29
1. Analisis Deskriptif :
Analisis Deskriptif adalah analisis yang berhubungan dengan pengumpulan data dan peringkasan data yang dapat disajikan dalam bentuk tabel atau
grafik sebagai dasar pengambilan keputusan Santoso Singgih, 2014.
Hipotesis yang pertama yaitu “Tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe
” akan dianalisis dengan
menggunakan Analisis Deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau menginterpretasikan data yang ada dalam bentuk tabel atau mengkaji secara
mendalam, sehingga dapat digambarkan mengenai tingkat penerapan setiap
komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. 2.
Analisis “ UJI CHI-SQUARE “.
Crosstab dan Chi-Squae adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel Kategorikal atau digunakan melakukan uji
kesesuaian dua variabel yang datanya berskala ordinal Mustari Kahar, 2012.
Hopitesis yang kedua yaitu ” Terdapat hubungan antara faktor eksternal yaitu partisipasi petani dalam kelompok, ketersediaan buruh tani,
ketersediaan informasi, intensitas penyuluhan, frekwensi mengunjungi sumber informasi dengan tingkat penerapan Paket teknologi PTT padi
sawah di Kecamatan Moncongloe. Hipotesis yang ketiga yaitu “ Tedapat hubungan antara tingkat penerapan
teknologi PTT padi sawah dengan tingkat produktivitas padi sawah Hipotesis kedua, dan ketiga dianalisis dengan Analisis
“ UJI CHI-SQUARE
dengan menggunakan Program SPSS 16 . Menurut Sudjana 2002 dan Walpole 1995 bahwa untuk Uji Independen antara dua faktor digunakan
rumus 1 yaitu ;
1
Keterangan :
{ }
D B
C A
D C
B A
N BC
AD N
X +
+ +
+ =
2 2
1 2
-
30
X
2
= Chi-Square N = Jumlah Sampel
A,B,C,D = Nilai Tabel dalam Kontigensi ½ N = Jumlah Responden dibagi dua
Pengambilan kesimpulan didasarkan pada :
1. Jika X
2 Hit
≥ X
2 Tabel
= terdapat hubungan antara kedua variabel. 2. Jika X
2 Hit
X
2
Tabel
= tidak terdapat hubungan antara kedua variabel
Jika hasil Analisis Chi- Square ini menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel maka selanjutnya untuk mengetahui derajat hubungan antara
faktor yang satu dengan faktor yang lain digunakan rumus 2 yaitu : 2
Keterangan :
C = Koefisien kontingensi X
2
= Chi-Kuadrat N = Banyaknya sampel
Menurut Singarimbun dan Effendi 1987 bahwa makin besar Koefisien kontingensi berarti hubungan antara dua variabel sangat erat, dan C akan
berkisar antara 0 dan 1,00. Sedangkan menurut Sudjana 2002 bahwa agar C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antar faktor,
maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimun dengan rumus 3 :
3 Keterangan :
C
maks
= Koefisien kontingensi maksimun m = harga minimum antara baris dan kolom
N X
X C
+ =
2 2
m m
C
maks
1 -
=
31
Kesimpulan didasarkan pada Makin dekat harga C kepada C
maks
makin besar derajat asosiasi antar faktor dengan kata lain faktor yang satu makin berkaitan dengan faktor lain.
F. Defenisi Operasional