Jumlah Operasi Penegakan Perda Ketentraman dan Ketertiban Umum Jumlah Operasi Yustisi Penegakan Perda Kota Dumai

NOP Q R S TU V W O P X YX W OZ [XV \ ] O _ [ `a [b WO c Ud OX e OfUV g h i 6 126 kegiatan. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan Pelatihan Pengendalian Massa DALMAS sebanyak 50 orang anggota Satpol PP, yang melibatkan Pelatih yang berasal dari Satpol PP Provinsi Riau serta dari Polres Dumai.

2. Jumlah Operasi Yustisi Penegakan Perda Kota Dumai

Indikator ini terlaksana dengan kegiatan Kerjasama pengembangan kemampuan aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI POLRI dan Kejaksaan. Untuk menjalankan kegiatan tersebut telah di dukung dengan terbentuknya Tim Yustisi Kota Dumai yang terdiri dari berbagai unsur Instansi Pemerintahan beserta perangkat penyidiknya PPNS dan instansi Vertikal lain seperti Kepolisian, Kejaksaan, TNI dan Pengadilan. Tabel 3.52 Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016 dengan RPJMD Kota Dumai Tahun 2016-2021 No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Eksisting 2015 Realisasi Capaian 2016 Target RPJMD 2016-2021 Capaian RPJMD 1 Jumlah Operasi Penegakan Perda Ketentraman dan Ketertiban Umum kali 45 3 Kali 12 Hari 100 100 100 Jumlah Operasi Yustisi Penegakan Perda Kota Dumai kali 33 1 Kali 5 Hari 100 100 100 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja :

a. Jumlah Operasi Penegakan Perda Ketentraman dan Ketertiban Umum

Target dari indikator sasaran ini adalah jumlah operasi penegakan perda ketentraman dan ketertiban umum dengan target akhir RPJM yaitu 100 dan pada tahun 2016 terealisasi 100 dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu 100.

b. Jumlah Operasi Yustisi Penegakan Perda Kota Dumai

Target dari indikator sasaran ini adalah jumlah operasi yustisi atas penegakan perda dengan target akhir RPJM yaitu 100 dan pada tahun 2016 terealisasi 100 dan pencapaian terhadap target RPJM yaitu 100. jkl m n o pq r s k l t ut s kv wtr x y z k { wz |} w~ sk  q€ kt  k‚qr ƒ „ … 6 127 Meningkatnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah Sasaran strategis 22 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan “Meningkatnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah”. Sasaran ini didukung SKPD secara terpadu yaitu Badan Kepegaiwaian dan Diklat. Untuk mengukur sasaran ketiga ini terdapat 3 tiga indikator sasaran. Berikut ditampilkan capaian kinerja sasaran yang tersaji pada tabel 3.53 berikut dibawah ini : Tabel 3.53. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 22 No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Tahun 2016 Target Realisasi Capaian 1 Persentase datainformasi kepegawaian baik formasi jabatan dan penempatan mudah diakses secara cepat, lengkap dan benar 85 80 94 2 Persentase menurunnya ASN dalam proses penegakan disiplin aparatur yang mendapat teguransanksi 85 99.8 117 3 Jumlah ASN yang meningkat kapasitasnya dengan pengembangan kompetensi dan kinerja Orang - - - Rata-rata Capaian Kinerja 105,5 Terlihat dari tabel 3.53 diatas pada sasaran pertama ini 3 indikator sasaran tersebut dapat dijelaskan tingkat pencapaian kinerja sebagai berikut : 1. Persentase datainformasi kepegawaian baik formasi jabatan dan penempatan mudah diakses secara cepat, lengkap dan benar. Target awal dari indikator sasaran ini dalam renstra Badan Kepegawaian dan Diklat yaitu tersedianya datainformasi kepegawaian baik formasi jabatan dan penempatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Pasal 1 bahwa Formasi Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut dengan formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan di Pasal 4 ayat 1 Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia, dengan memperhatikan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah; Sasaran Strategis 22 †‡ˆ ‰ Š ‹ Œ Ž  ‡ ˆ  ‘  ‡’ “Ž ” • – ‡ — “– ˜™ “š ‡ › œ ‡  ‡žŽ Ÿ ¡ 6 128 ayat 2 Analisis kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan berdasarkan : a. Jenis pekerjaan; b. Sifat pekerjaan; c. Analisis beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang Pegawai Negeri Sipil dalam jangka waktu tertentu; d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan; dan e. Peralatan yang tersedia. Berdasarkan data Desember 2016 bahwa terdapat formasi jabatan yang lowong sebanyak 106 jabatan dari jumlah formasi jabatan sebanyak 844 jabatan sedangkan yang terisi 738 jabatan. Selain itu, juga terdapat proses mutasi antar instansi khususnya mutasi masuk Pemerintah Kota Dumai yang akan berdampak pada proses penempatan Pegawai Negeri Sipil yang sesuai dengan kompetensinya dengan jumlah sebanyak 42 orang Pegawai Negeri Sipil serta adanya pengangkatan Pegawai Negeri Sipil sebanyak 116 orang dari Pegawai Honorer Kategori 2 yang telah ditempatkan sesuai dengan formasi jabatan yang ada. Untuk mengakses datainformasi kepegawaian secara cepat, lengkap dan benar maka Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Dumai telah memiliki database pegawai negeri sipil se – Kota Dumai yang akurat dan up to date dalam sebuah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian 2. Persentase menurunnya ASN dalam proses penegakan disiplin aparatur yang mendapat teguransanksi. Target dari indikator sasaran ini yaitu menurunnya proses penegakan disiplin aparatur yang mendapat teguransanksi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil menjelaskan mengenai Kewajiban Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 dan Larangan Pegawai Negeri Sipil Pasal 4. Dilanjutkan pada Pasal 5 : PNS yang tidak menaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 danatau Pasal 4 dijatuhi hukuman disiplin; Pasal 6 : Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Adapun dalam Peraturan Pemerintah ini juga dijelaskan mengenai Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pasal 7 yaitu : 1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari: a. hukuman disiplin ringan; b. hukuman disiplin sedang; dan c. hukuman disiplin berat. ¢£¤ ¥ ¦ § ¨© ª « £ ¤ ¬ ­¬ « £® ¯¬ª ° ± ² £ ³ ¯² ´µ ¯¶ «£ · ©¸ £¬ ¹ £º©ª » ¼ ½ 6 129 2. Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a terdiri dari: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan c. pernyataan tidak puas secara tertulis. 3. Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b terdiri dari: a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 satu tahun; b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 satu tahun; dan c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 satu tahun. 4. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c terdiri dari: a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tiga tahun; b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c. pembebasan dari jabatan; d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Target dari indikator sasaran ini yaitu menurunnya proses penegakan disiplin aparatur yang mendapat teguransanksi. Berikut tabel proses penegakan disiplin ASN dari tahun 2014 – 2016 : Tabel 3.54 proses penegakan disiplin ASN dari tahun 2014 – 2016 No Jenis TeguranSanksi 2014 2015 2016 1 Berat 10 5 2 2 Sedang 1 - 3 3 Ringan 1 - - Jumlah 12 5 5 Dari tabel terlihat bahwa terdapat penurunan kasus hukuman disiplin dari Tahun 2014 sebanyak 11 kasus menjadi 5 kasus pada Tahun 2015. Sedangkan pada Tahun 2016 tidak terjadi peningkatan maupun penurunan kasus hukuman disiplin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses penegakan disiplin aparatur yang mendapat teguransanksi mengalami penurunan. ¾¿À Á  à ÄÅ Æ Ç ¿ À È ÉÈ Ç ¿Ê ËÈÆ Ì Í Î ¿ Ï ËÎ ÐÑ ËÒ Ç¿ Ó ÅÔ ¿È Õ ¿ÖÅÆ × Ø Ù 6 130

3. Jumlah ASN yang meningkat kapasitasnya