Euglenophyta Biologi SMA Kelas X-Herni Budiati-2009

72 Biologi SMA dan MA Kelas X Protozoa menyerupai jamur dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu jamur lendir sejati Myxomycetes, filum Amoebozoa, jamur lendir endoparasit Plasmodiophoro- mycetes, jamur lendir seluler Acrasiomycetes, jamur lendir jaring Labyrinthulomycetes dan jamur air Oomycetes. Sistem klasifikasi lama memasukkan jamur lendir endoparasit, jamur lendir seluler, dan jamur lendir jaring ke dalam Myxomycetes, namun sekarang dipisah menjadi kelas tersendiri yang bersama- sama dengan jamur air dimasukkan dalam filum Heterokon- tophyta.

1. Myxomycetes

Beberapa ahli menyebut Myxomycetes sebagai Mycetozoa karena dalam daur hidupnya dijumpai tahapan yang serupa dengan kehidupan Protozoa, diselingi dengan tahapan yang menyerupai kehidupan jamur. Dalam siklus hidupnya terdapat fase vegetatif yang diselingi dengan fase generatif. Pada fase vegetatif bentuknya menyerupai lendir yang dapat berpindah- pindah dengan menjulur ke tempat-tempat yang mengandung banyak makanan. Sel Myxomycetes menyerupai protoplasma Amoeba dengan banyak inti multinukleat yang tidak berdinding yang disebut plasmodium. Ukuran dan warnanya sangat beragam dan bentuknya berubah-ubah ketika merayap di atas permukaan substrat. Organisme ini memakan bakteri, Protozoa, spora jamur lain, dan bahan-bahan organik lain seperti sisa-sisa daun, ranting, dan kayu. Makanan diserap dengan fagositosis dan dicerna dalam vakuola makanan dan sisa-sisa yang tidak dicerna dikeluarkan dari vakuola. Jika lingkungan tidak menguntungkan, jamur lendir ini membentuk sel yang berdinding tebal dan keras yang disebut sklerotium. Pada fase generatifreproduktif, Myxomycetes hidup menetap dan mempunyai bentuk yang khas berupa tubuh buah sporangium yang mempunyai dinding sel yang disebut peridium . Tubuh buah Myxomycetes menghasilkan spora-spora haploid yang berflagela disebut miksflagelata myxoflagellata. Spora ini tahan terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Flagela pada spora berfungsi untuk bergerak dan dapat dilepaskan ketika tumbuh menjadi individu baru yang disebut miksamuba myxoamoeba. Contoh Myxomycetes adalah Ceratiomyxa fructilosa, Physarium polycephalum, Didymium nigripes. Trichia persimilis, dan Stemonitis splendens. Perhatikan daur hidup Physarium polycephalum salah satu jenis Myxomycetes dari ordo Physarales.

2. Plasmodiophoromycetes

Mikroorganisme ini menyerupai Myxomycetes, namun plasmodium multinukleatnya berkembang di dalam jaringan tumbuhan inang. Plasmodium menghasilkan zoosporangium yang menghasilkan spora. Infeksi terjadi jika zoospora menembus akar tanaman inang dan tumbuh menjadi Sumber: www.wikipedia.com Gambar 4.20 Tubuh buah yang diha- silkan jamur lendir. spora perkecambahan Sumber: Repro Bank Gambar Penerbit, 2006 tubuh buah meiosis permulaan terja- dinya tubuh buah plasmodium tua plasmodium muda kariogami plasmogami plasmogami pembelahan sel miksamuba miksflagelata T AH AP D IPL O ID T AH AP H APL O ID Gambar 4.21 Daur hidup Physarium polycephalum, salah satu jenis Myxomycetes. Protista 73 myxoamoeba perkecambahan spora yang menghasilkan bentuk serupa amoeba yang kemudian tumbuh menjadi plasmodium. Ketika ukuran plasmodium bertambah mengakibatkan akar- akar tanaman inang membengkak menyebabkan penyakit yang disebut bengkak akar. Pada tahap ini spora dibentuk dan tetap tinggal di dalam sel-sel tanaman inang. Spora Plasmo- diophoromycetes tidak dihasilkan di dalam tubuh buah seperti dijumpai pada jamur lendir yang lain. Apabila tanaman inang mati dan membusuk, spora-spora Plasmodiophoromycetes dibebaskan dan siap untuk menginfeksi bibit-bibit tanaman baru. Tanaman yang sering digunakan sebagai inang adalah tanaman kentang dan kubis yang menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan diakhiri dengan kematian sebelum waktunya. Kelompok Plasmodiophoromycetes yang lain merupakan parasit pada ganggang air tawar. Contohnya adalah Plasmodiophora brassicae yang menyebab- kan bengkak akar pada tanaman kubis, Spongospora subterranean merupakan parasit pada tanaman kentang, Sorodiscus, Tetramyxa, Octomyxa, dan Polymyxa.

3. Acrasiomycetes

Acrasiomycetes merupakan jamur lendir seluler yang hidup bebas dan amoeboid berbentuk menyerupai amoeba, namun plasmodiumnya tidak multinukleat. Dapat dijumpai di berbagai tempat di dalam tanah yang banyak mengandung bahan organik, memakan bakteri dan zat-zat organik. Tubuh buah Acrasiomycetes disebut sorokarp yaitu tubuh buah yang sering ditemukan bercabang-cabang dan tiap ujung cabang membentuk kelompok-kelompok spora. Spora Acrasiomycetes berbentuk seperti bola atau telur dengan dinding sel tipis yang mengandung selulosa. Pada beberapa spesies yang lain, spora yang dihasilkan tidak mengandung dinding sel yang disebut pseudospora . Spora akan berkecambah membentuk miksamuba yang kemudian tumbuh menjadi plasmodium. Contoh jamur lendir seluler adalah Acrasis, Sappina, Polysphodylium, dan Dictyostelium discoideum.

4. Labyrinthulomycetes

Jamur lendir dalam kelas Labyrinthulomycetes memiliki sedikit persamaan dengan golongan jamur. Kebanyakan dijumpai di lingkungan laut dan menjadi parasit atau saprofit pada ganggang laut. Namun beberapa jenisnya juga dijumpai di daratan. Jamur lendir ini pada permukaannya terdapat jaring halus yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya. Sel-selnya sebagian besar berbentuk lonjong atau seperti gelendong. Sel- sel ini tidak berdinding dan tiap sel berinti satu. Sel-sel tersebut terhimpun menjadi satu kelompok oleh benang-benang dari lendir yang dihasilkannya. Sejumlah sel kemudian berkelompok dan membentuk sporosit yang menghasilkan spora. Spora Labytunthulomycetes berselaput lendir dan berflagela dua. Sumber: Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2005 pseudoplasmodium spora berkecambah amoeba agregasi Gambar 4.22 Daur hidup Dictyo- stelium discoideum, salah satu jenis Acrasio- mycetes. Sumber: Repro Bank Gambar penerbit, 2006 Gambar 4.23 Pseudoplasmodium dari Labyrinthulomycetes: a jenis Labyrinthula vitellina dan b jenis L. minuta. a b