Klasifikasi Anak Tunarungu Kajian tentang Anak Tunarungu
13
b. Karakteristik dalam segi bahasa dan bicara
Kemampuan berbicara dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak normal. Perkembangan bahasa sangat berkaitan
dengan kemampuan mendengar. Perkembangan bahasa dan bicara pada anak tunarungu sampai masa meraban tidak mengalami
hambatan, namun setelah meraban perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu terhenti.
c. Karakteristik dalam segi emosi dan sosial
Akibat ketunarunguan yang dialami oleh anak, dapat menimbulkan sikap dan sifat negatif, yaitu egoisentrisme yang
melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut terhadap lingkungan yang lebih luas, ketergantungan dengan orang lain,
perhatian anak sulit dialihkan, memiliki sifat polos, sederhana dan tanpa banyak masalah, serta lebih mudah marah dan cepat
tersinggung. Selain dari perkembangan intelektual, bahasa dan bicara, dan emosi
sosial, jika dilihat dari segi motorik anak tunarungu memiliki motorik yang baik. Fisik anak tunarungu sama seperti anak normal pada umumnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Edja Sadjaah 2005: 111-112 bahwa “perkembangan motorik pada anak gangguan pendengaran umumnya
berkembang baik, apalagi perkembangan motorik kasar secara fisik berkembang lancar. Pertumbuhan fisik yang kuat dengan otot-otot kekar
14
dan kematangan biologisnya berkembang sejalan dengan perkembangan motoriknya”.
Edja Sadjaah 2005: 109-113 menyatakan bahwa karakteristik anak tunarungu meliputi empat macam yaitu:
a. Karakteristik dalam aspek bahasa
Anak tunarungu mengalami hambatan pendengaran serta aspek bahasa, sehingga anak miskin dalam perbendaharan kosa kata,
kesulitan memahami kata-kata yang bersifat abstrak, kesulitan memahami kata-kata yang mengandung arti kiasan, serta irama dan
gaya bahasanya cenderung monoton. b.
Karakteristik dalam aspek Emosi-Sosial Anak tunarungu mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan
orang lain karena keterbatasan dalam berbahasaberbicara sebagai alat untuk bersosialisasi. Keterbatasan dalam mendengarmenggunakan
bahasa-bicara dalam bersosialisasi berdampak pada dirinya untuk menarik diri dari lingkungannya.
c. Karakteristik dalam aspek Motorik
Perekembangan motorik anak tunarungu umumnya berkembang baik, perkembangan motorik kasar secara fisik berkembang lancar.
Pertumbuhan yang kuat dengan otot-otot kekar dan kematangan biologisnya berkembang sejalan dengan perkembangan motoriknya.
15
d. Karakteristik dalam aspek Kepribadian
Anak tunarungu mengalami keterbatasan dalam mempersepsi rangsang emosi seperti rasa sedih, keadaan marah atau gembira. Anak
tunarungu sering memperlihatkan sikap-sikap curiga terhadap orang didekatnya. Anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, agresif,
mementingkan diri sendiri dan kurang mampu dalam mengontrol diri sendiri, kurang kreatif, kurang mempunyai empati, emosinya kurang
stabil bahkan memiliki kecemasan yang tinggi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa karakteristik anak tunarungu yaitu karakteristik dari segi inteligensi, segi bahasa dan bicara, segi emosi dan sosial, segi motorik,
dan aspek kepribadian. Beberapa karakteristik tersebut dapat dijadikan acuan pada anak tunarungu untuk mendapatkan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak atau sesuai dengan kebutuhan anak dengan melihat karakteristik dari segi yang berbeda-beda.