Uji Signifikasi Parameter Individula Uji Statistik t
150 penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan tingkat signifikansi
α=0,05. Uji-t telah ditunjukkan pada Tabel 6 di atas. Pengujian hipotesis menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujian hipotesis tentang pengaruh pengalaman, kemampuan bersaing, bahan baku dan modal dilakukan dengan uji-t dan
untuk menunjukkan pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat melalui uji F dengan taraf signifikansi 0,05. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji F, dapat diketahui bahwa sig 0,01 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengalaman, kemampuan
bersaing, bahan baku dan modal secara signifikan dan simultan berpengaruh terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Nilai R Square yang diperoleh
sebesar 0,754 menunjukkan bahwa sebesar 75,40 variabel pengalaman, kemampuan bersaing, bahan baku dan modal yang mempengaruhi variasi
kemandirian UKM kripik tempe Sanan
2. Pengaruh pengalaman terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan . Hasil uji t tabel menyatakan sig nilai t adalah 0,832 0,05 yang berarti Ho pengalaman
diterima dan Ha pengalaman ditolak. Kesimpulannya adalah, pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan dan parsial terhadap kemandirian UKM kripik tempe
Sanan . Pengaruh kemampuan bersaing terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan hasil ujinya menyatakan sig nilai t adalah 0,120 0,05 yang berarti Ho
kemampuan bersaing diterima dan Ha kemampuan bersaing ditolak. Kesimpulannya adalah, kemampuan bersaing tidak berpengaruh secara signifikan dan parsial
terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Pengaruh bahan baku terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan hasil ujinya menyatakan sig nilai t adalah
0,698 0,05 yang berarti Ho bahan baku diterima dan Ha bahan baku ditolak. Kesimpulannya adalah, bahan baku tidak berpengaruh secara signifikan dan
parsial terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Dan pengaruh modal terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan hasil ujinya menyatakan sig nilai t
adalah 0,013 0,05 yang berarti Ho modal ditolak dan Ha modal diterima. Kesimpulannya adalah, modal berpengaruh secara signifikan dan parsial terhadap
kemandirian UKM kripik tempe Sanan.
3. Perhitungan analisis standardized coefficients beta absolute diketahui bahwa variabel modal X4 memiliki nilai koefisien beta absolut paling besar yaitu sebesar
0,530 yang berarti Ho modal ditolak dan Ha modal diterima. Jadi dalam penelitian ini modal berpengaruh dominan terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan
Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Pengalaman, Kemampuan Bersaing, Bahan Baku dan Modal Terhadap
Kemandirian UKM Kripik Tempe Sanan Dari hasil analisis regresi linier berganda, tampak bahwa nilai koefisien variable
pengalaman X1 sebesar 0.033, variabel kemampuan bersaing X2 sebesar 0.395, variable modal X4 sebesar 0,516. Nilai-nilai tersebut menunjukkan pengaruh positif, yang
memiliki arti bahwa jika pengalaman, kemampuan bersaing, dan modal meningkat maka kemandirian UKM kripik tempe Sanan juga akan meningkat, demikian pula sebaliknya.
Peningkatan pengalaman bisa dilakukan dengan peningkatan pengetahuan usaha dan fleksibelitas dalam pengambilan keputusan. Seseorang mendapatkan pengetahuan usaha
karena jangka waktu lama usaha yang ditekuninya dan berbagaimacam pelatihan yang diikutinya. Selain itu kemantapan dalam pengambilan keputusan contohnya tetap
berproduksi meskipun harga bahan baku naik dan motivasi pengembangan usaha akan dapat meningkatkan kemandirian UKM kripik tempe Sanan.
Di sisi lain, peningkatan kemandirian UKM kripik tempe Sanan bisa ditinjau dari variabel kemampuan bersaing dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Pada
umumnya produk UKM memiliki kekuatan yaitu merupakan produk khas daerah dan juga memiliki segmen pasar yang besar karena segmen pasarnya adalah kelas menengah ke
bawah. Lokasi usaha yang strategis dan perluasan segmen pasarpun merupakan peluang-
151 peluang bisnis yang menguntungkan. Selain itu, dengan memahami berbagai kelemahan
dan ancaman yang dihadapinya, UKM kripik tempe Sanan dapat merancang strategi perencanaan bisnis lebih terarah. Semua hal tersebut mendukung terciptanya kemandirian
UKM kripik tempe Sanan.
Sumber modal dan jumlah modal dimiliki oleh para pelaku UKM kripik tempe Sanan berpengaruh positif terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Sumber modal yang
sebagian besar berasal dari pemilik tentunya memiliki resiko yang lebih kecil, selain itu peningkatan modal yang diperoleh dari pihak luar selama ini sulit dilakukan karena adanya
berbagai persyaratan yang memberatkan jaminan.
Nilai koefisien variabel bahan baku X3 sebesar -0,087 nilai tersebut berpengaruh negatif dan menyatakan setiap kenaikan variabel bahan baku X3 akan mengurangi
besarnya nilai kemandirian UKM kripik tempe Sanan dan setiap penurunan variable bahan baku X3 akan menaikkan kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Kenaikan variabel bahan
baku dapat ditinjau dari ketersediaan bahan baku dan harga bahan baku. Apabila harga bahan baku naik maka kemampuan finansial UKM kripik tempe akan menurun, karena
hanya mampu membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih sedikit. Selain itu, peningkatan harga bahan baku menyebabkan sumbangan harga jual terhadap laba menjadi lebih kecil.
Pada penelitian dengan menggunakan uji pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terrikat uji t dapat diketahui bahwa sig nilai t pengalaman adalah 0,832 0,05
yang berarti Ho pengalaman diterima dan Ha pengalaman ditolak. Pengaruh kemampuan bersaing terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan hasil ujinya menyatakan sig nilai t
adalah 0,120 0,05 yang berarti Ho kemampuan bersaing diterima dan Ha kemampuan bersaing ditolak. Dan pengaruh bahan baku terhadap kemandirian UKM kripik tempe
Sanan hasil ujinya menyatakan sig nilai t adalah 0,698 0,05 yang berarti Ho bahan baku diterima dan Ha bahan baku juga ditolak. Kesimpulannya adalah, pengalaman,
kemampuan bersaing, dan bahan baku tidak berpengaruh secara signifikan dan parsial terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman
saja tanpa diimbangi dengan kemampuan bersaing baik, stabilitas harga bahan baku dan ketersediaan bahan baku dengan kualitas yang baik dan kemampuan modal yang tinggi
tidak dapat menunjang kemandirian UKM kripik tempe Sanan, demikian pula apablila UKM hanya memiliki kemampuan bersaing saja atau bahan baku saja maka kemaandirian UKM
kripik tempe Sanan tidak dapat tercipta.
Pengaruh modal terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan hasil ujinya menyatakan sig nilai t adalah 0,013 0,05 yang berarti Ho modal ditolak dan Ha modal
diterima. Kesimpulannya adalah, modal berpengaruh secara signifikan dan parsial terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan karena dengan kepemilikan modal yang
besar UKM dapat lebih mudah menambah pengetahuan usaha, membeli bahan baku, dan meningkatkan perluasan pasar, sehingga dengan modal yang lebih besar UKM kripik tempe
Sanan akan lebih mandiri. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan mengenai pengaruh pengalaman. Kemampuan bersaing, bahan baku dan modal terhadap
kemandirian UKM kripik tempe Sanan , dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengalaman, kemampuan bersaing dan modal memiliki pengaruh signifikasi positif
terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan, yaitu apabila nilai pengalaman atau kemampuan bersaing atau modal yang meningkat maka nilaandirian UKM kripik tempe
Sanan akan meningkat dan sebaliknya jika nilai pengalaman, kemampuan bersaing dan modal menurun maka kemandirian UKM kripik tempe Sanan juga akan menurun.
2. Bahan baku memiliki pengaruh signifikasi negatif atau adanya pengaruh yang berlawanan terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Yaitu apabila bahan baku
meningkat maka kemandirian UKM kripik tempe Sanan akan menurun dan sebaliknya 3. Pengalaman, kemampuan bersaing, bahan baku dan modal berpengaruh secara
signifikan dan simultan terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. 4. Pengalaman, kemampuan bersaing, bahan baku dan modal sebagai variabel bebas
mampu mempengaruhi variabel terikat yaitu kemandirian UKM kripik tempe Sanan
152 sebesar 75,40 Sedangkan sisanya 24,60 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam model regresi dalam penelitian ini. 5. Pengalaman, kemampuan bersaing, dan bahan baku tidak berpengaruh secara
signifikan dan parsial terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan. Modal berpengaruh secara signifikan dan parsial terhadap kemandirian UKM kripik tempe
Sanan. 6. Modal berpengaruh lebih dominan terhadap kemandirian UKM kripik tempe Sanan dari
pada ketiga variabel yang lain. .
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini, 2008 , Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Azwar S, 2008, Reabilitas dan Validitas, Seri Pengukuran Psikologi, Liberty. Jogyakarta
Danang Sunyoto, 2011, Riset Bisnis dengan Analisis Jalur SPSS, Gava Media, Yogyakarta Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi, 2006, Graha Ilmu, Jakarta
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D. 2012. Ekonometrika Dasar, alih bahasa : Sumarno Zain. Jakarta:Erlangga
Hiras Aldi, 2010, Wordpress.com Horne, Van Wachowicz, Jr. 2012. Financial Management
, TerjemahanQuratul’ain Mubarakah, Edisi Ketigabelas. Salemba Empat : Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi I. Yogyakarta: BPFE
Ingram, Robert W, Thomas L. Albright, Bruce A. Bald, John W. Will, 2005. Accounting Information for Decision, 3rd edition, Thomson, South Western.
Imam Santoso, 2014, Ketahanan Kripik Tempe Sanan Kota Malang Dalam Menghadapi Melemahnya Kurs Rupiah
Kavling 10, Maret 2012, Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa U B, Reportase Tentang Usaha Kecil Menengah, Malang
Mohammad, J.F, 2004, Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah, Infokop No. 25 Tahun XX
Qudratullah, M Farhan. 2013. Analisis Regresi Terapan: Contoh Kasus, dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Rahma, Aulia. 2011. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan PMA dan PMDN. Tesis Program Pascasarjana. Semarang. Universitas Diponegoro.
Sawir, A. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan. Cetakan ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Syamsuddin, L. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. EdisiBaru, cetakkan
kesembilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Saiman, Leonardus, 2011, Kewirausahaan - Teori Praktek dan Kasus, Salemba Empat,
Jakarta Tim Redaksi Malang Post dengan PT. HM Sampoerna, 2010, UKM Si Kecil Menggeliat di
Tengah Badai, UMM Press, Malang Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro dan Menengah
Yuliati, Ni Wayan. 2013. Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Hotel Dan Restoran Di BEI. Denpasar. Universitas Udayana.
153
MOTIVASI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMUTUSKAN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL PROGRAM REVITALISASI
Wahju Wulandari
1
, Sodik
2
1Universitas WidyagamaFakultas Ekonomi, Malang
2Universitas Widyagama Fakultas Ekonomi, Malang
Alamat Korespondensi : Jl. Borobudur 35 Malang, 0341-491648Fax 0341- 496919Universitas Widyagama
E-mail:
1
ndari.sodikyahoo.com,
2
hmsodikyahoo.co.id ,
3
yekti.ityasyahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian untuk menemukan sikap perilaku konsumen dalam berbelanja di pasar tradisional program revitalisasi di kota Malang. Penelitian ini dilakukan di pasar
tradisional Dinoyo, karena program revitalisasi banyak ditemukan banyak masalah yang terkait dengan pedagang, pengembang, pemerintah, dan pindahnya konsumen belanja ke
pasar modern. Teknik proporsive sampling dipakai untuk menunjuk pasar tradisional Dinoyo yang terkena program revitalisasi di Kota Malang. Accidental sampling untuk mengambil
sampel yang kebetulan bertemu dengan peneliti waktu berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Jumlah sampel sebayak 100 responden ditentukan dengan pendekatan
Slovin. Variabel yang diteliti Produk, harga, lokasi, promosi, pelayanan, disain tempat, kepuasan berbelanja, pengalaman berbelanja dan imunitas. Metode Analisis Fishbein
sebagai alat dalam mengukur sikap perilaku konsumen pada variabel penelitian untuk menentukan motivasi konsumen dalam memutuskan berbelanja di pasar tradisional. Hasil
analisis sikap pembeli yang paling tinggi 15,87 pembeli sangat percaya terhadap produk yang dijual di pasar tradisional memiliki kualitas baik. Tiga komponen sikap lainnya yang
dinilai tinggi adalah harga barang yang dijual 14,78, pelayanan 14,21 dan pengalaman berbelanja 13,98.
Kata kunci : motivasi, pasar tradisional, revitalisasi pasar, perilaku konsumen 1. PENDAHULUAN
Pramudyo 2014, [1] menyatakan bahwa data AC Nielsen pada tahun 2008 menunjukkan jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 13.450 unit, jumlah pedagang
12.625.000 orang, rata-rata setiap pasar tradisional menampung 939 pedagang. Hypermarket pertumbuhannya mencapai 34 dan pasar tradisional sebesar 8,1. Tahun
2010, pertumbuhan pasar modern semakin pesat, menurut Lembaga Riset Nielsen terjadi peningkatan 42 sebanyak 16.922 unit dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
11.927 unit. Di Indonesia minimarket mencapai 17.000 unit. Kondisi ini membuat keberadaan pasar tradisional menjadi terdesak. Persaingan menjadi ketat, pedagang dan
konsumen dalam memutuskan berbelanja lebih selektif baik terhadap kualitas produk, harga dan pelayanan. Oleh karena itu perlu pengaturan dalam perkembangan pasar tradisional,
Kuncoro 2008, [2] beberapa kondisi yang harus dicermati terhadap keberadaan pasar tradisional adalah sebagai berikut. 1. Jarak antara pasar tradisional dengan hypermarket
yang saling berdekatan. 2. Tumbuh pesatnya minimarket yang dimiliki pengelola jaringan ke wilayah pemukiman. 3. Penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel
154 modern yang memberatkan pemasok barang. 4. Kondisi pasar tradisional secara fisik
sangat tertinggal, maka perlu ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan. Persaingan ketat membuat pasar tradisional melakukan revitalisasi pasar tradisional.
Program revitalisasi mengadopsi manajemen pasar modern dilihat dari kebersihan, penataan los yang dilengkapi dengan saluran pembuangan, sehingga tidak becek dan bau.
Revitalisasi diharapkan dapat menambah jumlah pengunjung yang berdampak pada peningkatan pendapatan pedagang. Disamping itu tidak melunturkan budaya tawar
menawar dalam
jual beli sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan Kupita, dan Bintoro. 2012. [3].
Transaksi dalam jual beli dalam perkembangannya dapat dilakukan pada suatu tempat sebagai pusat kegiatan yang disebut dengan pasar. Keberadaan pasar sangat penting,
karena pasar merupakan salah satu jantung dari perekonomian suatu daerah. Menurut Paskarina dalam Mangeswuri dkk 2010, [4] dalam memutuskan revitalisasi
pasar tradisional akan berubahnya kondisi pasar dari tempat interaksi ekonomi, dalam revitalisasi ada upaya untuk memperbaiki jalur distribusi komoditas yang diperjual belikan.
Fungsi pembangunan pasar juga selain mencari keuntungan tetapi juga untuk meningkatkan perekonomian khususnya pada perdagangan kecil serta perlu melibatkan pengembang
untuk dikelola secara kreatif.
Pasar tradisional Dinoyo merupakan salah satu pasar dari program revitalisasi yang berdampak pada konflik sehingga konsumen banyak yang memilih berbelanja di pasar lain.
Hal ini wajar dikarenakan perpindahan pasar tradisional hasil revitalisasi menjadi agak jauh dari tempat tinggal konsumen sebelumnya. Permasalahan ini menjadi perlu dilakukan
penelitian yang terkait dengan motivasi konsumen dalam memutuskan berbelanja di pasar.