81 volume saham dipengaruhi oleh informasi akuntansi keuangan dan informasi non
akuntansi. Berdasarkan fakta uji 81tersebut maka hipotesis ketiga yang dirumuskan adanya
pengaruh informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi terhadap perubahan nilai perdagangan saham di BEI, terbukti kebenarannya, sehingga hipotesis
ketiga ini dapat diterima. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung dan sekaligus melengkapi temuan Ross 1976 mengenai model penentuan harga saham yang
menyatakan bahwa return saham dipengaruhi oleh k 81factor secara linier. Berarti bahwa perubahan nilai perdagangan saham di BEI dipengaruhi secara simultan oleh
informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi.
6.4. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Keempat.
Hasil pengujian statistik yang dilakukan untuk menguji hipotesis keempat secara simultan menunjukkan pengaruh positif. Secara parsial pengaruh langsung informasi akuntansi
terhadap perubahan nilai perdagangan saham diperoleh koefisien positif sebesar 16, pengaruh tidak langsungnya 10, secara keseluruhan pengaruh informasi akuntansi,
perilaku investor, dan perubahan nilai perdagangan saham sebesar 86. Pengaruh langsung informasi non akuntansi terhadap perubahan nilai perdagangan saham sebesar
12, sedangkan pengaruh tidak langsungnya sebesar 6, secara keseluruhan pengaruh informasi non akuntansi, perilaku investor, dan perubahan nilai perdagangan saham
sebesar 74. Sedangkan pengaruh langsung perilaku investor terhadap perubahan nilai perdagangan saham sebesar 45. Jika dilihat dari hasil pengujian secara simultan
pengaruh informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi serta perilaku investor terhadap perubahan nilai perdagangan saham sebesar 62. Chi Square =
276.23; df = 113; P-value = 0.000; dan RMSEA = 0.111; t-value = 9,30. Dengan demikian hasil temuan ini membuktikan bahwa hipotesis keempat terdapat
pengaruh informasi akuntansi dan informasi non akuntansi serta perilaku investor terhadap perubahan nilai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dapat diterima.
Hal ini berarti investor di bursa efek dalam mengambil keputusan investasi mempertimbangkan informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi sehingga
pada akhirnya berimplikasi pada perubahan nilai perdagangan saham. Temuan ini mendukung dan melengkapi hasil penelitian Michael A. Berry: Edwin
Burncister Majorie B. McElroy 1988, Baillie McMahon 1990, Beneish 1991, Rogers 1991, Francis 1994, Hirst et.al. 1995, Ross 1996, Ainum Naim 1997, Arifin
Baridwan 1997, A. Yusuf Imam Suja’i 1999, Sarjono 2000.
6.5. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Kelima.
Hasil pengujian hipotesis informasi akuntansi keuangan yang dominan berpengaruh terhadap perilaku investor dan perubahan nilai perdagangan saham di Bursa Efek
Indonesia secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut: informasi akuntansi keuangan memiliki nilai koefisien sebesar 47 dan informasi non akuntansi memiliki nilai koefisien
sebesar 38 terhadap perilaku investor. Dari perbedaan nilai tersebut dapat dikatakan informasi akuntansi yang lebih besar berpengaruh terhadap perilaku investor, meskipun
perbedaannya relatif kecil. Sedangkan nilai koefisien perilaku investor terhadap perubahan nilai perdagangan saham sebesar 67, sehingga variabel ini relatif lebih
besar berpengaruh terhadap perubahan nilai perdagangan saham dibandingkan dengan dua variabel lainnya. Namun demikian keseluruhan variabel penelitian ini secara
simultan yang dominan adalah informasi akuntansi keuangan, maka hipotesis kelima informasi akuntansi keuangan yang dominan berpengaruh terhadap perilaku investor dan
perubahan nilai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dapat diterima.
7. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat dirumuskan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
82 1.
Informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi memiliki hubungan positif dalam kaitannya dengan perilaku investor dan perubahan nilai perdagangan saham di
Bursa Efek Indonesia. Berarti secara simultan jika informasi akuntansi keuangan meningkat sebagai cerminan kinerja emiten meningkat, maka informasi non akuntansi
sebagai 82ndicator makro ekonomi cenderung mengalami peningkatan.
2. Informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi berpengaruh positif
terhadap perilaku investor di BEI baik secara partial maupun secara simultan. Hal ini berarti bahwa peningkatan informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi
akan mempengaruhi peningkatan perilaku investor yang tercermin dalam harga saham.
3. Informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi berpengaruh positif
terhadap perubahan nilai perdagangan saham di BEI baik secara partial maupun secara simultan. Hal ini berarti bahwa peningkatan informasi akuntansi keuangan dan
informasi non akuntansi akan mempengaruhi peningkatan perilaku investor yang tercermin dalam harga saham.
4. Perilaku investor dipengaruhi oleh informasi akuntansi keuangan dan informasi non
akuntansi, sehingga akan berimplikasi pada perubahan nilai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa investor sangat membutuhkan
informasi dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu pasar modal khususnya Bursa Efek Indonesia harus menyediakan informasi baik berkaitan dengan
kondisi internal emiten maupun kondisi makro ekonomi.
5. Temuan hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa informasi akuntansi
keuangan emiten merupakan informasi yang secara simultan dominan berpengaruh terhadap perilaku investor dan perubahan nilai perdagangan saham di Bursa Efek
Indonesia.
8. Saran
Merujuk pada kesimpulan penelitian di atas, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Memperhatikan variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku investor di Bursa Efek Indonesia, sebaiknya emiten harus dapat meningkatkan kinerja keuangannya.
Peningkatan kinerja keuangan emiten merupakan sumber peningkatan informasi akuntansi keuangan, sehingga diharapkan akan dapat mempengaruhi keputusan
investor dalam mengambil keputusan investasi saham.
2. Investor dan calon investor yang bertujuan untuk melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk saham, sebaiknya melakukan analisis laporan keuangan emiten. Laporan
keuangan emiten ini merupakan informasi akuntansi keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan emiten, apakah jangka panjang mampu memberikan keuntungan
yang lebih kepada investor. Selanjutnya juga perlu memperhatikan informasi non akuntansi untuk mengetahui kecenderungan indikator makro ekonomi, sehingga akan
dapat memprediksi kemungkinan harga saham emiten.
3. Perusahaan investasi Reksa dana dalam menjalankan fungsinya sebagai entitas yang dipercaya oleh masyarakat seharusnya untuk menghimpun dan menempatkan dana
masyarakat tersebut dalam berbagai rencana investasi memperhatikan informasi akuntansi keuangan dan informasi non akuntansi agar assets yang dimiliki dapat
meningkat.
4. Pemerintah terutama pasar modal harus dapat melakukan pengendalian terhadap kualitas informasi yang disampaikan maupun yang dibutuhkan oleh investor dan calon
investor, baik informasi akuntansi maupun non akuntansi agar pihak-pihak tersebut di atas dapat terlindungi dari informasi yang menyesatkan bias.
5. Untuk penelitian lanjutan sebagai pengembangan ilmu, peneliti hendaknya dapat memperluas lingkup variabel maupun indikatornya yang belum dimasukkan dalam
penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini hanya menggunakan data kuantitatif, tidak memasukkan data kualitatif. Misalnya: supremacy hukumkepastian hukum, stabilitas
keamanan, sosial politik, budaya, dan teknologi serta kebijakan pemerintah yang diduga juga dapat mempengaruhi perilaku investor dan perubahan nilai perdagangan saham di