54
7 Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara lisan. 8
Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis.
9 Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara tertulis. c
Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran.
2 Pertemuan kedua siklus I
Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis 05 maret 2015, pembelajaran dilakukan di dalam kelas.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua:
a Kegiatan awal
1 Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi
untuk mengikuti proses pembelajaran. 2
Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran.
3 Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya
dan terpasang dengan benar. 4
Memberi salam kepada guru. 5
Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak.
55
b Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak.
2 Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang
berjudul “Menabrak, Bus Agung Dirusak”. Bacaan koran ini di ambil dari koran “Kedaulatan Rakyat” pada
tanggal 21 Februari 2015 tentang peristiwa sebuah bus yang dirusak massa dikarenakan menabrak sebuah
sepeda motor yang dikendarai oleh dua orang. 3
Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan.
4 Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan.
5 Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak
belum memahami isi bacaan koran. 6
Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan.
7 Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara lisan. 8
Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis.
9 Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara tertulis. c
Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran.
56
3 Pertemuan ketiga siklus I
Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 09 maret 2015, pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Berikut
ini adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua:
a Kegiatan awal
1 Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi
untuk mengikuti proses pembelajaran. 2
Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran.
3 Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya
dan terpasang dengan benar. 4
Memberi salam kepada guru. 5
Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak.
b Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak.
2 Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang
berjudul “Rumah Penjual Jamu Terbakar”. Bacaan koran ini di ambil dari koran “Kedaulatan Rakyat” pada
tanggal 21 Februari 2015 tentang peristiwa kebakaran di rumah penjual jamu yang disebabkan karena
57
penghuni rumah lupa mematikan kompor pada saat merebus jamu sarang semut.
3 Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi
bacaan. 4
Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. 5
Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan koran.
6 Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara lisan. 7
Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan.
8 Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara tertulis. 9
Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis.
c Kegiatan penutup
Guru mengevaluasi hasil pembelajaran.
c. Analisis hasil tindakan siklus I
Analisis hasil tindakan siklus I dengan observasi dan hasil tes terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan media koran
pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas, dimana guru kelas
bertindak sebagai pelaku tindakan dan peneliti sebagai pengamat.
58
Tes hasil belajar diberikan kepada anak setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. Berikut ini adapun penjelasannya yaitu:
1 Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran. Pengamatan pada
penelitian ini yaitu aktivitas anak di kelas pada saat mengikuti proses pembelajaran yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a Subjek AL
AL merupakan anak yang memiliki konsentrasi cukup baik pada saat pembelajaran di kelas. Ketika guru
memberikan instruksi tentang materi pembelajaran, anak selalu mendengarkan. Anak sudah lancar membaca, namun
untuk pemahaman saat membaca bacaan masih kurang. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan media koran
yaitu pertama anak membaca koran, setelah selesai membaca guru dan anak mempercakapkan isi dari bacaan,
kemudian guru dan anak melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar anak dapat memahami isi dari
bacaan yang sudah dijelaskan. Ketika guru memberikan pertanyaan kepada anak terkadang anak masih belum
tanggap dengan pertanyaan yang diajukan sehingga harus dijelaskan secara pelan. Keaktifan AL pada saat belajar di
kelas cenderung tidak pasti, terkadang AL aktif di kelas
59
namun terkadang hanya diam saja, namun AL menyukai pembelajaran dengan media koran, ini terbukti pada saat
diberikan bacaan
anak langsung
membaca dan
menumbuhkan rasa ingin tahu tentang isi bacaan. AL merupakan anak yang penurut dengan gurunya. Interaksi
AL dengan teman cukup baik. b
Subjek YH YH termasuk anak yang mau mendengarkan instruksi
dari guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran. YH juga aktif di dalam proses pembelajaran, untuk konsentrasi
YH terkadang tidak bisa berkonsentrasi dengan baik sebab YH sering berbicara dengan temannya pada saat belajar
sehingga menyebabkan saat diberi pertanyaan oleh guru anak terkadang tidak tanggap dan tidak paham. Proses
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media koran yaitu yang pertama anak membaca koran bersama
dengan guru, setelah selesai membaca guru dan anak mempercakapkan isi dari bacaan, kemudian guru dan anak
melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar anak dapat memahami isi dari bacaan yang sudah
dijelaskan. Pemahaman anak saat membaca bacaan sebenarnya sudah baik jika anak mau berkonsentrasi dan
memperhatikan guru saat menjelaskan materi yang belum
60
dimengerti. Interaksi dengan teman sangat baik. Pada saat pembelajaran terkadang anak berhantam dengan teman,
sebab YH merupakan anak yang jahil dengan teman. Namun, YH termasuk anak yang aktif bertanya tentang
materi yang belum dipahaminya. c
Subjek HS Subjek HS adalah anak yang dapat berkonsentrasi
dengan baik pada saat pembelajaran di kelas, HS juga seorang anak yang penurut dan mau mendengarkan
instruksi dari guru. Interaksi dengan teman cukup baik dan ramah dengan sesama teman lainnya, namun HS mudah
tersinggung serta tidak mau disalahkan apabila sedang bertengkar dengan teman, HS selalu merasa benar. Pada
saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia membaca pemahaman dengan media koran, proses pembelajaran
yang dilakukan yaitu anak melaksanakan membaca koran bersama-sama dengan guru, setelah selesai membaca guru
dan anak mempercakapkan isi dari bacaan, kemudian guru dan anak melakukan tanya jawab untuk mengetahui
seberapa besar anak dapat memahami isi dari bacaan yang sudah dijelaskan. HS merupakan anak yang pandai
membaca, namun terkadang masih salah dalam memahami isi bacaan. Meskipun begitu, tingkat pemahaman HS masih
61
lebih baik di bandingkan dengan teman lainnya. Ketika guru memberi pertanyaan kepada HS terkadang HS dapat
memahami dan tanggap dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru, namun tidak jarang HS juga masih merasa
bingung dan tidak paham. Guru selalu memancing anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi dan HS selalu aktif bertanya dan antusias mengikuti pembelajaran.
d Subjek IB
Subjek IB merupakan anak yang cenderung sulit berkonsentrasi pada saat pembelajaran, IB juga seorang
anak yang terkadang tidak mematuhi perintah guru. Pada saat pembelajaran, IB sebenarnya sudah lancar membaca,
namun karena konsentrasinya sering buyar sehingga menyebabkan IB ketika membaca serinng berhenti dan
kemudian dilanjutkan membaca kembali. Guru mengajak anak untuk melakukan percakapan dengan memancing
pertanyaan-pertanyaan mengenai isi bacaan koran, tetapi pada saat guru menyampaikan pertanyaan kepada anak,
anak sering tidak tanggap menjawab dan terlihat bingung dengan pertanyaan yang disampaikan, sehingga guru harus
mengulang secara pelan-pelan agar anak memahami pertanyaan yang diajukan oleh guru, namun meskipun
62
sudah diulang anak terlihat masih sering salah menjawab kemudian guru menjelaskan secara detail tentang materi
yang belum dipahami oleh anak. Ketika mengikuti pembelajaran di kelas, IB selalu ingin cepat-cepat istirahat
dan keluar kelas. Tampaknya IB tidak menyukai belajar, IB hanya senang bermain di luar kelas dan bermain sepak bola
di halaman sekolah. e
Subjek ST Subjek ST adalah anak yang pendiam di dalam kelas,
konsentrasi saat belajar sangat bagus. ST juga sangat penurut dan selalu mendengarkan instruksi dari guru.
Ketika pembelajaran berlangsung ST tampak lancar membaca
dan berkonsentrasi
dengan baik.
Guru memberikan pembelajaran dengan percakapan tanya jawab
dengan anak tentang isi bacaan koran, pada saat guru memberikan pertanyaan, ST tampak antusias menjawab
pertanyaan guru meskipun terkadang masih mengalami kesalahan dan ketika ST merasa tidak memahami
pertanyaan yang diberikan oleh guru ST akan bertanya kepada guru kemudian guru menjelaskan tentang materi
maupun pertanyaan yang belum dipahami oleh anak. ST memiliki pemahaman yang cukup bagus dibanding dengan
63
teman lainnya, tingkat pemahaman ST dalam memahami isi bacaan hampir sama dengan HS.
2 Tes hasil belajar pasca tindakan
Tes hasil belajar pasca tindakan yang sudah dilaksanakan mencakup semua materi yang digunakan dalam penelitian yaitu
meliputi pembahasan peristiwa yang terjadi dalam bacaan, ide pokok pada bacaan, pelaku peristiwa dalam bacaan, bagaimana
terjadinya peristiwa, serta kosakata baru yang berkaitan dengan seluruh isi bacaan. Pemberian tes hasil belajar dilaksanakan
pada hari Selasa 10 Maret 2015. Jumlah soal yang diberikan adalah 16 soal yang terdiri dari 5 soal tugas membaca, 10 soal
essay , dan 1 uraian. Hasil tes pasca tindakan dapat dilihat pada
tabel berikut ini: Tabel 6. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas
Dasar V pada Pasca-tindakan Siklus I No.
Subjek Skor
Nilai Pasca-tindakan
Siklus I 1
AL 110
5,64 56
2 YH
145 7,43
74 3
HS 155
7,94 79
4 IB
115 5,89
58 5
ST 155
7,94 79
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor tertinggi diperoleh subjek HS dan ST yaitu mendapat skor 155 dengan persentase
79, peringkat kedua yaitu subjek YH mendapat skor 145 dengan persentase 74, peringkat ketiga yaitu IB mendapat skor 115 dengan
64
persentase 58, dan peringkat terakhir AL mendapat skor 110 dengan persentase 56. Penjelasan dari pemerolehan hasil belajar membaca
pemahaman siswa tunarungu kelas dasar V dengan menggunakan media koran dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 3. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V
d. Refleksi Siklus I
Tahap terakhir penelitian tindakan kelas siklus I adalah refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkap kembali
apa yang telah dilakukan dan mengkaji mengenai kekurangan dan kelebihan tindakan tersebut. Selama melakukan refleksi, peneliti
dan guru melakukan evaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan media koran. Hal ini dilakukan untuk
10 20
30 40
50 60
70 80
90
AL YH
HS IB
ST
P e
rs e
n ta
se
Subjek
Persentase Pencapaian
Siklus I
65
mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Berdasarkan
hasil tes belajar pra-tindakan dan pasca-tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Kemampuan Mmembaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V pada Tes Kemampuan Awal dan Pasca-tindakan Siklus I
No. Subjek
Hasil Tes Kemampuan Awal
Hasil Tes Pasca-tindakan Siklus I
Skor Persentase
Pencapaian Skor
Persentase Pencapaian
1 AL
70 36
110 56
2 YH
75 38
145 74
3 HS
90 46
155 79
4 IB
85 43
115 58
5 ST
110 56
155 79
Tabel 7 di atas merupakan gambaran secara nyata bahwa setelah anak diberi tindakan pada siklus I terlihat adanya peningkatan membaca
pemahaman, namun dapat terlihat bahwa tindakan pertama tidak 100 anak mendapatkan nilai di atas KKM. Subjek berjumlah 5 anak dan ke-5
anak mengalami peningkatan prestasi belajar membaca pemahaman namun subjek AL dan IB masih belum mendapatkan nilai di atas KKM.
Subjek AL mendapatkan peningkatan sebesar 40, Subjek YH mendapat peningkatan 70, HS mendapat peningkatan 65, IB mendapat peningkatan
sebesar 30, dan ST mendapat peningkatan sebesar 45. Hasil pencapaian kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V pada saat
pre test dan post test siklus I disajikan dalam diagram dibawah ini:
66
Gambar 4. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V
Data di atas dapat dilihat bahwa setelah diberikan tindakan terdapat peningkatan hasil belajar anak tunarungu dari hasil tes kemampuan awal
ke hasil pasca tindakan siklus I. Peningkatan tersebut belum optimal dikarenakan ada dua anak yang pencapaian hasil belajarnya belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM pada pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 65. Kedua anak tersebut yakni AL dan IB. Pencapaian
hasil belajar yang diperoleh AL sebesar 56 dan IB sebesar 58. Subjek AL masih kurang memahami tentang isi bacaan seperti ide pokok,
peristiwa yang terjadi, dan lain-lain. Subjek IB juga masih kesulitan untuk memahami isi dari bacaan, faktor lain yaitu IB juga kurang konsentrasi
saat mengikuti pembelajaran dan cenderung sering berbicara dengan temannya saat pembelajaran. IB juga tidak terlalu menyukai belajar karena
10 20
30 40
50 60
70 80
90
YH HS
IB ST
P e
rs e
n ta
se P
e n
ca p
a ia
n
Subjek
Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I
Hasil Tes Kemampuan Awal
Hasil Tes Pasca- tindakan Siklus I
67
IB lebih menyukai bermain di luar kelas, IB sering tidak bersemangat saat belajar di kelas. Oleh karena itu, maka peningkatan kemampuan membaca
pemahaman belum optimal sehingga penelitian tindakan kelas pada siklus I dapat dikatakan belum berhasil.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I tentunya masih terdapat permasalahan-permasalahan yang dialami oleh anak, antara lain
sebagai berikut: 1
Anak masih belum sepenuhnya memahami penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.
2 Anak juga masih sering lupa dengan isi bacaan yang sudah dijelaskan
oleh guru sehingga pada saat mengerjakan soal masih sering salah dalam menjawabnya.
3 Anak masih kurang berkonsentrasi saat mengikuti pembelajaran di
kelas dikarenakan anak masih sering berbicara dengan temannya. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di atas harus diatasi sehingga
peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan media koran dapat berhasil dengan rencana yang telah dibuat. Peneliti dan guru harus
bekerjasama untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak mengambat pelaksanaan tindakan pada siklus II. Akan tetapi selama
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara keseluruhan dengan menggunakan media koran dapat berjalan dengan lancar.
68
Adanya permasalahan yang terjadi di atas, namun tetap ada hal-hal positif yang terjadi dengan diterapkannya media koran sebagai alat dalam
pembelajaran membaca pemahaman, antara lain: 1
Anak menjadi tertarik ingin mengetahui isi dari bacaan. 2
Anak menjadi aktif dalam pembelajaran dan melakukan diskusi tanya jawab dengan guru.
3 Anak berani bertanya kepada guru tentang isi bacaan yang belum
dipahami. 4
Anak sangat antusias dalam belajar untuk bersaing mendapat nilai terbaik di kelas.
Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi pada siklus I yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
anak masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM dan belum dapat dikatakan berhasil. Demikian maka peneliti dan guru
memutuskan untuk melakukan tindakan siklus II. Tindakan pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan siklus I dan memperkuat kelebihan
siklus I.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan tindakan siklus II ini merupakan bentuk tindak lanjut dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Tindakan
pembelajaran ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan peningkatan
69
prestasi belajar anak tunarungu agar mencapai target pencapaian yang telah ditentukan yaitu 65.
Pembelajaran pada siklus II ini hampir sama seperti siklus I. Hanya yang membedakan pada siklus II ini materi bacaan yang
diajarkan berbeda dengan materi pada siklus I sehingga anak tidak akan bosan belajar dengan media koran, selain itu guru juga
menjelaskan materi secara pelan agar lebih mudah dipahami oleh anak. Materi pembelajaran yang belum dipahami anak akan
dijelaskan kembali hingga anak paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Materi bacaan yang diberikan tidak sama
seperti siklus I, namun yang dijelaskan dari materi siklus II yaitu yang berkaitan dengan isi bacaan ide pokok, peristiwa yang terjadi,
bagaimana terjadinya peristiwa, dan lain-lain. Siklus II ini diharapkan anak lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan
aktif bertanya jika anak belum memahami materi yang dijelaskan, sehingga saat diberikan tes anak mampu menjawab dengan benar
dan mendapat nilai yang baik. Tahap siklus II ini peneliti dan guru akan memperbaiki
kekurangan pada siklus I, perbaikan yang dilakukan yaitu perbaikan hasil belajar anak tunarungu dengan cara sebagai
berikut:
70
1 Guru akan bersikap lebih tegas jika ada anak yang tidak
memperhatikan materi seperti berbicara dengan teman, bermain sendiri, tidak memperhatikan guru, bertengkar, dan melamun.
2 Guru akan memberi motivasi yang lebih kepada anak agar anak
lebih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan saat melakukan pembelajaran.
3 Guru akan menjelaskan secara berulang-ulang jika anak belum
paham tentang materi. 4
Guru akan lebih menjelaskan secara detail dan guru akan memberi contoh-contoh lain agar materi mudah dipahami oleh
anak.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tahap kedua dari penelitian ini yaitu pelaksanaan tindakan yang merupakan penerapan dari isi rancangan yang telah
dibuat.Berikut ini merupakan uraian dari pelaksanaan tindakan dalam siklus II:
1 Pertemuan pertama siklus II
a Kegiatan awal
1 Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi
untuk mengikuti proses pembelajaran. 2
Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran.
71
3 Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya
dan terpasang dengan benar. 4
Memberi salam kepada guru. 5
Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak.
b Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak.
2 Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang
berjudul “Pencuri Angkut 21 Unit Komputer”. Bacaan koran ini di ambil dari koran “Tribun Jogja” pada
tanggal 2 Desember 2015 tentang peristiwa pencurian yang terjadi disekolah dasar negeri kalisari kulonprogo,
pencuri mengangkut 21 unit komputer yang berada di ruang komputer. Pencuri diperkirakan lebih dari dua
orang, mereka masuk melalui jendela ruangan yang dicongkel.
3 Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi
bacaan. 4
Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. 5
Guru memberi penjelasan secara detail dan diulang- ulang kepada anak apabila anak belum memahami isi
bacaan koran.