Intensitas Penyuluhan, Faktor Eksternal Petani 1. Partisipasi Petani dalam Kelompok

9 Peningkatan layanan informasi tidak terlepas dari ketersediaan informasi, kelembagaan komunikasi di setiap desakecamatan, serta ketersediaan sarana komunikasiakses informasi. Peningkatan layanan informasi terhadap petani akan mempercepat proses transfer teknologi yang telah dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian. Sejalan dengan perkembangan iptek bidang pertanian, penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronis semakin meningkat. Kedua media ini sangat potensial bagi penyuluh dan petani sebagai sumber untuk memperoleh informasi pertanian.

4. Intensitas Penyuluhan,

Menurut Mardikanto, dkk 1993, penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan di luar sekolah yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi biasanya untuk mengubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan yang luas. Disamping itu juga memiliki sifat progressif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap sesuatu inovasi baru serta terampil melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan produktifitas, pendapatan atau keuntungan, maupun kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Van den Ban and Hawkins l999 mengatakan bahwa penyuluhan dapat didefinisikan secara sitematis sebagai proses yang : a. Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan dan menyadarkan petani terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut. b. Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah. c. Membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan. 10 d. Membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal dan meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya. e. Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan. Selanjutnya dikatakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian. Di lain pihak petani mempunyai kebebasan untuk menerima atau menolak saran yang diberikan oleh penyuluh pertanian. Penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika perubahan yang diinginkan menyentuh kepentingan petani Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai dan tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberikan informasi tidak saja untuk kepentingan petani tetapi juga untuk kepentingan masyarakat umum. Agar penyuluhan menjadi efektif dalam membantu petani, maka penyuluh dituntut memiliki kemampuan, wawasan yang luas tentang dunia sekelilingnya serta memiliki latar belakang pengetahuan yang sesuai bidang tugasnya untuk dapat mendorong petani belajar sekaligus melakukan perubahan perilaku petani tanpa mengabaikan etika, moral atas tidakan – tindakannya. Harun 1995 dalam Akhsan 1996 menyatakan bahwa agar penyuluh mudah masuk dan mudah diterima dalam lingkup petani maka penyuluh harus bermitra kawan dekat dengan petani serta harus memiliki karakteristik seperti; 1 memiliki keyakinan bahwa petani dan keluarganya mempunyai kemampuan yang potensial, 2 bertindak sebagai fasilitator bukan guru atau pendidik, 3 bergaya hidup sesuai dengan lingkungan petani ; sederhana, jujur, berdedikasi, sabar, 4 mengenal masyarakat yang dilayani serta keadaan dan masalah sosial ekonominya, 5 menguasai metode analisis, sintesis, dan pemecahan masalah, 6 mampu merubah peran dari fasilitator menjadi konsultan usahaagribisnis bagi petani, 7 bertanggung jawab atas profesinya sebagai fungsional penyuluh pertanian dan 8 pengembangan pofesional diri secara berkelanjutan. 11 Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian adalah kegiatan pendidikan non-formal yang berfungsi dalam membantu masyarakat tani untuk memecahkan persoalan melalui penerapan teknologi dan pengetahuan ilmiah yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan. Proses pendidikan terjadi karena adanya komunikasi yang berjalan dua arah yaitu antara penyuluh sebagai sumber dengan petani beserta keluarganya sebagai sasaran . Sebagai sasaran diharapkan agar para petani beserta keluarganya bisa dan membiasakan diri menggunakan teknologi baru Suriatna, 1987 .

5. Sumber Informasi

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah (Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kec. Rawang Panca Arga, Kab. Asahan)

4 32 107

MAKALAH SEMINAR/HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS | Agronomi Pertanian

0 1 24

MAKALAH SEMINAR /HUBUNGAN ANTARA FAKTOR EKSTERNAL PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN MONCONGLOE KAB. MAROS | Agronomi Pertanian

0 0 21

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah (Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kec. Rawang Panca Arga, Kab. Asahan)

0 1 11

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah (Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kec. Rawang Panca Arga, Kab. Asahan)

0 0 1

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah (Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kec. Rawang Panca Arga, Kab. Asahan)

0 0 5

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah (Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kec. Rawang Panca Arga, Kab. Asahan)

0 0 12

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah (Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kec. Rawang Panca Arga, Kab. Asahan)

0 0 2

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah (Studi Kasus : Petani Padi Sawah, Kec. Rawang Panca Arga, Kab. Asahan)

0 1 37

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM PTT

0 0 16