Eubacteria dan Archaebacteria
47
5 Escherichia coli yang hidup di dalam usus besar manusia membantu membusukkan sisa-sisa makanan dan
menghasilkan vitamin K. 6 Streptococcus griceus menghasilkan antibiotik streptomisin.
7 Pada pengolahan limbah, diperlukan bakteri aerob untuk mengoksidasi limbah, sehingga daya racun limbah
terhadap lingkungan berkurang. 8 Pada pembuatan biogas, bakteri mengubah sampah dan
kotoran menjadi biogas yang terutama terdiri atas gas metana. Gas metana dapat digunakan sebagai bahan
bakar dan penerangan. 9 Dalam rekayasa genetika, ADN bakteri dimodifikasi
sehingga menghasilkan protein tertentu yang dibutuhkan manusia. Dengan demikian dapat diperoleh sejumlah
besar proteinenzim dalam waktu relatif singkat.
b. Bakteri yang Merugikan
Banyak bakteri yang bersifat merugikan karena menimbul- kan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Bakteri
juga menyebabkan banyak kerusakan pada makanan, bahan pangan, dan menghasilkan toksinracun. Berikut ini contoh
beberapa jenis bakteri yang merugikan. 1 Clostridium tetani menyebabkan penyakit tetanus.
2 Salmonella typhi menyebabkan penyakit tifus. 3 Diplococcus pneumonia menyebabkan penyakit
pneumoniaradang paru-paru. 4 Bacillus anthracis menyebabkan penyakit antraks pada
sapi, kerbau, dan domba. 5 Aspergillus flavus merusak biji kacang-kacangan yang
disimpan dan menghasilkan racun aflatoksin yang berbahaya.
6 Erwinia tracheiphila menyebabkan penyakit busuk daun pada tanaman labu.
c. Usaha Pencegahan
Usaha untuk mencegah serangan bakteri adalah menjaga kebersihan, pola hidup higienis, dan melakukan sterilisasi
pada peralatan. Penyakit karena bakteri dapat diatasi dengan pemberian vaksin dan antibiotik. Serangan bakteri pada
tanaman dapat diatasi dengan pemberian bakterisida. Untuk mencegah kerusakan makanan dan bahan pangan dilakukan
berbagai upaya pengawetan seperti pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengeringan, pengasapan, pengasaman,
pengasinan, dibuat manisan, pasteurisasi, radiasi, dan meng- gunakan bahan kimia.
Tugas 3.4
Carilah informasi jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri baik pada hewan, tumbuhan, dan manusia.
Kemukakan pula usaha-usaha untuk pencegahannya.
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
Gambar 3.12 Salmonella typhi me-
ny e babkan penyakit tifus pada manusia.
48
Biologi SMA dan MA Kelas X
Cyanobacteria juga disebut ganggang hijau biru karena berwarna hijau kebiruan. Cyanobacteria merupakan kelompok
bakteri yang mempunyai klorofil di dalam sitoplasmanya sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cyanobacteria dapat
ditemukan hampir di semua tempat yang lembab seperti tanah yang lembab, perakaran tanaman, dan hampir di semua
lingkungan perairan, dari mata air panas sampai ke danau beku di Antartika. Namun Cyanobacteria tidak ditemukan pada
lingkungan perairan yang asam.
1. Ciri dan Struktur Cyanobacteria
Ciri dan struktur Cyanobacteria menyerupai bakteri pada umumnya. Semua Cyanobacteria mengandung klorofil a seperti
pada tumbuhan tingkat tinggi. Klorofil pada bakteri disebut bakterioklorofil
. Selain klorofil a, Cyanobacteria mempunyai beberapa pigmen tambahan termasuk karotenoid. Warna biru
pada Cyanobacteria disebabkan oleh pigmen biru atau fikosianin. Beberapa jenis Cyanobacteria juga mempunyai pigmen merah
atau fikoeritrin di dalam selnya. Klorofil dan pigmen-pigmen tambahan itu tidak terdapat dalam plastida, melainkan tersebar
pada sistem membran sel.
Dinding sel Cyanobacteria tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun dari peptidoglikan seperti dinding sel bakteri.
Jika dites dengan pewarna gram, dinding sel Cyanobacteria menunjukkan sifat sebagai gram negatif. Cyanobacteria
menyimpan cadangan makanan berupa polisakarida yang disebut sianofisin. Selain karbohidrat, Cyanobacteria juga
menyimpan lemak dan protein. Sel-sel Cyanobacteria tidak mempunyai silia, flagela, maupun alat penggerak yang lain.
Namun demikian beberapa Cyanobacteria yang berbentuk filamen dapat bergerak.
Semua Cyanobacteria berukuran mikroskopis, namun sering tumbuh dalam kelompok yang besar sehingga panjangnya
dapat mencapai lebih dari satu meter. Cyanobacteria ada yang hidup uniseluler dan ada yang berkoloni. Contoh Cyanobacteria
uniseluler adalah Croococcus dan Gloeocapsa. Koloni Cyano- bacteria dapat berbentuk seperti benang atau filamen,
bercabang-cabang, atau tidak beraturan. Setiap sel dalam koloni bereproduksi dengan membelah. Sel baru yang dihasilkan dapat
tetap berkoloni atau melepaskan diri dan membentuk koloni yang terpisah. Pada Cyanobacteria yang berkoloni, sel satu
dengan yang lain saling melekat pada dinding selnya tanpa ada hubungan sitoplasma. Jadi setiap sel dalam koloni tetap hidup
secara mandiri. Contoh Cyanobacteria berkoloni adalah Polycistis dan Spirulina, sedangkan Cyanobacteria berbentuk filamen
B Cyanobacteria
Gambar 3.13 Anabaena merupakan
Cyanobacteria yang berbentuk filamen.
Sumber: www.wikipedia.com
Eubacteria dan Archaebacteria
49
benang misalnya Oscillatoria, Nostoc, Rivularia, dan Anabaena.
2. Reproduksi
Reproduksi Cyanobacteria uniseluler adalah dengan pembelahan sel
. Cyanobacteria yang berkoloni melakukan reproduksi dengan fragmentasi. Fragmen multiseluler yang
dihasilkannya disebut hormogonium. Pada Cyanobacteria yang berkoloni berbentuk filamen,
misalnya Nostoc dan Anabaena, dapat membentuk heterosista, yaitu sel-sel berukuran lebih besar dengan dinding berlapis
banyak yang berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Di dalam sel ini terletak tilakoid yang tertata dalam pola konsentris.
Heterosista dapat melepaskan diri dari filamen induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Pada keadaan lingkungan yang
tidak menguntungkan, sel-sel vegetatif Cyanobacteria dapat berubah menjadi spora berdinding tebal yang disebut akinet.
Di dalam akinet terkonsentrasi cadangan karbohidrat sianofisin yang mengandung protein. Akinet sangat tahan terhadap
lingkungan yang kurang baik dan masih dapat berkecambah untuk menghasilkan individu baru setelah melampaui masa
dorman yang lama, mencapai 87 tahun. Pada Cyanobacteria juga ditemukan rekombinasi genetik seperti pada bakteri.
3. Peran Cyanobacteria dalam Kehidupan
Beberapa Cyanobacteria berperan sebagai plankton di lautan. Jenis Cyanobacteria yang lain hidup di air tawar. Cyanobacteria
yang hidup di sekitar mata air panas sering membentuk lapisan endapan kapur yang tebal di sekitar koloninya. Beberapa jenis
Cyanobacteria dapat menambat nitrogen misalnya Nostoc, sehingga dapat hidup di bebatuan dan tanah yang tandus.
Cyanobacteria yang bersimbiosis dengan tumbuhan air dapat menyuburkan perairan. Contohnya Anabaena azolae yang
bersimbiosis dengan Azola pinata. Cyanobacteria lain mampu mengikat nitrogen bebas adalah Nostoc, dan Gloeocapsa.
Cyanobacteria dapat bersimbiosis dengan amoeba, protozoa berflagela, diatom, alga hijau tak berklorofil, Cyanobacteria yang
lain, tumbuhan tingkat tinggi, dan cendawan.
Beberapa jenis Cyanobacteria dikembangkan sebagai sumber makanan atau protein sel tunggal. Salah satu jenis yang populer
adalah Spirulina yang mengandung protein tinggi dan aman dikonsumsi.
Tugas 3.5
Pencemaran air oleh pupuk sisa pertanian menyebabkan penyuburan perairan sehingga pertumbuhan alga di
perairan itu sangat pesat yang disebut eutrofikasi. Air dari perairan ini berbahaya jika diminum oleh hewan atau
manusia karena mengandung racun sianotoksin. Diskusikan dengan teman-temanmu bahaya eutrofikasi
dan upaya-upaya untuk mencegahnya.
Bio Info
Stomatolit
Di perairan tropis dangkal Cyano- bacteria dapat membentuk gun-
dukan menyerupai batu yang disebut stomatolit. Fosil stromatolit
ditemukan dalam bentuk membatu yang telah berumur lebih dari
3 miliar tahun, yaitu terbentuk pada masa Precambrian. Diperkirakan
pada zaman dahulu Cyanobacteria berperan dalam mengubah at-
mosfer purba yang kaya karbon dioksida menjadi atmosfer dengan
komposisi kaya nitrogen dan oksigen serta miskin karbon
dioksida seperti sekarang ini.
Gambar 3.14 Spirulina dimanfaatkan
sebagai protein sel tunggal.
Sumber: www.wikipedia.com