71
3 Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya
dan terpasang dengan benar. 4
Memberi salam kepada guru. 5
Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak.
b Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak.
2 Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang
berjudul “Pencuri Angkut 21 Unit Komputer”. Bacaan koran ini di ambil dari koran “Tribun Jogja” pada
tanggal 2 Desember 2015 tentang peristiwa pencurian yang terjadi disekolah dasar negeri kalisari kulonprogo,
pencuri mengangkut 21 unit komputer yang berada di ruang komputer. Pencuri diperkirakan lebih dari dua
orang, mereka masuk melalui jendela ruangan yang dicongkel.
3 Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi
bacaan. 4
Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. 5
Guru memberi penjelasan secara detail dan diulang- ulang kepada anak apabila anak belum memahami isi
bacaan koran.
72
6 Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara lisan. 7
Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan.
8 Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara tertulis. 9
Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis.
c Kegiatan penutup
1 Anak dibimbing guru untuk menyimpulkan isi bacaan
dari pembelajaran yang telah dilakukan. 2
Guru memberi motivasi anak agar selalu bersemangat untuk belajar
3 Guru mengevaluasi hasil pembelajaran.
2 Pertemuan kedua siklus II
a Kegiatan awal
1 Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi
untuk mengikuti proses pembelajaran. 2
Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran.
3 Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya
dan terpasang dengan benar. 4
Memberi salam kepada guru.
73
5 Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu
kepada anak. b
Kegiatan inti 1
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. 2
Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul “Tiga Relawan Tertimbun Longsor”. Bacaan
koran ini di ambil dari koran “Kedaulatan Rakyat” pada tanggal 21 Februari 2015 tentang peristiwa tiga relawan
yang tertimbun longsor. Para relawan ini hendak berpatroli menyusuri tebing usai hujan deras, pada saat
tiga relawan ini melihat longsoran yang menutup jalan mereka menyingkirkan tanah, batu, dan dahan pohon.
Namun tanpa disadari, tanah dari atas turun kebawah dan tubuh ketiganya tertimbun longsor, meskipun
begitu tiga relawan tersebut dapat diselamatkan. 3
Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan.
4 Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan.
5 Guru memberi penjelasan secara detail dan diulang-
ulang kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan koran.
6 Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara lisan.
74
7 Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara lisan. 8
Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis.
9 Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran
secara tertulis. c
Kegiatan penutup 1
Anak dibimbing guru untuk menyimpulkan isi bacaan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
2 Guru memberi motivasi anak agar selalu bersemangat
untuk belajar 3
Guru mengevaluasi hasil pembelajaran.
c. Analisis hasil tindakan siklus II
Analisis hasil tindakan pada siklus II dilakukan dengan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil dari tes siklus
II untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan media koran. Observasi dilakukan dengan cara
berkolaborasi dengan guru, guru bertindak sebagai pelaku dan peneliti bertindak sebagai pengamat. Berikut ini merupakan
penjelasan dari hasil analisis tindakan siklus II yaitu: 1
Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah
75
aktivitas anak saat mengikuti pembelajaran. Aktivitas anak meliputi perilaku anak selama mengikuti pembelajaran di kelas
terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca pemahaman. Perilaku anak pada siklus II ini
cenderung lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Anak menjadi lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran,
berkonsentrasi dengan baik, tidak berbicara dengan teman, anak lebih berani bertanya kepada guru apabila belum
memahami materi, anak juga saling berebut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga anak bersaing
satu sama lain untuk dapat menjawab pertanyaan dari guru. Pemberian materi pelajaran pada siklus II ini lebih
ditekankan untuk pemahaman dari isi bacaan tersebut, guru menjelaskan secara detail dan pelan-pelan, terkadang materi
yang belum paham diulang-ulang agar anak benar-benar memahami isi materi tersebut. Guru selalu memberi motivasi
kepada anak untuk selalu rajin belajar agar mendapatkan nilai bagus, dan guru juga memberi motivasi dengan pujian kepada
anak yang pandai menjawab pertanyaan agar anak yang belum aktif
dalam pembelajaran
menjadi dapat
aktif saat
pembelajaran yakni dapat mengemukakan pendapat dengan baik, berani bertanya, dan menjawab pertanyaan.
76
2 Tes hasil belajar pasca-tindakan siklus II
Tes hasil belajar pasca-tindakan siklus II meliputi semua isi dari bacaan yaitu: peristiwa yang terjadi, ide pokok, bagaimana
terjadi peristiwa, dan lain-lain. Pemberian tes hasil belajar siklus II dilakukan pada hari Kamis tanggal 19 Maret 2015.
Jumlah soal tes hasil belajar yaitu 16 soal yang terdiri dari 5 soal tugas membaca, 10 soal essay, dan 1 soal uraian. Hasil tes
belajar anak pasca-tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu
Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus II No.
Subjek Skor
Nilai Persentase
Pencapaian 1
AL 140
7,17 71
2 YH
170 8,71
87 3
HS 185
9,48 94
4 IB
140 7,17
71 5
ST 170
8,71 87
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa skor tertinggi dicapai oleh subjek HS yang mendapat skor 185 dengan
persentase pencapaian 94. Peringkat kedua diperoleh subjek ST dan YH mendapat skor 170 dengan persentase pencapaian
87. Peringkat terakhir diperoleh oleh subjek AL dan IB yaitu mendapat skor 140 dengan persentase pencapaian 71.
Gambaran hasil belajar anak tunarungu kelas dasar V setelah diberikan tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan media koran dapat dilihat sebagai berikut:
77
Gambar 5. Diagram Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus II
d. Refleksi Siklus II
Tahap terakhir penelitian tindakan kelas pada siklus II yaitu refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkap kembali
apa yang telah dilakukan dan mengkaji mengenai kekurangan dan kelebihan tindakan tersebut. Selama melakukan refleksi, peneliti
dan guru melakukan evaluasi proses pembelajaran membaca pemahaman yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media
koran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan membaca pemahaman anak terhadap penggunaan
media koran dalam pembelajaran anak tunarungu kelas dasar V SLB B Karnnamanohara.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
YH HS
IB ST
P e
rs e
n ta
se P
e n
ca p
a ia
n
Subjek
Persentase Pencapaian
78
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, perilaku anak sudah cukup baik. Guru dan anak menjalankan proses
pembelajaran dengan baik, sehingga tidak menghambat proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil tes belajar anak pada
siklus I dan pasca-tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Pasca- tindakan Siklus I dan Pasca-tindakan Siklus II
No. Subjek
Hasil Tes Kemampuan Awal Sebelum Tindakan
Hasil Tes Pasca-tindakan Siklus II
Skor Pencapaian
Skor Persentase
1 AL
70 36
140 71
2 YH
75 38
170 87
3 HS
90 46
185 94
4 IB
85 43
140 71
5 ST
110 56
170 87
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V mengalami
peningkatan dilihat dari hasil tes kemampuan awal yang diperoleh AL sebesar 70 dengan persentase pencapaian 36, sedangkan hasil
tes pasca-tindakan siklus II sebesar 140 dengan persentase pencapaian 71. Hasil tes kemampuan awal yang diperoleh YH
yaitu 75 dengan persentase pencapaian 38, sedangkan hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 170 dengan persentase pencapaian
87. Hasil tes kemampuan awal HS sebesar 90 dengan persentase pencapaian 46, sedangkan hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar
185 dengan persentase pencapaian 94. Hasil tes kemampuan awal IB sebesar 85 dengan persentase pencapaian 43, sedangkan
79
hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 140 dengan persentase pencapaian 71. Hasil tes kemampuan awal ST sebesar 110
dengan persentase pencapaian sebesar 56, sedangkan hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 170 dengan persentase pencapaian
87. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 6. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal dan Tes Pasca-
tindakan Siklus II
Data di atas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan hasil belajar anak tunarungu. Persentase
pencapaian yang diperoleh masing-masing anak sudah di atas kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 65. Demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil yang diperoleh sudah cukup optimal dan dapat dikatakan berhasil.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
AL YH
HS IB
ST
p e
rs e
n ta
se P
e n
ca p
a ia
n
Subjek
Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu
Tes Kemampuan Awal Hasil Tes Pasca-tindakan
Siklus II
80
e. Hasil Wawancara dengan Guru
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas pada hari Jum’at tanggal 20 Maret 2015, wawancara ini dilakukan untuk
memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil wawancara yang telah dilakukan guru mengungkapkan
bahwa hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V sebelum dilakukan tindakan dengan
media koran masih belum optimal, namun setelah dilakukan tindakan
anak mengalami
peningkatan dalam
membaca pemahaman serta menambahnya perbendaharaan kata. Guru
mengungkapkan ketercapaian tujuan sebelum dilakukan tindakan masih belum bisa dicapai secara maksimal, namun ketercapaian
tujuan setelah dilakukan tindakan mulai mendekati hasil atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru juga mengungkapkan
bahwa kebermanfaatan media koran dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman sangat bermanfaat. Sebab dapat
dijadikan sarana untuk menambah kosakata anak, sehingga anak
lebih dapat memahami isi bacaan berita dalam koran.
Peneliti mengajukan wawancara mengenai keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran, guru menjawab anak cukup aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Guru mengungkapkan bahwa ada peningkatan hasil belajar anak dalam membaca pemahaman
terutama dalam menentukan ide pokok. Guru mengungkapkan
81
bahwa media koran dapat dijadikan salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa bagi anak tunarungu
terutama membaca pemahaman. Peneliti mewawancarai guru tentang bagaimana penggunaan media koran yang baik untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia, guru menjawab bahwa berita yang ada dikoran dapat dipercakapkan oleh guru dan anak, kemudian
guru dapat memancing anak dengan pertanyaan, sehingga dapat diketahui sejauh mana pemahaman anak dengan berita yang telah
dibaca.
B. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah media pembelajaran koran dapat meningkatkan prestasi belajar membaca pemahaman anak tunarungu kelas
dasar V di SLB B Karnnamanohara Sleman Yogyakarta. Hipotesis ini terbukti bahwa prestasi belajar membaca pemahaman Bahasa Indonesia
anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat ditingkatkan melalui media pembelajaran koran. Hal ini dapat dibuktikan
dari peningkatan hasil tes kemampuan awal dan pasca-tindakan siklus I dan hasil tes pasca-tindakan siklus II. Hasil peningkatan prestasi belajar
membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat dilihat pada tabel berikut ini:
82
Tabel 10. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal, Tes Pasca-tindakan Siklus I, dan Tes
Pasca-tindakan Siklus II
Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkam bahwa subjek 1 AL memperoleh skor tes kemampuan awal 70 dengan persentase 36, hasil
tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 110 dengan persentase 56 dan hasil tes pasca-tindakan siklus II mendapat skor 140 dengan
persentase pencapaian 71. Subjek 2 YH memperoleh skor tes kemampuan awal 75 dengan persentase 38, hasil tes pasca-tindakan
siklus I memperoleh skor 145 dengan persentase 74, dan hasil tes pasca- tindakan siklus II memperoleh skor 170 dengan persentase skor 87.
Subjek 3 HS memperoleh skor tes kemampuan awal 90 dengan persentase 46, hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 155
dengan persentase 79, dan hasil tes pasca-tindakan siklus II memperoleh skor 185 dengan persentase 94. Subjek 4 IB memperoleh skor tes
kemampuan awal 85 dengan persentase 56, hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 115 dengan persentase 58, dan hasil tes pasca-
tindakan siklus II memperoleh skor 140 dengan persentase 71. Subjek 5ST memperoleh skor tes kemampuan awal 110 dengan persentase 56,
No. Subjek
Hasil Tes Kemampuan Awal
Hasil Tes
Pasca- tindakan Siklus I
Hasil Tes
Pasca- tindakan Siklus II
Skor Persentase
Pencapaian Skor
Persentase Pencapaian
Skor Persentase
Pencapaian 1
AL 70
36 110
56 140
71 2
YH 75
38 145
74 170
87 3
HS 90
46 155
79 185
94 4
IB 85
43 115
58 140
71 5
ST 110
56 155
79 170
87
83
hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 155 dengan persentase 79, dan hasil tes pasca-tindakan siklus II memperoleh skor 170 dengan
persentase 87. Skor dan persentase dari tes kemampuan awal, hingga tes pasca-
tindakan terus mengalami peningkatan dan bahkan melampaui KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Penelitian ini dilaksanakan hanya sampai
siklus II dikarenakan sudah mencapai target yang telah diinginkan. Peneliti mengamati pada siklus I belum mendapatkan hasil yang optimal sehingga
peneliti perlu mengadakan siklus II. Sebagai hasil pengamatan siklus II yang telah dilaksanakan peneliti dapat menunjukkan bahwa pembelajaran
membaca pemahaman menggunakan media koran dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, ditandai dengan anak dapat menjawab
soal yang diajukan oleh guru dan menjawab soal dari tes yang telah diberikan. Untuk lebih jelasnya, peningkatan kemampuan membaca
pemahaman anak tunarungu kelas dasar V tes kemampuan awal, tes pasca- tindakan siklus I, dan tes pasca-tindakan siklus II dapat dilihat pada
diagram di bawah ini:
84
Gambar 7. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal, Tes Pasca-
tindakan Siklus I, dan Tes Pasca-tindakan Siklus II
Berdasarkan deskripsi dan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V
mengalami peningkatan dengan menggunakan media koran . Kelima anak mampu melaksanakan proses pembelajaran dan dapat menguasai materi
pelajaran dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari: 1.
Anak menjadi tertarik mengikuti proses pembelajaran dengan media koran.
2. Anak menjadi lebih aktif mengikuti pembelajaran dengan media koran.
3. Anak lebih antusias mengikuti pembelajaran membaca pemahaman
dengan media koran
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
YH HS
IB ST
P e
rs e
n ta
se P
e n
ca p
a ia
n
Subjek
Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu
Hasil Tes Kemampuan Awal
Hasil Tes Pasca- tindakan Siklus I
Hasil Tes Pasca- tindakan Siklus II