Sektor Pendidikan Pencapaian Sektor Prioritas Pembangunan

Bab I. Pendahuluan LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 17 Melalui pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat perkesmas yakni pelacakan kasus balita dengan gizi kurang selama tahun 2016 ditemukan 207 kasus balita gizi kurang dan balita BGM. Setelah dilakukan intervensi berupa pemberian PMT pemulihan berupa susu yaitu sebanyak 80 gram selama 90 hari dan pemantauan setiap minggunya dengan cara melakukan pengukuran antropometri yaitu menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan balita, pada akhir tahun 2016 jumlah kasus balita gizi kurang dan balita BGM berkurang menjadi 38 kasus balita gizi kurang. Melalui pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan secara terus menerus setiap bulannya di posyandu terutama pada balita BGM Bawah Garis Merah oleh petugas kesehatan, pengadaan PMT Pemberian Makanan Tambahan, pemberian vitamin balita dan penyuluhan gizi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki balita, maka kejadian gizi kurang pada balita diharapkan dapat segera diantisipasi.

b. Sektor Pendidikan

Di bidang pendidikan ini, pihaknya juga telah memperbaiki kualitas pendidikan yang diwujudkan melalui kebijakan alokasi anggaran sesuai amanah UU nomor 20 tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Pendidikan dalam hal ini telah meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai program serta kegiatan yang menunjang kualitas serta kuantitas mutu pendidikan, diantaranya dengan memberikan bantuan dana beasiswa serta meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan. Untuk itu pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentuka keberhasilan pembangunan daerah. Gambaran umum persoalan yang dihadapi pada sektor pendidikan di kota dumai, terutama berkaitan dapat dijelaskan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 18 1. Persoalan Akses dan Pemerataan Pendidikan a. Belum sepenuhnya penduduk usia sekolah memperoleh kesempatan akses dalam memperoleh pendidikan yang bermutu terutama pendidikan anak usia dini dan menengah. b. Masih tingginya disparitas angka partisipasi per kecamatan di Kota Dumai. c. Belum tercukupinya sarana ruang kelas untuk menampung peserta didik dengan kapasitas dan jadwal belajar sesuai dengan standar proses belajar yang efektif terutama tingkat pendidikan dasar d. Masih terdapatnya siswa yang putus sekolah dan terdapatnya sekelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan per kapita yang rendah sebagai kelompok siswa yang rentan putus sekolah. 2. Persoalan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing a. Belum terpenuhinya standar pelayanan minimal saranapra sarana di setiap jenjang pendidikan dan ketimpangan sarana dan pra sarana antara sekolah di daerah kota dengan di pinggir kota. b. Jumlah tenaga pendidik sudah lebih dari cukup, namun kualifikasinya masih banyak yang belum memenuhi standar S-1 dan terjadinya missmatch antara latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. c. Terdapat ketimpangan mutu antara sekolah negeri dengan sekolah swasta dan agama. d. Masih banyak satuan pendidikan sekolah yang belum memenuhi dan dinilai sejauh mana telah memenuhi indikator-indikator yang terdapat pada 8 delapan standar pendidikan nasional. e. Masih belum banyaknya prestasi akademik dan non akademik yang dicapai pendidikan Kota Dumai di tingkat Provinsi Riau dan nasional. f. Terjadinya kemerosotan akhlak dan moral yang disebabkan berbagai pengaruh kemajuan teknologi dan globalisasi. Hal ini terlihat dari :  Penggunaan handphone untuk hal-hal yang negatif  Terdapatnya siswa yang berada di warung internet pada saat jam sekolah  Kesopanan dan rasa segan kepada guru dan orang yang lebih tua cenderung menurun  Ancaman narkoba dan pergaulan bebas yang semakin kuat dengan ditemukannya beberapa kasus yang melibatkan pelajar. Bab I. Pendahuluan LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 19 g. Masih belum optimalnya peran lembaga pendidikan dan pendidiknya di dalam menggali dan mengembangkan potensi setiap peserta didik. Hal ini ditunjukkan dari :  Pola pendidikan dan penilaian yang menyamaratakan pembelajaran bagi setiap peserta didik  Pengenalan dan pendekatan proses pendidikan terhadap latar belakang peserta didik secara pribadi belum optimal  Belum terpolanya penjurusan peserta didik berdasarkan minat dan bakatnya. h. Masih belum berkembangnya peran serta masyarakat dalam pengambilan kebijakan pendidikan, budaya membaca, dan produk-produk hasil pengembangan dan penelitian pendidikan. Hal ini terlihat dari :  Forum-forum guru dan kepala sekolah yang belum fokus dan konsisten dalam menyelesaikan berbagai kelelamahan mutu pendidikan yang dihadapi  Masih sangat sedikit tulisan hasil penelitian, artikel, berita, opini, dsb guru yang dipublikasikan  Masih belum berkembangnya pengembangan berbagai instrumen pembelajaran yang kreatif dan kontekstual. 3. Masalah Tata Kelola dan Akuntabilitas a. Masih lemahnya manajemen dan kualitas kepemimpinan lembaga pendidikan terutama dalam rangka manajemen berbasis sekolah. Hal ini terlihat dari :  Dokumen pengembangan sekolah dan anggaran belanja sekolah belum tersusun sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan  Belum optimalnya peran komite sekolah masyarakat dalam pengembangan sekolah maupun pengawasan penggunaan keuangan sekolah  Masih terdapatnya kasus-kasus disharmonisasi antara kepala sekolah dengan pendidik, tenaga kependidikan, maupun komite sekolah. b. Masih belum tertata dengan baik sistem perencanaan, aktualisasi, implementasi, koordinasi, monitoring, dan evaluasi program dan kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Dumai, serta belum Bab I. Pendahuluan LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 20 optimalnya sumber daya manusia yang melaksanakan berbagai program dan kegiatan tersebut. Hal ini terlihat dari :  Masih terdapatnya misskoorndinasi antara bidang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang sebagian disebabkan karena masih terdapatnya ego sektoral  Koordinasi dengan pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah pusat baik dalam hal pelaksanaan program nasional dan provinsi maupun dalam upaya bantuan kegiatan dan anggaran belum tertata dan cenderung berjalan sendiri-sendiri  Kegiatan belum benar-benar berfokus pada pencapaian hasil sebagaimana yang ditetapkan di dalam dokumen perencanaan dan tindak lanjut keberlanjutannya masih belum optimal  Data base, sistem informasi manajemen, dan pengembangan teknologi berbasis web yang belum optimal.  Sarana dan pra sarana gedung kantor serta fasilitas yang belum mendukung dinamika dan mobilisasi pelayanan pendidikan. 4. Upaya Penting Untuk Mempercepat Pencapaian MDGs Berdasarkan uraian atas, maka tantangan yang harus dijawab Pemerintah Kota Dumai dalam rangka pembangunan pendidikan dijabarkan sebagai berikut : a. Menjadikan biaya pendidikan terjangkau sampai tingkat pendidikan menengah oleh semua kalangan dan lapisan masyarakat baik di wilayah kota urban maupun di pinggiran kota sub urban. b. Mengurangi disparitas mutu sekolah antara sekolah negeri dengan swasta dan antara sekolah yang berada di wilayah kota urban maupun di pinggiran kota sub urban dengan berpedoman kepada 8 delapan standar pendidikan nasional sehingga seluruh sekolah di Kota Dumai dikategorikan sebagai Sekolah Standar Nasional SSN. c. Meminimalisir resiko siswa putus sekolah atau tidak melanjutkan sampai ke tingkat pendidikan menengah, terutama bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu miskin. Bab I. Pendahuluan LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 21 d. Menjadikan pembinaan karakter kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, dan toleransi sebagai salah satu tujuan utama bagi peserta didik di dalam setiap mata pelajaran dan kegiatan belajar mengajar. e. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui kehadiran sekolah bertaraf internasional SBI atau minimal rintisan SBI di setiap jenjang pendidikan. f. Menata agar ketersediaan guru tercukupi di seluruh kecamatan, mengajar sesuai dengan latar belakang keilmuannya, serta adanya pengembangan dan penghargaan kualitas dan profesi yang berkelanjutan. g. Meningkatkan kualifikasi guru menjadi setingkat S-1 D4 sebagai mana tuntutan Undang-Undang Guru dan Dosen. h. Menjadikan pendidik sebagai profesional melalui program sertifikasi, peningkatan kapasitas mengajar, dan pembinaan soft skill sikap, mentalitas, dan etos kerja. i. Meningkatkan perlindungan, penghargaan, dan kesejahteraan tenaga pendidik khususnya guru bantu dan guru pegawai tidak tetap. j. Menjadikan sekolah sebagai bangunan publik yang nyaman sehingga dapat menjadi pusat belajar dan sosialisasi masyarakat, pembinaan budi pekerti, pengembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berparadigma lingkungan green school. k. Menjadikan mutu pendidikan Kota Dumai dikenal di tingkat lokal dan nasional melalui prestasi akademis dan non akademis sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, dan siswa dalam berbagai event. l. Menjadikan sekolah sebagai institusi yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, keterbukaan, profesionalisme, dan akuntabilitas. m. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha, dan industri dalam mendukung penyediaan sarana dan pra sarana pendidikan. n. Menjadikan SMK sebagai lembaga yang relevan dalam pengembangan ekonomi masyarakat dan penghasil tenaga kerja yang terampil sehingga siap ditempatkan dalam dunia usaha dan industri. o. Meningkatkan kualitas pendidik tentor sehingga mampu menjadi tenaga ahli yang diakui sehingga dapat membantu meningkatkan daya jual pendidikan oleh dunia usaha dan industri di Kota Dumai. Bab I. Pendahuluan LKj IP Kota Dumai Tahun 2016 22

c. Sektor Pertumbuhan EkonomiPDRB