Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 172
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja :
a.
Besaran Tenaga Kerja yang terdaftar ditempatkan
Target dari indikator sasaran ini besaran tenaga kerja yang ditempatkan dengan target akhir RPJM yaitu 9.256 orang dan pada tahun 2016 terealisasi 1.200 orang
dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu 12,96.
b.
Besaran Penyebarluasana Informasi Bursa Kerja
Target  dari  indikator  sasaran  ini adalah penyebarluasan  informasi  bursa  kerja dengan  target  akhir  RPJM  yaitu 1  dokumen dan  pada  tahun  2016  terealisasi 1
dokumen dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu 100.
Meningkatnya perlindungan tenaga kerja melalui pengawasan ketenagakerjaan yang komprehensif, tuntas, terkendali dan indenpenden,
serta berkurangnya pelanggaran norma ketenagakerjaan
Sasaran strategis 39 ini merupakan salah satu  upaya
untuk mencapai  tujuan
“Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat”. Sasaran ini didukung SKPD
secara terpadu yaitu Dinas Tenaga Kerja dan  Transmigrasi.
Untuk  mengukur sasaran misi  keenam ini  terdapat  3  tiga
indikator  sasaran.  Berikut  ditampilkan capaian kinerja sasaran yang tersaji pada
tabel 3.94 berikut dibawah ini :
Tabel 3.94.  Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2
No Indikator Kinerja Sasaran
Satuan Tahun 2016
Target Realisasi
Capaian 1
Besaran kasus yang dsielesaikan dengan perjanjian Bersama  PB
Kasus 12
12 100
2 Besaran Pemeriksaan Perusahaan
Perusahaan 216
216 100
3 Jumlah Pelayanan dan Penyuluhan
Bagi warga transmigrasi KK
Rata-rata Capaian Kinerja 100
Terlihat  dari  tabel  3.94 diatas  pada  sasaran misi  keenam ini  2 indikator  sasaran tersebut dapat dijelaskan tingkat pencapaian kinerja sebagai berikut :
1. Besaran kasus yang dsielesaikan dengan perjanjian Bersama  PB
Semua  jenis  perselisihan  ini  harus  diselesaikan  terlebih  dahulu  melalui musyawarah secara Bipartit, apabila perundingan mencapai persetujuan
Sasaran Strategis 39
Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 173
atau kesepakatan, maka persetujuan bersama PB tersebut di catatkan di Pengadilan  Hubungan Industrial PHI, namun apabila perundingan ticlak
mencapai kata
sepakat, maka
salah satu
pihak mencatatkan
persel isihannya ke instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
pada  KabupatenKota. Salah
satu persyaratan
yang mutlak
dalam pencatatan tersebut adalah bukti atau risalah perundingan Bipartit Pasal
3, apabila
bukti perundingan
tidak ada,
maka  pencatatannya ditolak
selanjutnya diberi waktu 30 hari untuk melakukan perundingan Bipartit, jika perundingan  menghasilkan  kesepakatan  damai  maka  akan  dibuat  Perjanjian
Bersama PB
yang akan
dicatatkan ke
PHI, jika
tidak menemui
kesepakatan dengan buktirisalah  perundingan  yang lengkap,  maka  kepada para  pihak  ditawarkan tenaga penyelesaian perselisihan apakah melalui
Konsiliator atau Arbitrase, jika para pihak tidak  memilih atau justru memilik mediasi maka perselisihan tersebut akan diselesaikan dalam forum mediasi.
2. Besaran Pemeriksaan Perusahaan
Pelaksanaan pengawasan  ketenagakerjaan didasarkan  pada  UU  No.  3  Tahun 1951  tentang  pernyataan  berlakunya  UU  pengawasan  perburuhan  Tahun  1948
No.  23  dari  Republik  Indonesia  untuk  seluruh  Indonesia  Jo.  Peraturan  Menteri Tenaga  Kerja  No.  03Men1984  tentang pengawasan  Ketenagakerjaan juga
tercantum dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab XIV yang berhubungan  dengan  Pengawasan  dan  juga  UU  No.  21  Tahun  2003  tentang
Pengesahan  Konvensi  ILO  serta  No.  81  Tahun  1947  mengenai  Pengawasan ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.
Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 174
Pengawasan  ketenagakerjaan  dilakukan  untuk  mengawasi  ditaatinya  peraturan perundang-undangan  ketenagakerjaan,  yang  secara  operasional  dilakukan  oleh
Pegawai  Pengawas  Ketenagakerjaan.  Berdasarkan  Peraturan  Menteri  Tenaga Kerja  No.  Per.03Men1984  tentang  Pengawasan  Ketenagakerjaan  Terpadu,
pelaksanaan pengawasan bertujuan:  Mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
 Memberi  penerangan  teknis  serta  nasehat  kepada  pengusaha  atau
pengurus  dan  atau  tenaga  kerja  tentang  hal-hal  yang  dapat  menjamin pelaksanaan
efektif daripada
Peraturan Perundang-undangan
Ketenagakerjaan  tentang  hubungan  kerja  dan  keadaan  ketenagakerjaan dalam arti yang luas.
 Mengumpulkan  bahan-bahan  keterangan  guna  pembentukan  dan penyempurnaan  peraturan  perundang-undangan  ketenagakerjaan  yang
baru. Peraturan  perundang-undangan  ketenagakerjaan  pada  dasarnya  mengatur
berbagai  norma  yang  mencakup  norma  pelatihan,  norama penempatan,  norma kerja,  norma  keselamatan  dan  kesehatan  kerja,  dan  norma  hubungan  kerja.
Sementara  itu  dari  seluruh  norma  ketenagakerjaan  tersebut  diberlakukan  bagi objek pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi antara lain perusaan, pekerja,
mesin, peralatan, pesawat, bahan instalasi dan lingkung Gragfik. Persentase Kanaikan Upah Minimum Kota Dalam 1 Tahun 2013-2016
Bab 3. Akuntabilitas Kinerja LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 175
3. Jumlah Pelayanan dan Penyuluhan Bagi warga transmigrasi