commit to user 30
akan meningkatkan ketertarikan siswa untuk memainkannya. Adanya permainan yang lebih menarik dapat memberikan semangat baru bagi siswa untuk belajar
ditambah pula seolah-olah siswa sedang mengikuti suatu kuis berhadiah. Permainan Roda Impian mempunyai variasi soal yang lebih banyak,
sehingga siswa akan terlatih mengerjakan berbagai tipe soal. Di dalam materi Hidrosfer, siswa dikenalkan dengan istilah – istilah baru kaitannya dengan bahan
siklus hidrologi, perairan darat dan perairan laut, sehingga jika siswa lebih banyak berlatih maka siswa akan lebih mudah menguasai materi.
Berdasar karakteristik di atas, permainan Roda Impian dapat menambah motivasi belajar dan lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran,
karena permainan ini lebih banyak melatih pengetahuan dan keberanian berpendapat dengan jalan mengerjakan berbagai variasi soal. Dalam permainan
ini, jumlah soal lebih banyak dan dalam menjawab ada batasan waktu sehingga siswa dilatih untuk berpikir cepat, tepat dan kreatif, misalnya dengan
menggunakan cara-cara tertentu dalam menghafal dan memahami istilah – istilah dalam materi Hidrosfer agar menghemat waktu.
Dengan bermain Roda Impian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan minat belajar siswa akan materi pokok Hidrosfer. Belajar
sambil bermain memberi peluang kepada siswa untuk belajar dalam suasana bebas, menggembirakan dan bermakna. Bagaimana pun, bermain itu bukanlah
bermain yang bebas tanpa rancangan, tetapi bermain yang terstruktur, fleksibel dan memenuhi keperluan kognitif, psikomotor dan afektif siswa. Belajar sambil
bermain tidak selalu berakibat buruk pada hasil belajar siswa karena penyajian materi melibatkan siswa agar aktif dalam belajar dan bermain bersama
kelompoknya sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan motivasi siswa untuk belajar dan berprestasi.
c. Metode Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
“Metode Ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik.
Penggunaaan metode ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru,
commit to user 31
karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ceramah”. Sumantri, Mulyani dan Johar Permana, 2001: 116 .
Metode Ceramah menurut Hasibuan dan Moedjiono 1988: 13 adalah “Cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan”. Metode ceramah
dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan pemahaman siswa.
Pengajaran menggunakan metode Ceramah mengandung unsur paksaan pada siswa. Dalam hal, ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta
mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak
disamping menerima informasi dari guru. Meskipun demikian, penggunaan metode ceramah masih mutlak diperlukan dengan mempertimbangkan aspek
tujuan pengajaran, serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Ceramah sebagai metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan metode Ceramah menurut Gulo 2002 : 138, yaitu : “1 Hemat dalam menggunakan waktu dan alat, 2 mampu membangkitkan minat
dan antusias siswa, 3 membantu siswa untuk membangkitkan kemampuan mendengarnya, 4 merangsang kemampuan siswa untuk mencari informasi dari
berbagai sumber, 5 mampu menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui oleh siswa”.
Kekurangan metode Ceramah menurut Sumantri, Mulyani dan Johar Permana 2001: 119 adalah sebagai berikut : “1 Dapat menimbulkan
kejenuhan kepada
peserta didik
apalagi bila
guru kurang
dapat mengorganisasikannya, 2 menimbulkan verbalisme pada peserta didik, 3
materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru, 4 merugikan peserta didik yang lemah dalam ketrampilan mendengarkan, 5 menjejali peserta didik
dengan konsep yang belum tentu diingat terus, 6 informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman, 7 tidak merangsang perkembangan
commit to user 32
kreativitas peserta didik, 8 Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik.
Untuk meningkatkan keefektivan pengajaran dengan metode ceramah, maka di dalam penelitian ini juga menggunakan metode Tanya Jawab sebagai
variasi metode ceramah. Metode Ceramah Tanya Jawab digunakan dengan memanfaatkan keunggulan dan mengatasi kekurangan – kekurangan metode
ceramah. Metode Tanya Jawab menurut Sumantri, Mulyani dan Johar Permana
2001: 120 adalah “Cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau two way traffics dari guru ke peserta didik atau
dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik”.
Metode pembelajaran Tanya Jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
siswa memahami materi tersebut. Metode ini akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi
tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan dan pertanyaan terbuka
pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban, serta disajikan dengan cara yang menarik.
Jenis-jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom dalam Savin 2008: 16-18, antara lain: “1 Pertanyaan pengetahuan recall question atau knowledge
question, yaitu pertanyaan yang hanya mengaharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan siswa terhadap apa yang dipelajarinya, 2 Pertanyaan
pemahaman comprehention question, yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi – informasi
yang pernah diterimanya dengan kata – kata sendiri atau menginterpretasikan atau membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva dengan jalan
membandingkan atau membeda – bedakan, 3 Pertanyaan penerapan application question, yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberi
jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan dan informasi yang
commit to user 33
pernah diterima, 4 Pertanyaan analisis analysis question, yaitu pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasi
motif masalah yang ditampilkan, mencari bukti – bukti atau kejadian yang menunjang suatu kesimpulan atau generalisasi dan menarik kesimpulan
berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi dari atau berdasarkan informasi yang ada, 5 Pertanyaan sintesis synthesis question, yaitu pertanyaan
yang benar tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi dan daya kreasinya, 6 Pertanyaan evaluasi
evaluation question, yaitu pertanyaan yang menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap
suatu issue yang ditampilkan. Metode Tanya Jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam
mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan
penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektiv dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa
ditugasi membaca materi yang akan dibahas. Dalam metode ini, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa
menjawabnya, atau sebaliknya siswa bertanya guru menjelaskan. Dalam proses tanya jawab, terjadilah interaksi dua arah. Guru yang demokratis tidak akan
menjawabnya sendiri, tetapi akan melemparkan pertanyaan dari siswa kepada siswa atau kelompok lainnya tanpa merasa khawatir dinilai tidak dapat
menjawab pertanyaan itu. Dengan metode Tanya Jawab tidak hanya terjadi interaksi dua arah tetapi juga banyak arah
Hasibuan dan Moedjiono 1988: 14 mengemukakan bahwa “bertanya di dalam proses belajar mengajar memegang peranan penting sebab pertanyaan
yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan : 1 Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, 2 Membangkitkan minat
dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan, 3
commit to user 34
Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya, 4 Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang
baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik, 5 Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas”.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana 2001: 122 mengemukakan Kekurangan metode Tanya Jawab, yaitu : 1 Pada kelas besar pertanyaan tidak
dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya, 2 Peserta
didik yang tidak aktif tidak mempertahankan bahkan tidak terlibat secara mental, 3 Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian
menjawab dan bertanya kemampuan lisan, 4 Dapat membuang waktu bila peserta didik tidak responsif terhadap pertanyaan”.
2. Materi Pembelajaran