72
Biologi SMA dan MA Kelas X
Protozoa menyerupai jamur dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu jamur lendir sejati Myxomycetes, filum
Amoebozoa, jamur lendir endoparasit Plasmodiophoro- mycetes, jamur lendir seluler Acrasiomycetes, jamur lendir
jaring Labyrinthulomycetes dan jamur air Oomycetes. Sistem klasifikasi lama memasukkan jamur lendir endoparasit, jamur
lendir seluler, dan jamur lendir jaring ke dalam Myxomycetes, namun sekarang dipisah menjadi kelas tersendiri yang bersama-
sama dengan jamur air dimasukkan dalam filum Heterokon- tophyta.
1. Myxomycetes
Beberapa ahli menyebut Myxomycetes sebagai Mycetozoa karena dalam daur hidupnya dijumpai tahapan yang serupa
dengan kehidupan Protozoa, diselingi dengan tahapan yang menyerupai kehidupan jamur. Dalam siklus hidupnya terdapat
fase vegetatif yang diselingi dengan fase generatif. Pada fase vegetatif
bentuknya menyerupai lendir yang dapat berpindah- pindah dengan menjulur ke tempat-tempat yang mengandung
banyak makanan. Sel Myxomycetes menyerupai protoplasma Amoeba
dengan banyak inti multinukleat yang tidak berdinding yang disebut plasmodium. Ukuran dan warnanya sangat
beragam dan bentuknya berubah-ubah ketika merayap di atas permukaan substrat. Organisme ini memakan bakteri, Protozoa,
spora jamur lain, dan bahan-bahan organik lain seperti sisa-sisa daun, ranting, dan kayu. Makanan diserap dengan fagositosis
dan dicerna dalam vakuola makanan dan sisa-sisa yang tidak dicerna dikeluarkan dari vakuola. Jika lingkungan tidak
menguntungkan, jamur lendir ini membentuk sel yang berdinding tebal dan keras yang disebut sklerotium.
Pada fase generatifreproduktif, Myxomycetes hidup menetap dan mempunyai bentuk yang khas berupa tubuh buah
sporangium yang mempunyai dinding sel yang disebut peridium
. Tubuh buah Myxomycetes menghasilkan spora-spora haploid yang berflagela disebut miksflagelata myxoflagellata.
Spora ini tahan terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Flagela pada spora berfungsi untuk bergerak
dan dapat dilepaskan ketika tumbuh menjadi individu baru yang disebut miksamuba myxoamoeba. Contoh Myxomycetes
adalah Ceratiomyxa fructilosa, Physarium polycephalum, Didymium nigripes. Trichia persimilis,
dan Stemonitis splendens. Perhatikan daur hidup Physarium polycephalum salah satu jenis
Myxomycetes dari ordo Physarales.
2. Plasmodiophoromycetes
Mikroorganisme ini menyerupai Myxomycetes, namun plasmodium multinukleatnya berkembang di dalam jaringan
tumbuhan inang. Plasmodium menghasilkan zoosporangium yang menghasilkan spora. Infeksi terjadi jika zoospora
menembus akar tanaman inang dan tumbuh menjadi
Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 4.20 Tubuh buah yang diha-
silkan jamur lendir.
spora perkecambahan
Sumber: Repro Bank Gambar Penerbit, 2006
tubuh buah meiosis
permulaan terja- dinya tubuh buah
plasmodium tua plasmodium
muda kariogami
plasmogami plasmogami
pembelahan sel
miksamuba miksflagelata
T AH
AP D
IPL O
ID T
AH AP
H APL
O ID
Gambar 4.21 Daur hidup Physarium
polycephalum, salah satu jenis Myxomycetes.
Protista
73
myxoamoeba perkecambahan spora yang menghasilkan bentuk
serupa amoeba yang kemudian tumbuh menjadi plasmodium. Ketika ukuran plasmodium bertambah mengakibatkan akar-
akar tanaman inang membengkak menyebabkan penyakit yang disebut bengkak akar. Pada tahap ini spora dibentuk dan tetap
tinggal di dalam sel-sel tanaman inang. Spora Plasmo- diophoromycetes tidak dihasilkan di dalam tubuh buah seperti
dijumpai pada jamur lendir yang lain. Apabila tanaman inang mati dan membusuk, spora-spora Plasmodiophoromycetes
dibebaskan dan siap untuk menginfeksi bibit-bibit tanaman baru. Tanaman yang sering digunakan sebagai inang adalah
tanaman kentang dan kubis yang menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan diakhiri dengan kematian sebelum
waktunya. Kelompok Plasmodiophoromycetes yang lain merupakan parasit pada ganggang air tawar.
Contohnya adalah Plasmodiophora brassicae yang menyebab- kan bengkak akar pada tanaman kubis, Spongospora subterranean
merupakan parasit pada tanaman kentang, Sorodiscus, Tetramyxa, Octomyxa,
dan Polymyxa.
3. Acrasiomycetes
Acrasiomycetes merupakan jamur lendir seluler yang hidup bebas dan amoeboid berbentuk menyerupai amoeba, namun
plasmodiumnya tidak multinukleat. Dapat dijumpai di berbagai tempat di dalam tanah yang banyak mengandung bahan
organik, memakan bakteri dan zat-zat organik. Tubuh buah Acrasiomycetes disebut sorokarp yaitu tubuh buah yang sering
ditemukan bercabang-cabang dan tiap ujung cabang membentuk kelompok-kelompok spora. Spora Acrasiomycetes
berbentuk seperti bola atau telur dengan dinding sel tipis yang mengandung selulosa. Pada beberapa spesies yang lain, spora
yang dihasilkan tidak mengandung dinding sel yang disebut pseudospora
. Spora akan berkecambah membentuk miksamuba yang kemudian tumbuh menjadi plasmodium. Contoh jamur
lendir seluler adalah Acrasis, Sappina, Polysphodylium, dan Dictyostelium discoideum.
4. Labyrinthulomycetes
Jamur lendir dalam kelas Labyrinthulomycetes memiliki sedikit persamaan dengan golongan jamur. Kebanyakan
dijumpai di lingkungan laut dan menjadi parasit atau saprofit pada ganggang laut. Namun beberapa jenisnya juga dijumpai
di daratan. Jamur lendir ini pada permukaannya terdapat jaring halus yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya. Sel-selnya
sebagian besar berbentuk lonjong atau seperti gelendong. Sel- sel ini tidak berdinding dan tiap sel berinti satu. Sel-sel tersebut
terhimpun menjadi satu kelompok oleh benang-benang dari lendir yang dihasilkannya. Sejumlah sel kemudian berkelompok
dan membentuk sporosit yang menghasilkan spora. Spora Labytunthulomycetes berselaput lendir dan berflagela dua.
Sumber: Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2005
pseudoplasmodium spora
berkecambah amoeba
agregasi
Gambar 4.22 Daur hidup Dictyo-
stelium discoideum, salah satu jenis Acrasio-
mycetes.
Sumber: Repro Bank Gambar penerbit, 2006
Gambar 4.23 Pseudoplasmodium dari
Labyrinthulomycetes: a jenis Labyrinthula
vitellina dan b jenis L. minuta.
a b