Persentase Peningkatan PAD dari Sektor Pajak dan Retribusi

º»¼ ½ ¾ ¿ ÀÁ  à » ¼ Ä ÅÄ Ã »Æ ÇÄÂ È É Ê » Ë ÇÊ ÌÍ ÇΠû Ï ÁÐ »Ä Ñ »ÒÁÂ Ó Ô Õ 6 139 Meningkatnya Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Sasaran strategis 28 ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan “Meningkatkan kualitas dan profesionalisme penyelenggaraan pemerintahan daerah”. Sasaran ini didukung SKPD secara terpadu yaitu Dinas Pendapatan. Untuk mengukur sasaran ke sembilan ini terdapat 2 dua indikator sasaran. Berikut ditampilkan capaian kinerja sasaran yang tersaji pada tabel 3.66 berikut dibawah ini : Tabel 3.66. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis 28 No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Tahun 2016 Target Realisasi Capaian 1 Persentase Peningkatan PAD dari Sektor Pajak dan Retribusi 5,28 4,09 91,10 Persentase Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan 11,88 17,68 105,18 Rata-rata Capaian Kinerja 98,14 Terlihat dari tabel 3.66 diatas pada sasaran misi keempat ini dengan 1 indikator sasaran tersebut dapat dijelaskan tingkat pencapaian kinerja sebagai berikut :

1. Persentase Peningkatan PAD dari Sektor Pajak dan Retribusi

Ratio persentase peningkatan PAD dari sektor pajak dan retribusi di tahun 2016 mengalami penurunan sebesar -4,09 dari target capaian kondisi akhir Tahun 2016 sebesar 5,28. Dimana Pendapatan Asli Daerah berasal dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Asli daerah yang Sah yang ada di Kota Dumai. Sementara dalam perhitungan indikator kinerja 1 pertama yaitu Ratio Persentase Peningkatan Penerimaan Pajak dan Retribusi berdasarkan pajak daerah dan retribusi daerah saja dengan target sebesar Rp 104.215.874.140,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 94.944.628.218,-. Persentase pencapaian realisasi pendapatan pajak daerah tahun 2016 terhadap rencana target tahun 2016 sebesar 91,10. Untuk Dinas Pendapatan Kota Dumai pajak daerah dan retribusi daerah ditargetkan sebesar Rp 74.430.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp 73.479.478.224,- atau 98,72 dari target semula. Hal yang menyebabkan tidak tercapainya target karena: Sasaran Strategis 28 Ö×Ø Ù Ú Û ÜÝ Þ ß × Ø à áà ß ×â ãàÞ ä å æ × ç ãæ èé ãê ß× ë Ýì ×à í ×îÝÞ ï ð ñ 6 140 1 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB ditargetkan sebesar Rp 7.674.324.160,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 2.931.054.332,- atau 38,19 dari target semula. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target penerimaaan adalah karena rendahnya tingkat transaksi jual beli tanah di Tahun 2016. 2 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditargetkan sebesar Rp 606.700.000,- dan realisasi pencapaiannya sebesar Rp 0,- atau 0,00 dari target semula. Faktor penghambat yang mempengaruhi tidak tercapainya penerimaan ini adalah sebagai berikut : • Adanya Surat Edaran dari Dirjend Mineral, Batubara dan Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM No. 03.E31DJB2009, tanggal 30 Januari 2009, tentang perizinan pertambangan mineral dan batuabara sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana Undang-undang No, 4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang intinya melarang Gubernur dan BupatiWalikota untuk untuk menerbitkan IUP Izin Usaha Pertambangan sampai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah tentang Mineral dan Batubara, dengan adanya surat edaran ini, maka Pemko Dumai belum bisa menerbitkan izin baru terhadap pengusaha Galian C, yang berimbas pada rendahnya penerimaan dari sektor Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ini. Namun tercapainya target pajak daerah dan retribusi daerah di luar BPHTB dan Pajak Mineral Bukan Logam di Dinas Pendapatan Kota Dumai didukung oleh Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dan kegiatan-kegiatan yang dalam pelaksanaannya telah mencapai target, yaitu : - Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan Kota Dumai - Pemeliharaan SIMPATDA - Sosialisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah - Penagihan Tunggakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah - Pendataan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah - Monitoring Penyampaian Surat Ketetapan Pajak dan Retribusi Daerah Untuk Kantor Pelayanan Pasar dimana Retribusi Pelayanan Pasar ditargetkan sebesar Rp 715.000.000,- dan realisasi pencapaiannya sebesar Rp òóô õ ö ÷ øù ú û ó ô ü ýü û óþ ÿüú ó ÿ ÿ ûó ù óü ó ùú 6 141 569.443.000,- atau 79,64 dari target semula. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target penerimaan ini adalah karena: 1. Kantor Pelayanan Pasar tidak memiliki kewenangan di pasar swasta 2. Pasar binaan pemerintah seperti Pasar kelakap Tujuh dalam kondisi belum aktif Untuk Dinas Pekerjaan Umum, Retribusi Jasa Usaha Pemakaian Kekayaan Daerah dari Sewa Alat-Alat Berat ditargetkan sebesar Rp 300.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 211.600.000,- atau 70,53 dari target semula. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target penerimaan ini adalah karena: 1. Banyaknya alat berat yang dipakai untuk kegiatan sosial masyarakat dan pemeliharaan rutin jalan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai, sehingga mengakibatkan tidak tercapainya target penyewaan alat berat. 2. Adanya kerusakkan pada beberapa unit alat berat yang mengakibatkan alat berat tersebut tidak bisa beroperasi secara maksimal perlunya tambahan alat berat baru. Untuk Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan, Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan ditargetkan sebesar Rp 419.640.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 410.175.000,- atau 97.74 dari target semula. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target penerimaan ini antara lain : 1. Retribusi pelayanan Persampahan Kebersihan pembayarannya dilakukan sekali setahun, sehingga masyarakat toko akan membayar retribusi menjelang akhir tahun. 2. Beberapa obyek retribusi tidak bersedia membayar retribusi karena sampahnya dikelola atau dibuang sendiri. 3. Belum diterapkan sanksi bagi wajib pajak yang tidak membayar retribusi pelayanan persampahan sesuai dengan Perda No. 09 Tahun 2012. Untuk Dinas Perhubungan yang pendapatannya terdiri dari: 1. Pajak Parkir ditargetkan sebesar Rp. 750.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 32.500.000,- atau 4,33 dari target semula. Faktor penghambat tidak tercapainya target penerimaan ini karena belum optimalnya pelaksanaan Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Pajak Parkir. 6 142 2. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ditargetkan sebesar Rp 1.086.090.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 535.797.200,- atau 49,33 dari target semula. Faktor penghambat tidak tercapainya target penerimaan antar lain disebabkan: 3. Masyarakat luas belum ada kesadaran untuk andil dalam melakukan uji emisi kendaraan penumpang yang tidak dijasakan dan sepeda motor. 4. Tingkat kesadaran pemilik kendaraan masih rendah untuk memperbaiki kondisi kendaraan sehingga benar-benar layak jalan, maka banyak kendaraan yang tidak lulus Uji KIR. 5. Dinas Perhubungan dan SAMSAT Kota Dumai belum mempunyai kerjasama yang kongkrit seperti penundaan perpanjangan STNK apabila wajib pajak belum melakukan Uji Emisi Gas Buang Kendaraannya. 6. Belum adanya sanksi hukum atau penindakan hukum di jalan tentang Perda Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Khusunya Uji Emisi Gas Buang Kendaraan yang tidak dijasakan. 7. Kondisi Peralatan Uji yang tidak baik sehingga menyulitkan untuk melakukan implementasi Emisi Gas Buang Kendaraan dengan cara jemput bola ke pemilik kendaraan. 3 Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir ditargetkan sebesar Rp 548.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 14.180.000,- atau 2,59 dari target semula. Faktor penghambat tidak tercapainya target penerimaan ini disebabkan karena : a. Tempat Khusus Parkir RSUD tidak mencapai target b. Tempat Khusus Parkir UPT AKAP Penumpang tidak mencapai target c. Tempat Khusus Parkir Bukit Gelanggang tidak tercapai target 4 Retribusi Jasa Kepelabuhan ditargetkan sebesar Rp 205.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 135.715.099,- atau 66,20 dari target semula. Retribusi Jasa Kepelabuhan ini meliputi : a. Jasa Tiket Penumpang Perusahaan Pelayaran target sebesar Rp 120.000.000,- realisasi sebesar Rp 118.545.400,- atau 98,79 b. Jasa Dermaga target sebesar Rp 85.000.000,- realisasi sebesar Rp 15.611.699,- atau 18,37 +, - . 01 2 3 + , 4 54 3 +6 742 8 9 : + ; 7: = 7 3+ ? 1 +4 A +B12 C D E 6 143 Faktor pedorong tidak tercapainya target penerimaan ini adalah : a. Menurunnya tingkat kunjungan masyarakat menggunakan transportasi penyebrangan roro. b. Dinas Perhubungan telah membuat kontrak dengan CV. Mundam sejahtera dalam pengelolaan dermaga untuk meminta rekomendasi izin dari KSOP, namun tidak mendapat izin tersebut. c. Berdasarkan PP Nomor 11 Tahun 2015 tanggal 24 Februari 2015 bahwa jasa labuh disetor ke kas negara melalui KSOP 5 Retribusi Izin Trayek ditargetkan sebesar Rp 2.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 940.000,- atau 47 dari target semula. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target adalah menurunnya tingkat pengurusan izin angkutan kota. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, yang pendapatannya terdiri dari: a. Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan ditargetkan sebesar Rp 30.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 13.200.000,- atau 44,00 dari target semula. Faktor penghambat tidak tercapainya target penerimaan ini antara lain : 1. Pemotongan ternak belum seluruhnya dilakukan di Rumah Potong Hewan di Bagan Besar. 2. Harga sapi yang masih tinggi b. Retribusi Pabrik Es Balok ditargetkan sebesar Rp 310.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 215.160.000,- atau 69,41 dari target semula. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target penerimaan ini adalah alat mengalami kerusakan dan karena berkurangnya aktivitas nelayan dan pedagang-pedagang akibat kondisi perekonomian yang dipengaruhi kenaikan harga-harga yang berimbas menurunnya jumlah produksi Es Balok c. Retribusi Bibit Ikan, Benih Ikan ditargetkan sebesar Rp 60.000.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 35.452.900,- atau 59,09 dari target semula. Faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target adalah akibat perubahan musim sehingga pembibitan benih ikan tidak berhasil. Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal, R Retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB ditargetkan sebesar Rp 8.000.000.000,- dan FGH I J K LM N O G H P QP O GR SPN T U V G W SV XY SZ OG [ M\ GP ] GMN _ ` a 6 144 realisasi pencapaian sebesar Rp 4.488.034.000,- atau 56,10 dari target semula. Faktor pendorong tidak tercapainya target penerimaan ini disebabkan: 1. Adanya Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010, tentang penyelenggaraan Penataan Ruang, pasal 24 ayat 4, yang mana Pemerintah atau Pemerintah daerah tidak memberikanmenerbitkan Izin Pemanfaatan Ruang sebelum RTRW ditetapkan, namun Pemerintah Kota Dumai menerbitkan surat izin mendirikan bangunan sementara pada Triwulan ke IV. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Investasi, Retribusi Workshop Konveksi ditargetkan sebesar Rp 14.400.000,- dan realisasi pencapaian sebesar Rp 1.200.000,- atau 8,33 dari target semula Faktor penghambat tidak tercapainya target penerimaan ini adalah: 1. Belum adanya minat IKM Konveksi untuk menyewa workshop konveksi dikarenakan: a. Terbatasnya modal usaha b. Mahalnya upah tenaga kerja sehingga menyulitkan IKM untuk mendapatkan tenaga ahli di bidang konveksi c. Letak UPT BLI yang cukup jauh dari pusat kota d. Sebagian alat rusak

2. Persentase Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan