20
2 Hitung sejak padi berbunga, biasanya panen dilakukan pada 30- 35 hari setelah padi berbunga
3 Jika 95 malai menguning segera panen 4 Gunakan alat sabit bergerigi atau mesin panen
5 Panen sebaiknya dilakukan secara serempak kelompok pemanen 15-20 orang yang dilengkapi dengan alat perontok
6 Potong pada bagian tengah atau atas rumpun bila dirontok dengan power thresher
1 Potong bagian bawah rumpun, jika perontokan dilakukan dengan pedal thresher
Menurut Catur 2002, kegiatan saat panen ditempuh dengan memperhatikan umur tanaman dan cara pemanenan. Dalam kegiatan
panen sebaiknya menggunakan mesin pemanen reaper atau sabit bergerigi, karena dapat meningkatkan kapasitas pemanen dan menekan
kehilangan hasil dibandingkan menggunakan sabit biasa. Jika padi akan dirontokkan dengan power threser maka sebaiknya tanaman padi
dipotong pada bagian tengah, tetapi jika dirontokkan dengan menggunakan pedal threser maka sebaiknya tanaman padi dipotong
pada bagian bawah. Dengan cara seperti ini maka dapat menekan kehilangan hasil sampai dibawah 5 .
12. Pasca Panen
Penjemuran atau pengeringan gabah hasil panen merupakan cara untuk mencegah kerusakan gabah atau turunnya mutu gabah atau beras.
Gabah hasil panen dikeringkan hingga mencapai kadar air maksimum 18 . Pengeringan gabah dapat dilakukan dengan cara menjemur atau
menggunakan alat pengering dryer. Untuk memperoleh beras giling dengan mutu dan rendemen yang tinggi
perlu diperhatikan aspek berikut : 1 Gabah harus seragam dan bersih, dengan kadar air sekitar 14
2 Gabah yang telah disimpan di lumbung atau gudang dijemur dulu untuk menyeragamkan dan menurunkan kadar air sampai 12-14 .
21
3 Gabah yang baru dikeringkan diangin-anginkan untuk menekan butir pecah.
Pengemasan dan pengangkutan, baik pada waktu pemanenan, perontokan, pembersihan, pengeringan dan penyimpanan, dianjurkan
menggunakan karung goni atau plastik yang baik, tidak bocor, bersih, kuat dan bebas hama. Gudang atau lumbung penyimpanan memiliki
sirkulasi udara, lantai dan dindingnya dalam kondisi baik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Propinsi Sulawesi Selatan
menganjurkan untuk menerapkan Paket Teknologi PTT padi Sawah melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Padi Sawah 2002 dan
telah disempurkan kembali dengan Pengelolaan tanaman Terpadu PTT Padi Sawah 2012 bahwa Komponen Teknologi PTT yng
direkomendasikan dan dianjurkan untuk diterapkan di Sulawesi Selatan sebagai mana tabel dibawah ini
Tabel 2.1 Komponen Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadi PTT Padi Sawah yang dianjurkan
No. Komponen
Paket Teknologi Pendekatan PTT
1 2
3
1 Varietas
Unggul Varietas unggul baru VUB, Sesuai lingkungan
setempat,tahan hamapenyakit, daya hasil dan nilai jual tinggi, memiliki kualitas rasa, Sesuai
selera pasar
2 Benih Bermutu
Benih bermutuberlabel, tingkat kemurnian dan daya tumbuh tinggi, ukuran penuh dan seragam,
daya kecamba diatas 80 , bebas dari biji gulma, penyakit dan hama atau bahan lain
Untuk menyeleksi benih berkwalitas dan vigor tinggi Rendam dalam larutan garamZA, ambil
yang tenggelam dibilas kemudian direndam selama 24 jam dan ditiris selama 48 jam . 1
hektar dibutuhkan benih 15-20 kg
22
3 Pengolahan
Tanah Pengolahan tanah sempurna, minimal atau
tanpa olah tanah sesuai dengan keperluan dan kondisi lingkungan; faktor yang menentukan :
kemarau panjang, pola tanam, jenistekstur tanah .Pembajakan, 2 kali penggaruan,
pelumpuran dan perataan
Dua minggu sebelum pengolahan tanah taburkan secara merata berupa pupuk kandang
2 toha atau kompos jerami 5 tonha.
4 Persemaian
-Persemaian basah atau persemaian kering –
luas persemaian 4 dari luas lahan pertanaman, dibuar bedengan 1-1,2 meter dan
antar bedengan dibuat paris 25-30 cm. Pemupukan persemaian dengan pupuk organik
2 kgmeter
2
kompos, pupuk kandang, serbuk kayu, abu dan srekam padi
5 Cara Tanam
Pengaturan Jarak Tanam dengan Tegel 20x20 cm, 25 x25 cm pada Musim kemarau, Jajar
legowo 2 : 1,dan 4 : 1 pada Musim Hujan tergantung kesepakatan petani
Tanam bibit muda 15 – 21 hari 4 daun dengan
tidak lebih dari 1-3 bibit per rumpun Pada daerah endemik keong 2-3 bibit per
rumpun, umur bibit lebih dari 21- 25 HSS dengan dengan kondisi air setinggi 2 cm atau
macak-macak
6 Pemupukan
-Pemupukan N dengan Bagan Warna Daun BWD -Pemupukan P, K sesuai analisis tanah,
atau kebutuhan tanaman ; bila status hara P dan K rendah diberikan SP-36 dan KCL dengan
dosis 100 kgha; bila P dan K tinggi diberikan SP-36 dan KCL dosis kurang 50 kgha dan bila
hara P dan K sedang diberikan dosis SP-36 75 kgha dan KCL 50 Kgha
7 Pengairan
Berselang Intermitten
Irrigation Pengairan berselang pada tanah yang airnya
dapat diatur dan ketersediaan air terjamin. Petakan sawah diairi saat tanaman berumur 3
HST dengan tinggi genangan air 3 cm dan
23
selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air sampai kondisi tanah mongering sedikit
retak. Kemudian diairi kembali dengan tinggi genangan air 3 cm dan dibiarkan kering sampai
retak begitu seterusnya sampai pada fase anakan maksimal.
Pada yang sistem drainasenya tidak baik atau sawah tadah hujan tidak perlu diterapkan.
8 Pengendalian
hama dan penyakit
Gunakan komponen PHT pengendalian hamapenyakit terpadu secara tepat sesuai
dengan jadwal tanam -Pemberian pestisida secara bijaksana pada situasi dimana musuh
alami rendah
9 Pengendalian
gulma Dapat menggunakan landak pada cara tanam
tegel atau legowo yaitu dilakukan pada tanaman berumur 10-15 HST, dan 10
– 25 HST dengan tinggi genangan air 2-3 cm. atau dapat dilakukan
dengan mencabut gulma dengan tangan. Dapat menggunakan racun rumput herbisida apabila
ppopulasi gulma sudah tinggi.
10. Pengendalian
Hama dan Penyakit secara
Terpadu PHT Gunakan varietas tahan hama dan penyakit,
Tanam yang sehat, memanfaatkan musuh alami, secara mekanik menggunakan alat, fisik
menangkap, bila menggunkan pestisida harus tepat dosis, sasaran, dan waktu
11. Panen
Panen dilakukan umur 30-35 hari setelah berbunga atau Jika malai telah menguning 95
. Memotong padi dengan sabit 10 -15 cm diatas permukaan tanah atau pangkal malai jika
menggunkan perontok power threser.
Gunakan plastik atau terpal sebagai alas untuk padi yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum
dirontokkan. Bila prontokan dengan cara tradisional digepyok gunakan alas dari plastic
atau terpal yang lebarnya mencukupi yang dapat berfungsi sebagai alas dan dinding menghindari
butir padi yang terlempar;
Bila panen dilakukan pada waktu pagi sebaiknya
24
dirontokan padaa sore hari dan paling lambat tidak lebih dari 2 hari.
12 Pasca Panen
Gabah yang sudah dirontokkan dijemur diatas lantai jemur atau menggunakan terpal. dengan
ketebalan 5 – 7 cm dan setiap 2 jam
dilakukan pembalikan hingga kering. Gabah yang akan dikomsumsi agar diperoleh
kwalitas beras yang baik disimpang dengan kadar air 14 , untuk digunakan benih dengan
kadar air 12 ,
Gabah yang akan disimpang dalam waktu lama 4-6 bulan kadar air 12 , disimpang 7-12 bulan
11
Simpang gabah dengan menggunakan kemasan karung, kemasal plastic atau kemasan yute.
Gabah ditata rapi secara bertumpuk dan mendapatkan sirkulasi udara yang baik .
Sumber Data. : BPTP Sul-Sel, 2002 dan 2012
C. Kerangka Pikir