66
Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel 5.22. diperoleh nilai Pearson Chi-Square X
2 Hitung
= 19,673 sedangkan
X
2 tabel
0,95 db 1 = 3,841
Jai X
2 Hitung
= 19,673 lebih besar dari X
2 tabel
= 3,841 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. 2-sided
adalah 0,000 atau probabilitas 0,05 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat
nyata antara frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Mongcongloe Kabupaten
Maros. Untuk mengetahui derajat hubungannya digunakan Contingency Coefficient C.
Nilai Contingency Coefficient C diperoleh C = 0,444 dan nilai C
maks
= 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan nilai C
maks
0,444 dengan 0,701 sangat dekat sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara Tingkat
frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Mongcongloe Kabupaten Maros cukup besar.
C. Hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah
Penerapan teknologi yang masih sederhana di tingkat petani, berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan petani. Perbaikan teknologi dan
sistem budidaya padi sawah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas adalah melalui penerapan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu
PTT Padi sawah. Penerapan Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT padi
sawah adalah kemampuan dari petani untuk mengaplikasikan teknologi PTT padi sawah dalam pengembangan usaha tani padi.
Tabel 5.23 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden tedapat 35 orang 43,8 yang tingkat penerapan PTT padi sawah tinggi, dan 45
0rang56,2 yang tingkat penerapan PTT padi sawah rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Moncongloe tingkat penerapat PTT yang
67
dilakukan oleh petani masih tergolong rendah. Sedangkat tingkat kenaikan produktivitas padi sawah dari 80 orang petani responden terdapat 31 orang
38,8 yang tingkat kenaikan produktivitasnya masuk kategori tinggi, 49 orang61,2 yang masuk kategori rendah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kenaikan produktivitas padi diKecamatan Moncongloe dikategorikan masih rendah.
Tabel 5.23. Hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe
Kenaikan_Produktivitas Total
Tinggi Rendah
Tingkat Penerapan PTT Tinggi
Count 26
9 35
Expected Count 13.6
21.4 35.0
of Total 32.5
11.2 43.8
Rendah Count
5 40
45 Expected Count
17.4 27.6
45.0 of Total
6.2 50.0
56.2 Total
Count 31
49 80
Expected Count 31.0
49.0 80.0
of Total 38.8
61.2 100.0
Selanjutnya pada tabel 5.34 menunjukkan bahwa dari 35 orang 43,8 yang tingkat penerapannya tinggi terdapat 26 orang 32,5 yang tergolong
dalam tingkat penerapan PTT tinggi dan tingkat kenaikan produktivitas tinggi, dan hanya 9 orang11,2 yang tergolong dalam tingkat penerapan PTT tinggi
dan tingkat kenaikan produktivitas rendah. Sedangkan tingkat penerapan PTT rendah 45 orang56,2, dari 45 orang
tersebut terdapat 31 orang38,8 yang tergolong dalam tingkat penerapan PTT rendah dan tingkat kenaikan produktivitas tinggi, dan terdapat 49 oang
61,2 yang tergolong dalam tingkat penerapan PTT rendah dan tingkat kenaikan produktivitas rendah.
68 Tabel 5.24.. Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan
Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2- sided
Exact Sig. 1- sided
Pearson Chi-Square 33.105
a
1 .000
Continuity Correction
b
30.497 1
.000 Likelihood Ratio
35.520 1
.000 Fishers Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
32.692 1
.000 N of Valid Cases
b
80 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.56.
b. Computed only for a 2x2 table
X
2 hitung
= 33,105 X
2 tabel
0,95 db 1 = 3,841 C= 0,541 nilai C
maks
= 0,707
Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel 5.24 diperoleh nilai Pearson Chi-Square X
2 Hitung
= 33,105 sedangkan
X
2 tabel
0,95 db 1 = 3,841
Jai X
2 Hitung
= 33,105 lebih besar dari X
2 tabel
= 3,841 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. 2-sided
adalah 0,000 atau probabilitas 0,05 0,000. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara
Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe. Untuk mengetahui derajat hubungannya digunakan
Contingency Coefficient C.. Nilai Contingency Coefficient C diperoleh C = 0,541 dan nilai C
maks
= 0,707 bila dibandingkan nilai C dengan nilai C
maks
0,541 dengan 0,701 sangat dekat sehingga dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara Tingkat
Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe sangat kuat.
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat penerapan PTT padi sawah makin tinggi pula tingkat kenaikan produktivitas padi yang
dihasilkan dan sebaliknya makin rendah tingkat penerepan PTT padi sawah makin rendah pula tingkat kenaikan produktivitas padi yang dihasilkan.
Kecamatan Moncongloe termasuk kategoti tingkat penerapan PTT rendah dengan tingkat kenaikan produktivitas rendah hal ini disebabkan karena
beberapa komponen teknologi PTT yang belum maksimun diterapkan dan
69
masuk kategori penerapan rendah seperti penggunaan benih bermutu, pengaturan populasi jaran tanam sisten tanam jajar legowo, tanam bibit
mudah, tanam bibit 1-3 bibit perlubang, penggunaan pupuk organik, Pemupukan beimbang, pengaian berseling. Rendahnya tingkat penerapan PTT
di Kecaman Moncongloe disebabkan karena kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana
Untuk memudahkan petani menerapkan anjuran komponen teknologi PTT padi sawah, maka sarana produksi seperti benih, pupuk dan pestisida harus
tersedia sesuai dengan enam tepat yaitu tepat waktu, tepat jenis, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat penggunaan. Namun hingga saat ini petani
belum seluruhnya menggunakan sarana teknologi produksi seperti benih bermutu, pupuk, pemanfaatan air, dan pestisida dengan berbagai alasan
bahwa tidak tersedia saat dibutuhkan, harganya tidak terjangkau, dan dengan pemakaian sarana teknologi seadanya dianggap sudah cukup layak untuk
mendukung berlangsungnya usahatani. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya dan alternatif agar petani mau dan menyadari pentingnya
pemakaian sarana produksi yang lengkap dan penerapan teknologi produksi secara baik dan benar dalam rangka peningkatan produktivitas dan
pendapatannya.
70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat penerapan komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT padi,
a. Tingkat penerapan pengolahan tanah sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori tinggi;
b. Tingkat penerapan penggunaan varietas unggul sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori rendah;
c. Tingkat penerapan penggunaan benih bermutu sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori tinggi;
d. Tingkat penerapan pengaturan populasi tanam sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori tinggi,
e. Tingkat penerapan tanam bibit mudah sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori rendah
f. Tingkat penerapan tanam 1-3 bibit per lubang sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori rendah
g. Tingkat penerapan penggunaan pupuk organik sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori rendah
h. Tingkat penerapan pemupukan berimbang sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori tinggi;
i. Tingkat penerapan pengairan berseling sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori rendah;
j. Tingkat penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori rendah
k. Tingkat penerapan panen tepat waktu sesuai dengan rekomendasi PTT padi sawah tergolong dalam kategori tinggi;