuk tahun 2012 sebesar 0,06 tahun 2013 sebesar 0,09 dan tahun 2014 sebesar 0.13. Kondisi ini menunjukkan bahwa rasio laba sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan dari penjualan sangat rendah walau dari tahun 2012 mengalami kenaikan di tahun tahun berikutnya walaupun sangat kecil kenaikannya Table 14 Perhitungan Return on Net Worth Tahun EAT Modal Sendiri RNW 2012 102.522.311 2.454.580.674 0.04 2013 162.551.838 1.517.447.678 0.11 2014 263.708.668 1.666.165.882 0.16 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada table 14 diatas dapat diketahui bahwa return on net worth ratio untuk tahun 2012 sebesar 0.04 tahun 2013 sebesar 0,11 dan tahun 2014 sebesar 0,16. Kondisi ini menunjukkan laba yang tersedia untuk anggota sangat kecil walau dari tahun 2012 ke tahun 2014 mengalami kenaikan namun kenaikannya sangat kecil Table 5.15 Perhitungan Return on Asset Tahun EBIT Total Aktiva ROA 2012 106.009.555 4.016.751.311 0,03 2013 167.051.838 4.722.283.989 0,04 2014 269.708.668 4.354.431.349 0,06 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah Dari perhitungan pada table 15. diatas dapat diketahui bahwa return on asset ratio untuk tahun 2012 sebesar 0,03 tahun 2013 sebesar 0,04 dan tahun 2014 sebesar 0,06. Kondisi ini menunjukkan tingkat pengembalian asset yang sangat rendah yaitu kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki sangat rendah Untuk mengetahui kinerja koperasi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dapat disimpulkan dalan suatu table sebagai berikut : No Rasio 2014 2013 2012 1 Rasio Likuditas  Curent rasio  Quick Rasio  Cash Rasio 2.184,36 20,93 0,91 1.902,23 17,91 2,30 1.623,02 15,13 1,24

2 Rasio Solvabilitas

 Dept to total asset rasio  Time interst earning ratio  Debt to equity ratio 38,89 2.03 63,64 45,80 1,88 142,53 37,09 3,42 96,93

3 Rasio Aktivitas

 Perputaran persediaan  Rata rata pengumpulan piutang  Perputaran aktiva tetap  Perputaran total aktiva 7,81 98,00 8,23 0,35 5,70 91,29 6,98 0,29 4,97 74,76 8,91 0,35

4 Rasio Profitabilitas

 Gross profit margin  Profit margin  Net profit margin  Return on net worth  Return on asset 0,29 0,06 0,06 0,04 0,03 0,33 0,09 0,09 0,11 0,04 0,36 0,12 0,13 0,16 0,06 Sumber : Koperasi Karyawan Perguruan Widyagama Malang yang diolah 65 Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari rasio likuiditas : kondisi kinerja Koperasi Perguruan Widyagama Malang menunjukkan kondisi tahun 2014 lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dapat terpenuhi baik menggunakan aktiva lancar maupun menggunakan kas dan setara kas 2. Dari rasio solvabilitas : kondisi kinerja Koperasi Perguruan Widyagama Malang menunjukkan kondisi tahun 2013 lebih baik dibandingkan tahun 20112 dan tahun 2014, hal ini menunjukkan koperasi semakin mampu untuk membayar hutang jangka panjang di tahun 2013 dibanding dua yahun yang lain 3. Dari rasio aktivitas kondisi kinerja Koperasi Perguruan Widyagama Malang menunjukkan kondisi tahun 2014 lebih baik dibandingkan tahun tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas koperassi yang diukur dari beberapa indicator menunjukkan kondisi yang semakin baik 4. Dari rasio profitabilits kondisi kinerja Koperasi Perguruan Widyagama Malang menunjukkan kondisi tahun 2014 semakin menurun dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya, hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya partisipasi anggota terhadap koperasi. KESIMPULAN Koperasi Karyawan Peerguruan Widyagama Malang merupakan koperasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya yaitu civitas widyagama khususnya dan masyarakat pada umumnya. Secara umum kinerja koperasi perguruan Widyagama Malang bisa dikatakan cukup akan tetapi belum terlalu bagus hingga massih sangat perlu untuk ditingkatkan. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas :

a. Dari sisi Current rasio untuk tiga tahun dapat dikatakan sangat mampu melunasi hutang dalam jangka pendek tepat waktu, walaupun demikian rasionya semakin turun dari tahun 2012 ke tahun 2014. b. Dari sisi quick rasio dapat disimpulkan bahwa koperasi masih mampu memenuhi kewajiban jangka pendek tepat waktu dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan aktiva lancar yang tidak likuid. Kondisi paling tinggi adalah tahun 2012 dibandingkan dengan tahun tahun berikutnya . c. Dari sisi cash rasio menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengana menggunakan kas dan setara kas dimana dari tahun 2012 naik ditahun 2013 akan tetapi turun lagi di tahun 2014.

2. Rasio Solvabilitas

a. Dept to total asset ratio menunjukkan kondisi bahwa dalam melaksanakan operasinya dibiayai dengan hutang. b. Time interest earning ratio menunjukkan bahwa keuntungan koperasi hanya berkurang sedikit karena pembayaran bunga sebesar tersebut diatas c. Dept to total asset ratio artinya rasio hutang koperasi terhadap modal sendiri sangat tinggi Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan operasinya koperasi dibiayai dengaan hutang khususnya hutang jangka panjang yang sangat tinggi.

3. Rasio Aktivitas

a. Tingkat perputaran persediaan dikoperasi enunjukkan perputaran persediaan yang semakin rendah koperasi mempunyai persediaaan yang berlebihan. b. Rata rata pengumpulan piutangnya menunjukkan bahwa tingkat pengumpulan piutangnya sangat rendah dikarenakan syarat penjualan kredit palng banyak angsuran 19 kali. c. Perputaran aktiva tetap menunjukkan rasio yang rendah artinya terdapat idle capacity dalam penggunaan aktiva tetap d. Perputaran total aktiva terdapat idle capacity dalam penggunaan total aktiva 66

4. Rasio Profitabilitas

a. Gross profit margin menunjukkan bahwa rasio laba kotor yang dihasilkan dari penjualan sangat rendah walau mengalami kenaikan di tahun tahun berikutnya tetapi sangat kecil kenaikannya b. Profit margin ratio menunjukkan bahwa rasio laba setelah pajak yang dihasilkan dari penjualan sangat rendah walau mengalami kenaikan di tahun tahun berikutnya tetapi sangat kecil kenaikannya c. Net profit margin ratio menunjukkan bahwa rasio laba sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan dari penjualan sangat rendah walau mengalami kenaikan di tahun tahun berikutnya tetapi sangat kecil kenaikannya d. Return on net worth ratio menunjukkan laba yang tersedia untuk anggota sangat kecil walau mengalami kenaikan namun kenaikannya sangat kecil e. Return on asset ratio menunjukkan tingkat pengembalian asset yang sangat rendah yaitu kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aktiva yang dimiliki sangat rendah SARAN Dalam rangka meningkatkan profitabilitas hendaknya pengurus dan karyawan koperasi lebih memperhatikan kebutuhan anggota dan memberikan kenyamanan pada anggota dalam melaksanakan aktivitasnya yang berhubungan dengan koperasi. Jangka panjang diharapkan dengan peningkatan pelayanan kepada anggota akan mampu meningkatkan tingkat profitabilitas dan rasa puas para anggota DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Imam Sutrisno, 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, PT Rineka Cipta Jakarta Djalaludin Rachmad, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, CV Remaja Karya, 2008 Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, UU Koperasi no 25, Tahun 1992 Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2010 Nasir, Metodologi Penelitian , Cetakan Ketiga, Jakarta, Galia Indonesia, 2008 Singarimbun, Masri dan Sofyan, Metode Penelitian, LP3S, Jakarta, 2007 Titik Sartika Partomo, Ekonomi Skala kecil Menengah dan Koperasi, Ghalia Indonesia, Cetakan Kedua, 2004 Weston dan Copeland, Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2000