8
2. Ketersediaan Buruh Tani
Buruh tani adalah pekerja di lahan pertanian, tanpa memiliki lahan sendiri. Mereka bertani untuk mencukupi kebutuhan hidup. Para buruh tani,
mulai dari para penanam, perawat tanaman, pemanen dan lain sebagainya selama ini belum mendapat perhatian serius. Bahkan jika dibandingkan
dengan buruh bangunan atau buruh pabrik, kesejahteraan buruh tani jauh di bawah mereka.
Dalam usahatani skala kecil sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga,
istri dan anak-anak petani. Anak-anak yang berumur 12 tahun misalnya sudah merupakan tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Tenaga kerja
yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang.
Peran anggota keluarga tani dalam mengelola kegiatan usahatani bersama dapat mengurangi biaya pengeluaran untuk membayar tenaga kerja sewa.
Berbeda dengan usahatani dalam skala besar, tenaga kerja memegang peranan yang penting karena tenga kerja yang ada memiliki
skillkeahlian tertentu dan berpendidikan sehingga mampu menjalankan usahatani yang ada dengan baik, tentu saja dengan seorang pengelola
manager yang juga memiliki keahlian dalam mengembangkan usahatani yang ada.
3. Ketersediaan Informasi,
Suatu inovasi teknologi akan diterapkan pengguna jika secara teknis mudah dilaksanakan, secara ekonomi menguntungkan, dan secara sosial
budaya dapat diterima masyarakat Penerapan inovasi teknologi oleh petani dipengaruhi oleh berberapa faktor antara lain potensi individu untuk
menerapkan inovasi, peran sumber informasi dalam menyediakan dan mendiseminasikan
inovasi, serta
faktor-faktor eksternal
yang memungkinkan pengguna menerapkan inovasi teknologi.
Etty Andriaty dan Endang Setyorini, 2011
9
Peningkatan layanan informasi tidak terlepas dari ketersediaan informasi, kelembagaan komunikasi di setiap desakecamatan, serta
ketersediaan sarana komunikasiakses informasi. Peningkatan layanan informasi terhadap petani akan mempercepat proses transfer teknologi
yang telah dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian. Sejalan dengan perkembangan iptek bidang pertanian, penyebaran informasi melalui media
cetak dan elektronis semakin meningkat. Kedua media ini sangat potensial bagi penyuluh dan petani sebagai sumber untuk memperoleh informasi
pertanian.
4. Intensitas Penyuluhan,