Peran Cyanobacteria dalam Kehidupan

50 Biologi SMA dan MA Kelas X Beberapa Cyanobacteria yang hidup di perairan meng- hasilkan racun, sehingga dapat membunuh organisme yang hidupmenggunakan air di perairan tersebut. Cyanobacteria juga dapat hidup di tembok dan batu candi sehingga merusak bangunan dari tembok dan batu. Archaebacteria meliputi kelompok bakteri yang mempunyai beberapa perbedaan komposisi sel, fisiologi, dan materi genetik dengan kelompok Eubacteria. Organisme dalam kelompok Archaebacteria disebut arkae. Perbedaan pokok antara Archaebacteria dengan Eubacteria adalah komposisi lemak pada dinding sel dan perbedaan lintasan metabolisme, enzim, dan kofaktor enzim. Dinding sel Archaebacteria tidak mengandung peptidoglikan, atau jika ada tidak mengandung asam muramat. Meskipun dapat bersifat gram positif atau gram negatif, dinding sel arkae secara struktural berbeda dengan dinding sel bakteria. Archaebacteria tidak dapat membentuk spora. Kebanyakan bersifat anaerob meskipun beberapa jenis bersifat aerobik, anaerobik, dan anaerobik fakultatif. Di dalam selnya tidak mengandung klorofil. Beberapa jenis Archaebacteria mempunyai flagella untuk bergerak. Ribosom arkae mempunyai komposisi protein yang berbeda dengan ribosom bakteri. Archaebacteria dapat ditemukan di daratan maupun di perairan dan dapat hidup di lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu dapat hidup di perairan panas dan berkadar garam tinggi. Bentuk sel bervariasi, misalnya berbentuk seperti bola, batang, dan spiral. Kelompok bakteri ini bereproduksi dengan pembelahan sel, membentuk tunas, dan fragmentasi benang pada Archaebacteria yang hidup berkoloni. 1. Jenis-Jenis Archaebacteria Dalam sistem klasifikasi modern, Archaebacteria dibagi menjadi empat kelompok utama yaitu krenarkaeota, euriarkaeota, korarkaeota, dan nanoarkaeota. Euriarkaeota merupakan kelompok yang penting, terdiri dari metanokokus, metanopiri, metanobakter, halobakteri, termoplasma, termokokus, dan arkaeoglobi. Berdasarkan keadaan lingkungan yang dikehendaki, Archaebacteria dibedakan menjadi tiga kelompok. C Archaebacteria Tugas 3.6 Beberapa Cyanobacteria yang digunakan sebagai sumber pangan PST protein sel tunggal dipercaya dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Namun demikian konsumsi PST terus-menerus diduga mem- bahayakan kesehatan. Carilah informasi bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh PST. Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Gambar 3.15 Pembelahan sel Methano- spirillum hungatii. Eubacteria dan Archaebacteria 51 Tugas 3.7

a. Archaebacteria Halofil

Archaebacteria ini ditemukan di lingkungan berkadar garam tinggi. Contohnya adalah Halobacterium yang dapat tumbuh optimum pada kadar garam setinggi 20 – 30 persen. Jika konsentrasi garam turun, sel Halobacterium mengalami lisis sehingga rusak dan mati.

b. Archaebacteria Metanogen

Archaebacteria metanogen memperoleh energi dari metabolisme yang mengubah senyawa karbon dioksida dan hidrogen menjadi gas metana. Senyawa yang dapat diubah menjadi metana oleh orgnisme ini antara lain methanol, asam formiat, asam asetat, dan metal alamin. Dalam dekomposisi senyawa organik misalnya selulosa, pati, protein, asam amino, lemak, dan alkohol Archaebacteria metanogen membutuhkan bakteri anaerob lain yang dapat mengubah senyawa itu menjadi karbon dioksida dan hidrogen. Gas karbon dioksida dan hidrogen ini kemudian digunakan oleh Archaebacteria metanogen. Semua Archaebacteria metanogen bersifat anaerobik. Archaebacteria jenis ini sering ditemukan pada sisa-sisa tanaman yang membusuk secara anaerobik. Bakteri ini juga ditemukan hidup di tanah, kolam, dan di saluran pen- cernaan hewan ruminansia. Archaebacteria metanogen berperan penting pada degradasi limbah di unit pengolahan limbah. Contoh Archaebakteria metanogen adalah Metanococcus , Metanobacter, dan Metanomicrobium.

c. Archaebacteria Termofil

Archaebacteria ini dapat hidup di lingkungan bersuhu relatif tinggi, lebih tinggi daripada suhu yang ditolerir Eubacteria, yaitu mencapai suhu 80° – 110°C. Suhu setinggi ini biasanya dijumpai di tempat pembuatan kompos, sumber air panas, dan daerah geothermal di laut dalam. Thermus aquaticus ditemukan di perairan yang suhunya mencapai 79°C. Beberapa jenis Archaebacteria termofil lain bergantung pada keberadaan sulfur dalam metabolismenya. Contoh Archaebacteria termofil adalah Sulfolobus, Termoplasma, Pyrodictium , dan Termococcus.

2. Peranan Archaebacteria

Archaebacteria membantu pencernakan makanan pada ruminansia. Bakteri metanogen digunakan untuk degradasi limbah pada unit pengolahan limbah. Membantu pembuatan kompos dan biogas. Sampai saat ini tidak ditemukan Archae- bacteria yang menyebabkan penyakit pada organisme lain. Bakteri dan arkae banyak dimanfaatkan untuk pem- buatan biogas. Carilah informasi tentang biogas, cara pembuatan dan pemanfaatannya. Gambar 3.16 Halobacteria merupa- kan arkae yang dapat tumbuh pada lingkungan berkadar garam tinggi. Sumber: www.biology.kenyon.edu 52 Biologi SMA dan MA Kelas X Rangkuman • Sistem klasifikasi terbaru membagi monera menjadi dua kelompok yaitu Eubacteria dan Archaebacteria. Kelompok organisme ini bersifat uniseluler atau berkoloni, prokariotik, berukuran mikroskopis, dan berkembang biak secara aseksual dan terdapat pertukaran materi genetik yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi. • Bentuk dasar bakteri dibedakan menjadi tiga yaitu basil, kokus, dan spirilum. Pada bakteri yang berkoloni, terdapat sistem penataan sel dari bentuk dasar tersebut. • Berdasarkan cara memperoleh makanan, terdapat bakteri autotrof dan heterotrof. Bakteri autotrof ada yang bersifat fotoautotrof dan kemoautotrof. Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk respirasi, terdapat bakteri aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif. • Faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan bakteri adalah ketersediaan nutrisi, oksigen, suhu, kelembapan, tekanan osmotis, pH, radiasi, dan adanya senyawa kimia toksik. • Contoh manfaat bakteri yaitu untuk pengolahan makanan, menghasilkan bahan organik, pembusuk sisa organisme, menyuburkan tanah, pengolahan limbah, membuat kompos dan biogas, untuk rekayasa genetika, dan sebagainya. Bakteri dapat bersifat merugikan karena menyebabkan penyakit, merusak bahan pangan, dan menghasilkan racun. • Bakteri fotosintetik dikelompokkan dalam Cyanobacteria, ada yang uniseluler dan ada yang berkoloni, semua bersifat autotrof, berkembang biak dengan pembelahan sel dan fragmentasi, dan terjadi pertukaran materi genetik seperti pada bakteri. • Cyanobacteria yang menguntungkan: sebagai organisme perintis, menyuburkan tanah, dan sebagai bahan makanan. Cyanobacteria yang merugikan karena merusak berbagai bangunan dan peralatan serta menghasilkan racun. • Archaebacteria merupakan mikroorganisme menyerupai bakteri namun berbeda dalam beberapa komposisi sel, fisiologis, jalur metabolisme, dan materi genetik. Dibedakan menjadi arkae termofil, metanogen, dan halofil. • Archaebacteria berperan dalam degradasi limbah, membantu pencernaan ruminansia, pembuatan kompos dan biogas, dan sebagainya. Tidak ditemukan arkae yang menyebabkan penyakit pada organisme lain. Latihan 3 I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Kerjakan di buku tugasmu 2. Tubuh bakteri pada bagian luar terdapat lapisan yang menyelubungi dinding sel secara keseluruhan disebut .... a. kapsul b. flagela c. sitoplasma d. prokarion e. kalsium karbonat 1. Bakteri termasuk mikroorganisme bersel satu dan belum mempunyai membran inti atau disebut .... a. eukarion b. prokarion c. dominan d. resesif e. homozigot