146
Biologi SMA dan MA Kelas X
Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan dan selanjutnya makanan dicerna di dalam
rongga gastrovaskuler. Hydra berkembang biak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
dengan membentuk kuncup atau tunas pada sisi tubuhnya. Tunas yang telah memiliki epidermis,
mesoglea, dan rongga gastrovaskuler dapat melepaskan diri dan tumbuh menjadi individu baru. Perkembang-
biakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur dari ovarium dengan sperma dari testis. Hasil
peleburan membentuk zigot yang dapat membentuk kista. Kista dapat berenang bebas dan di tempat yang
sesuai akan melekat di dasar perairan. Jika menemukan lingkungan yang baik, inti kista pecah dan embrio
tumbuh menjadi Hydra baru.
2 Obelia Obelia berbentuk polip dan medusa yang hidup di laut.
Obelia yang hidup berkoloni di laut dangkal membentuk polip yang melekat di batu karang. Polip pada Obelia
dibedakan menjadi dua jenis polip yaitu hidran yang bertugas mengambil dan mencernakan makanan dan
gonangium
yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual. Obelia mengalami pergiliran keturunan meta-
genesis antara keturunan seksual dengan keturunan aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan
oleh gonangium. Pada gonangium terbentuk tunas yang dapat memisahkan diri dan berkembang menjadi
medusa muda yang dapat berenang bebas. Medusa muda kemudian berkembang menjadi medusa dewasa.
Medusa dewasa mempunyai dua alat kelamin her- mafrodit yang menghasilkan sel telur dan sperma.
Pembuahan terjadi secara eksternal di luar tubuh dan membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi larva
bersilia disebut planula. Pada tempat yang sesuai planula akan merekatkan diri menjadi polip muda kemudian
tumbuh menjadi Obelia. Selanjutnya Obelia membentuk tunas sehingga terbentuk koloni Obelia yang baru.
b. Kelas Scypozoa
Scypozoa berasal dari bahasa Yunani scyphos mangkuk dan zoon
binatang karena bentuk tubuhnya yang menyerupai
mangkuk atau cawan transparan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Permukaan tubuh bagian bawah
terdapat rongga mulut yang dikelilingi empat tentakel. Mulut ini berhubungan dengan rongga pencernaan. Pencernaan
pada Scypozoa terjadi secara ekstraseluler. Scypozoa telah memiliki beberapa indra sederhana misalnya tentakel sebagai
alat keseimbangan, oselus untuk membedakan gelap dan terang, dan celah olfaktoris merupakan indra pembau.
Namun demikian Scypozoa belum mempunyai alat respirasi dan ekskresi khusus. Contohnya adalah Aurellia aurita,
berupa medusa dengan tepi berlekuk-lekuk yang banyak
Gambar 8.9 Hydra, Coelenterata
yang hidup di air tawar.
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
Gambar 8.10 Koloni Obelia.
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
Kingdom Animalia
147
ditemukan di daerah pantai. Aurellia juga mengalami pergiliran keturunan seksual dan aseksual. Aurellia memiliki
alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi secara internal di dalam tubuh betina.
Zigot yang terbentuk berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada
tempat yang sesuai kemudian tumbuh menjadi polip muda yang disebut skifistoma. Skifistoma membentuk tunas-tunas
lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring yang disebut strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan
melepaskan diri dan menjadi medusa muda disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.
c. Kelas Anthozoa
Anthozoa berasal dari bahasa Yunani anthos bunga dan zoon binatang jadi Anthozoa berarti hewan yang bentuknya
seperti bunga atau hewan bunga. Selama hidupnya Anthozoa berbentuk polip yang hidup melekat di dasar laut dangkal.
Kelas Anthozoa meliputi mawar laut dan koral. 1 Mawar Laut Anemon Laut
Mawar laut menempel pada dasar perairan meng- gunakan bagian tubuh yang disebut cakram kaki.
Permukaan atas terdapat mulut yang dikelilingi banyak tentakel berukuran pendek yang tersusun seperti
mahkota bunga. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak melekat sehingga
tubuhnya tetap bersih. Mawar laut mempunyai sistem saraf difus yang tidak memiliki sistem saraf pusat.
2 Koral Karang Koral atau karang hidup berkoloni membentuk massa
yang kaku dan kuat karena mempunyai kerangka yang terbuat dari kalsium karbonat. Koral hidup di laut
dangkal dengan suhu rata-rata 20°C daerah tropis antara 30°LU hingga 30°LS. Koral melakukan reproduksi
aseksual dengan pembentukan kuncup atau tunas. Contoh: Acropora, Stylophora, Leptoria, dan sebagainya.
Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu karangterumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu
karang pantai, karang penghalang, dan karang atol.
Ubur-ubur dapat dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur yang digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik. Selain
sebagai bahan kosmetik, di Jepang ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Karang atol, karang pantai, dan karang
penghalang dapat melindungi pantai dari abrasi air laut. Karang dan anemon membentuk taman laut yang menjadi tempat
persembunyian dan tempat perkembangbiakan ikan serta sebagai objek wisata.
Sumber: Microsoft Encarta,
2006
Gambar 8.12 Anemon laut, hidup
menempel di dasar laut.
Gambar 8.11 Aurellia, jenis Coelen-
terata yang berbentuk medusa.
Sumber: Microsoft Encarta, 2006
Tugas 8.3
Jelaskan cara perkembangbiakan dan daur hidup hewan Coelenterata
148
Biologi SMA dan MA Kelas X
3. Filum Platyhelmintes
Plathyhelminthes meliputi kelompok cacing yang tubuhnya pipih dan relatif sederhana dibandingkan filum cacing yang lain.
Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak, dan epidermisnya bersilia. Tubuhnya bersifat tripoblastik yang tidak
mempunyai rongga tubuh aselomata. Hidup di air tawar, air laut, dan tanah lembab, beberapa jenis bersifat parasit pada
hewan dan manusia. Cacing yang bersifat parasit mempunyai lapisan kutikula dan alat pengisap yang dapat disertai dengan
kait untuk menempel.
Cacing pipih belum mempunyai sistem peredaran darah dan sistem pernafasan. Hewan ini menggunakan seluruh permukaan
tubuh untuk melakukan pertukaran gas antara tubuh dan lingkungan secara difusi. Sistem pencernaan belum sempurna,
yaitu terdapat mulut, rongga pencernaan, namun tidak memiliki anus. Sistem ekskresi pada cacing pipih terdiri atas dua saluran
ekskresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal punggung. Kedua saluran
ekskresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api flame cell. Sistem saraf berupa tangga tali yang terdiri dari
sepasang ganglion otak di bagian anterior tubuh. Kedua ganglion dihubungkan oleh serabut-serabut saraf melintang dan dari
masing-masing ganglion membentuk saraf tangga tali yang memanjang ke arah posterior. Kedua tali saraf ini bercabang-
cabang ke seluruh tubuh.
Cacing pipih dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan memutuskan sebagian
anggota tubuh. Sedangkan reproduksi seksual dengan peleburan dua sel kelamin pada hewan yang bersifat hemafrodit.
Platyhelminthes dibedakan menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria cacing bersilia, Trematoda cacing pipih, dan Cestroda cacing
isap. a. Kelas Turbellaria
Hewan dari kelas Turbellaria memiliki bentuk tubuh pipih dan memiliki silia bulu getar. Biasanya hidup di air tawar
yang jernih, air laut, atau tempat lembab dan jarang yang bersifat parasit. Beberapa jenis memiliki dua mata dan tanpa
alat hisap. Hewan ini mempunyai kemampuan regenerasi yang besar, yaitu dari setiap potongan tubuhnya dapat
tumbuh menjadi individu baru. Contoh Turbellaria antara lain Planaria yang berukuran
0,5 – 1,0 cm dan Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm dan hanya keluar di malam hari. Planaria
mempunyai kepala berbentuk segitiga. Pada kepala terdapat dua bintik mata yang dapat membedakan intensitas cahaya.
Permukaan tubuh Planaria bersilia dan di tengah-tengah bagian tubuh terdapat mulut yang dilekngkapi dengan
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer,
2006
Gambar 8.13 Cacing hati, salah satu
jenis Platyhelminthes.
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer,
2006
Gambar 8.14 Planaria, salah satu
jenis Turbellaria.