Pembahasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

88 belajar kemampuan awal dengan pasca-tindakan siklus I masih belum maksimal, sebab dari 5 subjek hanya 3 subyek yang mengalami peningkatan prestasi belajar sesuai KKM. Adapun hasil persentase yang diperoleh oleh masing-masing subjek yaitu AL mengalami peningkatan namun belum memenuhi KKM dari persentase awal 36 menjadi 56, subjek YH mengalami peningkatan dari persentase awal 38 menjadi 74 dan sudah memenuhi KKM, subjek HS mengalami peningkatan dari persentase awal 46 menjadi 79 dan sudah memenuhi KKM, subjek IB mengalami peningkatan prestasi belajar namun belum memenuhi KKM dari persentase awal 43 menjadi 58, subjek ST mengalami peningkatan dari persentase awal 56 menjadi 79 dan sudah memenuhi KKM. Hasil data di atas dapat diketahui peningkatan prestasi belajar belum maksimal dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 65. Oleh karena itu perlu diberikan tindakan siklus II. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II diberikan untuk memperbaiki kelemahan dan hambatan pada siklus I dan memperjelas kelebihan yang ada pada siklus I. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu; guru pada saat memberi penjelasan materi secara lebih detail, berulang, dan pelan sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh anak serta memberi motivasi kepada anak untuk mendorong anak untuk lebih aktif dan lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan berani bertanya apabila belum memahami materi. Tindakan pada siklus II ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dan setelah dilakukan tindakan pada siklus II ini semua 89 subjek mengalami peningkatan prestasi belajar dan memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. Hal ini dapat terlihat dari persentase perolehan hasil belajar siklus II yaitu AL memperoleh hasil 71, YH memperoleh hasil 87, HS memperoleh hasil 94, IB memperoleh hasil 71, dan ST memperoleh hasil 87. Peningkatan hasil belajar anak tidak terlepas dari perilaku anak pada saat mengikuti pembelajaran. Perilaku anak pada siklus II ini cenderung lebih baik dibanding siklus I. Anak menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, dapat berkonsentrasi dengan baik, aktif dan lebih percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini tidak terlepas juga dari faktor guru, guru lebih memberi motivasi belajar kepada anak dan guru juga saat menjelaskan lebih pelan dan detail sehingga anak mudah memahami materi. Berdasarkan pencapaian hasil belajar subjek dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media koran dalam pembelajaran membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia memuaskan bagi guru dan peneliti, karena indikator keberhasilan sudah tercapai. Prestasi belajar membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat meningkat melalui penggunaan media koran dalam pembelajaran.

D. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu dengan menggunakan media koran menunjukkan bahwa 90 kelima subjek memperoleh hasil yang maksimal karena hasil pasca- tindakan siklus II tinggi, akan tetapi penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan penelitian diantaranya yaitu: 1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara 2014-2015, sehingga tidak dapat diterapkan pada kelas dasar V lainnya yang berbeda subjek maupun setting penelitiannya. 2. Hasil penelitian ini terbatas pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman Bahasa Indonesia sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada mata pelajaran lainnya. 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media koran dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilakukan tiga kali pertemuan dan siklus II dilakukan dua kali pertemuan. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat dari persentase pencapaian hasil tes kemampuan awal, hasil tes pasca-tindakan siklus I dan pasca-tindakan siklus II. Perolehan hasil tes kemampuan membaca pemahaman meningkat dari sebelum tindakan dan pasca- tindakan. Perolehan hasil tes kemampuan membaca pemahaman meningkat dari sebelum tindakan dan pasca-tindakan. Hasil tes kemampuan awal menunjukkan bahwa kelima subjek mendapatkan nilai di bawah 65. Hasil tindakan yang dilakukan dalam siklus I, kelima subjek mengalami peningkatan hasil belajar, namun dua subjek yaitu AL dan IB masih belum memenuhi KKM yaitu 65. Pada siklus II, hasil belajar kelima subjek menunjukkan adanya peningkatan dan telah memenuhi KKM yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu mengalami peningkatan. Hal ini terbukti bahwa dengan adanya 92 peningkatan yang dialami anak pada setiap siklus dan sudah memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 65.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi guru Media pembelajaran yang digunakan di kelas sebaiknya menggunakan media koran yang dapat menarik anak untuk dapat membaca dengan pemahaman yang tepat dan benar dengan materi bacaan dikoran yaitu peristiwa yang terjadi secara nyata sehingga menambah pengetahuan dan pengalaman anak. 2. Bagi anak Anak sebaiknya lebih aktif bertanya jika mengalami kesulitan baik dalam pembelajaran membaca pemahaman menggunakan koran maupun menyelesaikan pertanyaan tentang isi bacaan. Anak juga sebaiknya pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih memperhatikan penjelasan guru. 3. Bagi sekolah Sekolah hendaknya menyediakan berbagai macam media pembelajaran yang berupa bacaan sebagai alternatif dalam upaya peningkatan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada pelajaran Bahasa Indonesia bagi anak tunarungu agar lebih bervariasi.