Pengertian Tunarungu Kajian tentang Anak Tunarungu

12 berat. Pemberian layanan pendidikan untuk setiap anak tunarungu berbeda-beda, tergantung bagaimana kondisi kelainan pendengaran pada anak tunarungu. Layanan pendidikan yang akan diberikan untuk anak tunarungu harus memperhatikan kebutuhan anak. Anak tunarungu sering mengalami kesalahan persepsi atau salah pemahaman ketika membaca maupun berkomunikasi dengan orang lain, sehingga pesan yang disampaikan oleh orang lain tidak dapat terserap dengan baik. Dengan hal ini maka anak tunarungu perlu dilatih untuk memahami apa yang di sampaikan orang lain maupun memahami bacaan yang dia baca agar tidak terjadi kesalahan penerimaan pesan oleh anak tunarungu.

3. Karakteristik Anak Tunarungu

Menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati 1995: 35-39 ada tiga macam karakteristik anak tunarungu, antara lain: a. Karakteristik dalam segi inteligensi Kemampuan intelektual anak tunarungu pada dasarnya sama seperti anak normal pada umumnya. Anak tunarungu yang memiliki inteligensi normal, namun karena perkembangan inteligensi sangat dipengaruhi perkembangan bahasa, sehingga anak tunarungu menampakkan inteligensi rendah karena kesulitan memahami bahasa. 13 b. Karakteristik dalam segi bahasa dan bicara Kemampuan berbicara dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak normal. Perkembangan bahasa sangat berkaitan dengan kemampuan mendengar. Perkembangan bahasa dan bicara pada anak tunarungu sampai masa meraban tidak mengalami hambatan, namun setelah meraban perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu terhenti. c. Karakteristik dalam segi emosi dan sosial Akibat ketunarunguan yang dialami oleh anak, dapat menimbulkan sikap dan sifat negatif, yaitu egoisentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut terhadap lingkungan yang lebih luas, ketergantungan dengan orang lain, perhatian anak sulit dialihkan, memiliki sifat polos, sederhana dan tanpa banyak masalah, serta lebih mudah marah dan cepat tersinggung. Selain dari perkembangan intelektual, bahasa dan bicara, dan emosi sosial, jika dilihat dari segi motorik anak tunarungu memiliki motorik yang baik. Fisik anak tunarungu sama seperti anak normal pada umumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Edja Sadjaah 2005: 111-112 bahwa “perkembangan motorik pada anak gangguan pendengaran umumnya berkembang baik, apalagi perkembangan motorik kasar secara fisik berkembang lancar. Pertumbuhan fisik yang kuat dengan otot-otot kekar