86
Biologi SMA dan MA Kelas X
dikotomi pada akar tumbuhan, hifanya tak bersekat, dan menghasilkan spora multinukleat berukuran besar dan
berdinding tebal. Arbuskuler merupakan struktur yang digunakan sebagai tempat pertukaran makanan antara jamur
dan tanaman inang. Jenis lain membentuk struktur seperti balon pada akar inang yang disebut vesikel. Arbuskuler dan vesikel
juga berfungsi sebagai tempat penimbunan hasil metabolisme jamur. Glomeromycota berkembang biak secara aseksual
membentuk spora. Jika kondisi menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang
dan membentuk mikoriza baru. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tidak ditemukan. Beberapa contoh
Glomeromycota adalah Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora,
dan Entrophospora
.
4. Ascomycota
Saat ini dikenal sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya sekitar 5 mikrometer
yang bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta dengan satu sel terdiri satu nukleat hifa uninukleat, namun
pada beberapa jenis ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan
E
-glukan. Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan
sering bersimbiosis dengan organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut kerak. Kelompok Ascomycota
dicirikan oleh pembentukan askus sebagai tempat pembentukan askospora. Askus merupakan kantong tempat terbentuknya
askospora, setiap askus berisi antara 2 – 8 askospora, yang kebanyakan hidup sebagai saproba dan parasit pada tumbuhan,
hewan, dan manusia.
Sebagian Ascomycota berupa jamur uniseluler misalnya khamir atau ragi. Khamir tidak membentuk hifa, selnya
berbentuk bulat atau oval yang dapat bertunas berkuncup sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu. Khamir
melakukan reproduksi dengan membentuk tunas yang diikuti pembelahan inti. Terbentuk dua inti sel, salah satu inti sel
kemudian bergerak ke dalam kuncup sehingga terbentuk sel anak yang dapat memisahkan diri atau tetap bersatu
membentuk koloni. Jika lingkungan kurang menguntungkan sel khamir berkembang biak secara seksual. Sel khamir dapat
berfungsi sebagai askus yang berisi empat askospora haploid yang tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
Spora yang dihasilkan dapat berkecambah membentuk sel-sel kecil yang bulat. Kemudian sel-sel yang bersesuaian dapat
melakukan peleburan membentuk sel diploid yang berukuran lebih besar.
Ascomycota yang lain berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri, membentuk tunas, fragmentasi, dan
membentuk konidia. Konidia yang dibentuk dapat tunggal atau berantai panjang pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.
Gambar 5.9 Bentuk arbuskula pada
Glomeromycota.
Sumber: www.wikipedia.com
Gambar 5.10 Bentuk konidiofor pada
Penicillium roqueforti
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
FungiJamur
87
Reproduksi seksual Ascomycota terjadi dengan konjugasi. Mula-mula hifa membentuk gametangia jantan anteridium dan